“Cukuplah kejadian
keterlambatan Ambulance kemarin yang hendak membawa pasien berobat terhalang
palang dan akhirnya meninggal dunia. Kita berharap hal serupa tak terjadi lagi”
MAJALAHJURNALIS.Com (Labura) – Menyikapi nasib masyarakat Kualuh Leidong yang mengibah kepada pihak perkebunan
PT CSIL dan AKW ketika melintasi jalan kebun itu. Kian
hari semakin mempertontonkan keprihatinan warga setempat dan warga nitizen yang
viral baru-baru ini, ketika mobil Ambulan melintasi jalan tersebut yang
berujung pada kematian. Apalagi
ada pemilik sepeda motor antrian beramai-ramai menunggu palang merah yang melintang
di jalan kebun itu segera dibuka, pada akhirnya warga bersama-sama mengangkat
kendaraannya guna melintasi Palang Besi Bercat Merah itu, karena tak kunjung dibuka oleh penjaganya. Tontonan
itu semakin menarik didunia maya. Darwin Marpaung Sekretaris Daerah Jam'iyah
Batak Muslim Indonesia (DPD JBMI) Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat prihatin. Melalui
pesan WhatsApp-nya yang dihubungi Media ini, Senin (21/11/2022) mengatakan, mengingat
pentingnya jalan kebun tersebut bagi masyarakat luas serta para pedagang lainnya,
karena jalan utama (Jalan umum rusak parah dikarenakan curah hujan sangat
tinggi), maka jalan kebun menjadi solusinya dan jalan kebun itu berada didua perkebunan
milik PT AKW dan PT. CSIL.
Sebaiknya
para pemangku kebijakan di Pemkab Asahan dan Labuhanbatu Utara mengambil langkah-langkah
kongkrit menyikapi keluhan warga yang semakin hari semakin memprihatinkan. "Kami
berharap kepada Pemkab Labura dan Pemkab Asahan dapat bekerjasama menyikapi
masalah ini dan segera memanggil pihak perusahaan guna mendudukkan persoalan
ini sehingga mendapat solusinya,” ujar Darwin. Ditambahkannya,
masyarakat dan Pemerintahan Kecamatan Kualuh Leidong sangat berharap agar
dibuat Gardu Pos di lokasi Palang Merah itu, untuk mempermudah bagi pengguna
jalan yang melintas. Dan
selayak juga pihak perusahaan harus memberikan izin bagi masyarakat yang melintas
di perkebunan tersebut. Apa
lagi jika barang yang diangkut itu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Contohnya minyak yang dibawa oleh para along-along. Sepengetahuan
kami sebagianminyak itu
diperuntukkanuntuk nelayan tradisional
yang mata pencariannya hanya melaut, ujarnya.
Masih
dikatakan Darwin, kami mengajak masyarakat Kualuh Leidong agar membuat
permohonan bersama-sama kepada Pemkab Asahan dan Labura agar masalah melintasi
jalan dari dua perusahaan perkebunan ini dapat terselesaikan. Kami
yakin dalam hal ini pasti ada solusi yang dapat disepakati, karena bukan kali
ini saja terjadi. Dan kesepakatan itu sudah dilakukan dan disepakati bersama
antara Muspika Kecamatan Kualuh Leidong bersama dengan pihak perusahaan
perkebunan terkait pada tahun lalu. Saya
berharap kepada pihak perusahaan agar tidak mempertahankan Ego dengan tidak
memberikan fasilitas jalan kepada masyarakat. Dan alangkah baiknya jika
kehadiran perusahaan itu bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang
kita maksud ialah memberikan izin. Dan cukuplah kejadian keterlambatan
Ambulance kemarin yang hendak membawa pasien berobat terhalang palang dan
akhirnya meninggal dunia. Kita berharap hal serupa tak terjadi lagi. Betapa
mirisnya jika perusahaan itu tidak memberikan akses jalannya kepada masyarakat.
Kita maklum, jikalau ada larangan untuk truk berat dengan muatan yang melebihi
kapasitas karena dapat merusak akses jalan kebun. Seharusnya ini dipilah-pilah. “Kami
berharap hal ini segera terselesaikan dengan cepat. Kepada kawan-kawan yang mau
bekerjasama, ayo kita bersatu dan menyatukan suara menyikapi hal ini agar tidak
lagi berlarut-larut dan akibatnya berdampak pada masyarakat Kualuh Leidong,”
ucapnya mengakhiri. (DM/Amin Hsb)
0 Komentar