MAJALAHJURNALIS.Com (Deli Serdang) -Seorang
warga meninggal dunia akibat insiden tanah longsor yang terjadi di
Desa Rumah Kinangkung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara, Kamis (11/11/2021).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan
Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul
Muhari menyebut tanah longsor terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi di
daerah tersebut.
"Tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatra Utara, menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Insiden yang
menewaskan satu warga ini berlokasi di Desa Rumah Kinangkung, Kecamatan
Sibolangit," tuturnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/11/2021).
"Tanah longsor juga mengakibatkan satu warga luka-luka
dan 31 warga lainnya terdampak. Di samping itu, berdasarkan informasi BPBD
setempat, longsor disebabkan kondisi tanah yang labil," lanjut dia.
Abdul melanjutkan, berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten
Deli Serdang, kerugian materiil yang dialami antara lain sepuluh unit rumah
tertimbun, dua unit rumah rusak ringan, dan satu fasilitas ibadah dan satu unit
fasilitas masyarakat setempat atau jambur ikut terdampak.
BPBD dan lintas unsur perangkat daerah menurutnya telah
melakukan kaji cepat dan terus berupaya berkoordinasi dalam upaya penanganan
darurat, mulai dari evakuasi korban jiwa serta pembersihan material longsor di
kawasan tersebut.\
"Dinas Sosial Deli Serdang juga telah menyalurkan
bantuan logistik berupa 120 kotak makanan siap saji, 30 kotak makanan anak, 15
buah kasur, 15 buah matras, 5 buah tenda gulung merah serta 15 buah
selimut," kata dia.\
Lebih lanjut, Abdul menjelaskan kajian inaRISK menyebutkan
bahwa Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi bahaya bencana tanah longsor pada
tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada 9 kecamatan.
Selanjutnya, pantauan prakiraan cuaca tiga harian per 12
sampai 14 November yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) menunjukkan Provinsi Sumatera Utara didominasi cuaca berawan, cerah
berawan dan hujan ringan.
Abdul lantas mewanti-wanti seluruh warga untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap bencana terutama hidrometeorologi basah akibat dampak fenomena
La Nina di Indonesia.
Pada November hingga Februari sebagian besar wilayah
di Indonesia mengalami fenomena La Nina yang dapat memicu terjadinya
peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan dari 20 persen hingga 70
persen.
Masyarakat menurutnya juga dapat memantau potensi bencana di
wilayahnya melalui inaRISK dan potensi cuaca melalui laman BMKG.
"Perangkat daerah setempat bersama para ahli dapat
membuat peringatan dini sederhana terkait potensi pergerakan tanah apabila
terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi serta mempersiapkan tempat
evakuasi warga yang tinggal di daerah berpotensi terdampak tanah longsor dengan
mengedepankan protokol kesehatan," ujarnya.
0 Comments