Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Darwin Sekretaris DPD JBMI Labura Berharap Adanya Kebijakan Pemerintah Terkait Jalan Kebun di Kualuh Leidong

 

Darwin Marpaung. @doc Darwin Marpaung


“Cukuplah kejadian keterlambatan Ambulance kemarin yang hendak membawa pasien berobat terhalang palang dan akhirnya meninggal dunia. Kita berharap hal serupa tak terjadi lagi”


MAJALAHJURNALIS.Com  (Labura) – Menyikapi nasib masyarakat Kualuh Leidong yang mengibah kepada pihak perkebunan PT CSIL dan AKW ketika melintasi jalan kebun itu.
 
Kian hari semakin mempertontonkan keprihatinan warga setempat dan warga nitizen yang viral baru-baru ini, ketika mobil Ambulan melintasi jalan tersebut yang berujung pada kematian.
 
Apalagi ada pemilik sepeda motor antrian beramai-ramai menunggu palang merah yang melintang di jalan kebun itu segera dibuka, pada akhirnya warga bersama-sama mengangkat kendaraannya guna melintasi Palang Besi Bercat Merah itu,  karena tak kunjung dibuka oleh penjaganya.
 
Tontonan itu semakin menarik didunia maya. Darwin Marpaung Sekretaris Daerah Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (DPD JBMI) Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat prihatin.
 
Melalui pesan WhatsApp-nya yang dihubungi Media ini, Senin (21/11/2022) mengatakan, mengingat pentingnya jalan kebun tersebut bagi masyarakat luas serta para pedagang lainnya, karena jalan utama (Jalan umum rusak parah dikarenakan curah hujan sangat tinggi), maka jalan kebun menjadi solusinya dan jalan kebun itu berada didua perkebunan milik PT AKW dan PT. CSIL.


Sebaiknya para pemangku kebijakan di Pemkab Asahan dan Labuhanbatu Utara mengambil langkah-langkah kongkrit menyikapi keluhan warga yang semakin hari semakin memprihatinkan.
 
"Kami berharap kepada Pemkab Labura dan Pemkab Asahan dapat bekerjasama menyikapi masalah ini dan segera memanggil pihak perusahaan guna mendudukkan persoalan ini sehingga mendapat solusinya,” ujar Darwin.
 
Ditambahkannya, masyarakat dan Pemerintahan Kecamatan Kualuh Leidong sangat berharap agar dibuat Gardu Pos di lokasi Palang Merah itu, untuk mempermudah bagi pengguna jalan yang melintas.
 
Dan selayak juga pihak perusahaan harus memberikan izin bagi masyarakat yang melintas di perkebunan tersebut.
 
Apa lagi jika barang yang diangkut itu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Contohnya minyak yang dibawa oleh para along-along.
 
Sepengetahuan kami sebagian  minyak itu diperuntukkan  untuk nelayan tradisional yang mata pencariannya hanya melaut, ujarnya.


Masih dikatakan Darwin, kami mengajak masyarakat Kualuh Leidong agar membuat permohonan bersama-sama kepada Pemkab Asahan dan Labura agar masalah melintasi jalan dari dua perusahaan perkebunan ini dapat terselesaikan.
 
Kami yakin dalam hal ini pasti ada solusi yang dapat disepakati, karena bukan kali ini saja terjadi. Dan kesepakatan itu sudah dilakukan dan disepakati bersama antara Muspika Kecamatan Kualuh Leidong bersama dengan pihak perusahaan perkebunan terkait pada tahun lalu.
 
Saya berharap kepada pihak perusahaan agar tidak mempertahankan Ego dengan tidak memberikan fasilitas jalan kepada masyarakat. Dan alangkah baiknya jika kehadiran perusahaan itu bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang kita maksud ialah memberikan izin. Dan cukuplah kejadian keterlambatan Ambulance kemarin yang hendak membawa pasien berobat terhalang palang dan akhirnya meninggal dunia. Kita berharap hal serupa tak terjadi lagi.
 
Betapa mirisnya jika perusahaan itu tidak memberikan akses jalannya kepada masyarakat. Kita maklum, jikalau ada larangan untuk truk berat dengan muatan yang melebihi kapasitas karena dapat merusak akses jalan kebun. Seharusnya ini dipilah-pilah.
 
“Kami berharap hal ini segera terselesaikan dengan cepat. Kepada kawan-kawan yang mau bekerjasama, ayo kita bersatu dan menyatukan suara menyikapi hal ini agar tidak lagi berlarut-larut dan akibatnya berdampak pada masyarakat Kualuh Leidong,” ucapnya mengakhiri. (DM/Amin Hsb)

Post a Comment

0 Comments