MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) -Presiden
Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pemimpin daerah agar mewaspadai kenaikan
harga beras. Akibat
terjadinya kekeringan ekstrem dan fenomena El Nino, sebanyak 19 negara telah
membatasi ekspor pangannya, termasuk komoditas beras, daging, minyak, jagung,
gula, dan tepung. Hal itu
disampaikan Jokowi saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2023 dan
pemberian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award di Istana Negara,
Jakarta, Kamis (31/8/2023). Jokowi
menceritakan, dirinya telah bertemu dengan sejumlah kepala negara, seperti
Sheikh Hasina dan PM India Narendra Modi. "Bagaimana
harga beras enggak naik? Mereka semuanya enggak ekspor,
pegang untuk keamanan dalam negerinya. Sehingga perlu saya ingatkan, urusan
beras tolong dilihat betul. Ini kebutuhan pokok kita. Dicek betul. Ada
kenaikan, memang, saya lihat mungkin 5-6 persen, tapi tetap harus diwaspadai,”
kata Jokowi. Karena itu,
dalam setiap kunjungannya ke daerah, Jokowi pun selalu menyempatkan untuk
mengecek berbagai harga kebutuhan pangan, termasuk beras. Masalah beras, kata
dia, perlu diwaspadai bersama karena adanya ancaman dari super El Nino. “Dan saya
senang stok di Bulog yang biasanya 1,2, ini sudah tadi saya tanya Pak Budi
Waseso (dirut Bulog, Red) di gudang sudah ada 1,6 juta ton. Artinya dari sisi
stok, kita memiliki dan dalam perjalanan ada 400 ribu. Ini dipakai untuk
mengendalikan harga,” lanjut dia. Dampak dari
kekeringan ekstrem diprediksi berlangsung hingga awal 2024. Karena itu, Jokowi
juga meminta kepala daerah agar memperhatikan produktivitas pertaniannya.
Sebab, jika semua negara sudah menghentikan ekspor bahan pangan, Indonesia
hanya bisa mengandalkan hasil produksi dalam negeri. “Mau membeli
beras, gandum, dari negara lain yang sudah setop ekspornya sudah enggak bisa.
Dan inflasi beras di Indonesia di Juli kemarin memang benar 6,4 persen. Ini
yang kita harus hati-hati,” ujar Jokowi. Jokowi juga
meminta agar data stok neraca pangan daerah diintegrasikan. Data integrasi itu
dinilai penting untuk menjadi basis pengambilan keputusan. Selain itu,
koordinasi antardaerah tentang stok bahan pangan juga diperlukan untuk
menutup kekurangan bahan pangan di daerah lainnya. Selain itu,
Jokowi juga mengingatkan agar daerah meningkatkan cadangan pangannya sehingga
jika terjadi permasalahan pangan, daerah bisa segera mengatasi dan mencari
solusinya. Ia tak ingin peristiwa kelaparan di Papua Tengah kembali terjadi. “Seperti
yang terjadi di Papua kemarin, kita cek memang tidak ada stok sama sekali.
Karena tidak ada cadangan pangannya, drop dari Jakarta. Tidak bisa seperti itu.
Harus daerah itu memiliki cadangan pangan dan tidak mahal. Apa yang memang itu
perlu, cadangkan. Buat cadangan beras meskipun Bulog ada,” ujar Jokowi. Berdasarkan
panel harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium secara nasional
per Kamis (31/8/2023) sebesar Rp 12.340 per kg. Harga tersebut meningkat lebih
tinggi dari posisi awal Januari yang sebesar Rp 11.550 per kg. Kenaikan
harga beras juga sedang menjadi perhatian pemerintah daerah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung akan berkoordinasi
dengan Bulog agar dapat melakukan operasi pasar menekan harga beras yang naik.
Sejak awal Agustus, harga beras berbagai jenis mengalami kenaikan hingga Rp
2.000 per kilogram. Kabid
Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung
Meiwan Kartiwa mengatakan, harga beras yang dijual di sejumlah pasar tradisional
mengalami kenaikan. Namun, kenaikan harga beras berkisar di angka Rp 500 hingga
Rp 1.000 per kilogram. "Ya
kalau tadi monitoring ke pasar, kenaikan (harga beras)
lumayan. Kalau naik Rp 2.000, tidak, tapi di beberapa pedagang mungkin ada.
Yang saya survei rata-rata naik Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram, ada
sedikit kenaikan," ucap dia, Kamis (31/8/2023). Ia
menuturkan, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Kota Bandung,
tapi juga di beberapa daerah, seperti di Majalengka, harga beras turut mengalami
kenaikan signifikan. Meiwan mengatakan, penyebab harga beras naik dipengaruhi
faktor musim kemarau dan terjadi gagal panen di beberapa tempat. Untuk
mengatasi kenaikan harga beras, ia akan berkoordinasi dengan Perum Bulog apakah
dapat menggelontorkan beras ke pasar agar dapat menekan harga. Ia mengaku sudah
melihat beras Bulog berada di sejumlah pasar-pasar tradisional. Untuk
komoditas lainnya, ia mengatakan relatif masih stabil, bahkan terdapat
penurunan harga. Harga komoditas cabai rawit merah dan hijau stabil, harga
bawang merah dan telur ayam turun. "Komoditas
lain masih stabil, cabai rawit merah, dan hijau stabil. Bawang merah turun.
Yang sudah mulai turun telur ayam, bahkan tadi saya menemukan di jual Rp 26
ribu per kilogram, bahkan besok mau jual Rp 25 ribu," kata dia. Di daerah
lainnya, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan
Kabupaten Bantul memastikan stok beras masih aman meski terjadi kenaikan harga
selama sepekan terakhir ini. Kepala DKUKMPP Kabupaten Bantul Agus
Sulistiyana menjelaskan, salah satu penyebab naiknya harga beras karena El Nino
yang lebih panjang dan memengaruhi masa panen raya. Akan tetapi, stok beras
untuk Kabupaten Bantul saat ini masih aman. "Untuk
stok saat ini masih aman. Di Bulog belum dikeluarkan, sehingga nanti kalau itu
dikeluarkan mungkin akan stabil," ujar Agus kepada awak media, Kamis
(31/8/2023). Harga beras
perlahan merangkak setiap pekan. Apabila kenaikannya mengalami peningkatan
secara signifikan, pihaknya akan membuat laporan lebih lanjut untuk pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi. Ini yang akan menentukan apakah perlu diadakan
operasi pasar. Subkoordinator
Kelompok Substansi Pengendalian Barang Pokok dan Penting Dinas Koperasi UKM
Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Zuhriyatun Nur Handayani,
menambahkan, kenaikan harga beras sebenarnya telah dimulai sejak awal tahun
yang kemudian perlahan kembali stabil. Harga beras
kembali perlahan naik pada awal Agustus. Ini berdasarkan pantauan di lima pasar
sebagai barometer untuk mengukur fluktuasi harga, antara lain di Pasar Bantul,
Pasar Niten, Pasar Imogiri, Pasar Piyungan, dan Pasar Pijenan. "Pada
Agustus harga beras mulai naik sedikit demi sedikit, per pekan ada
kenaikan," kata Zuhriyatun. Berdasarkan
pantauan terakhir pada akhir pekan lalu, rata-rata harga beras premium yakni Rp
12.285 per kg, sedangkan beras medium Rp 11.585 per kg. Harga beras medium
sudah sedikit melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang sebesar Rp 10.900 per
kg. Sumber : Republika
0 Comments