IU
Bermain Peran Ganda di Drama WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINES.
(instagram/netflixkr) © 2025 Liputan6.com
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
– Serial terbaru dari Netflix Korea, When Life Gives You
Tangerines, telah mencapai prestasi mengesankan dengan menjadi seri non-Inggris
yang paling diminati di platform tersebut.
Tayangan yang pertama kali muncul pada
7 Maret ini berhasil menarik perhatian global dan menduduki posisi kedua dalam
daftar seri non-Inggris Netflix pada minggu ketiga bulan Maret.
Berlatar belakang Korea dari tahun
1960-an hingga saat ini, When Life Gives You Tangerines menceritakan perjalanan
hidup karakter-karakter utamanya yang penuh liku.
Seri ini menampilkan budaya dan
sejarah Korea yang kaya, dengan fokus pada kehidupan pedesaan di Pulau Jeju
serta dinamika peran gender di masa lalu.
Para karakter dalam cerita ini
berbicara menggunakan dialek khas dan narasi diperkaya dengan referensi budaya
yang mendalam. Termasuk keberadaan haenyeo (penyelam wanita) yang mengumpulkan
hasil laut, serta lagu-lagu klasik Korea yang menambah nuansa cerita.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan
pada 24 Maret, Park Bo Gum, aktor utama yang berperan sebagai versi muda salah
satu tokoh utama, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kesuksesan internasional
dari serial ini.
"Luar biasa. Sangat menarik dan
mengejutkan bahwa cerita tentang hubungan manusia dan keluarga, yang dipenuhi dengan
perasaan Korea, bisa diterima bahkan di negara-negara lain," ujar Park Bo
Gum, seperti yang dikutip dari situs The Korea Herald pada Selasa (8/4/2025).
Analisis
Para Kritikus
Menurut para ahli, daya tarik dari
When Life Gives You Tangerines terletak pada tema-tema universal yang disajikan
dengan ritme yang pas. Kritikus budaya pop, Jung Ji-ouk, menekankan drama
keluarga ini memiliki peluang besar untuk diterima secara global.
"Fakta bahwa seluruh keluarga
bisa menontonnya bersama dan bahwa itu menceritakan kisah sebuah keluarga,
dapat memberi rasa universal," katanya.
Dengan pendekatan yang cermat, drama
ini mampu menjangkau berbagai kalangan penonton, menjadikannya relevan di
berbagai budaya. Selain itu, narasi yang kuat dan karakter yang mendalam
semakin memperkuat daya tariknya, membuat penonton merasa terhubung dengan
kisah yang disampaikan.
Menyusun
Alur Cerita
Profesor Park Ki-soo dari Universitas
Hanyang menyatakan serial ini tidak terburu-buru dalam pengembangan alur
cerita.
"Alih-alih membuat plot bergerak
cepat atau berlarut-larut seperti drama harian yang bisa menyebabkan kelelahan
emosional, When Life Gives You Tangerines menyajikan adegan emosional yang
berdampak dan memberikan waktu untuk beristirahat sebelum melanjutkan ke adegan
berikutnya," jelas Park.
Sehingga penonton tidak hanya
menikmati cerita, tetapi juga merasakan emosi yang disampaikan dengan lebih
kuat. Keputusan untuk tidak mempercepat alur cerita terbukti efektif dalam
menciptakan pengalaman menonton yang lebih memuaskan.
Salah satu elemen naratif yang membuat
drama ini sangat menarik adalah perjalanan tokoh utama, Ae-sun. Kisahnya
mengingatkan pada cerita klasik seperti The Little Princess, sebuah novel
anak-anak yang menggambarkan kehidupan Sara Crewe, seorang gadis muda yang
harus menghadapi berbagai kesulitan setelah kehilangan kedua orangtuanya.
"Ini adalah motif yang sangat
umum. Seorang pahlawan wanita yang menghadapi kesulitan setelah kehilangan
orangtuanya mengingatkan pada cerita seperti The Little Princess, yang secara
alami memunculkan resonansi emosional," kata Park Ki-soo.
Perjalanan Ae-sun tidak hanya menarik
perhatian penonton, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan
dan harapan. Melalui tantangan yang dihadapinya, kita belajar tentang kekuatan
untuk bangkit kembali meskipun dalam keadaan yang sangat sulit.
Sumber : Merdeka.com
0 Comments