Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menjawab Rumor Jokowi Tidak Nyaman di Kandang Banteng

 Oleh: Yusfitriadi



MAJALAHJURNALIS.Com - Fenomena Kaesang bergabung menjadi anggota PSI menambah panjang deretan anomali politik menjelang Pemilu 2024. Bagaimana tidak, Jokowi adalah kader dan "petugas partai" PDIP, namun anaknya malah bergabung ke partai "bocil".
 
Tidak hanya sekadar partai bocil, PSI juga disebut-sebut sudah berada di lingkaran partai yang mendukung Prabowo sebagai bakal calon presiden. Hal ini juga terjadi di tengah isu ketidakharmonisan Jokowi dengan PDIP, karena Jokowi terkesan "mengendorse" beberapa partai untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
 
Fenomena anomali politik ini tentu saja semakin mempertegas beberapa rumor politik menjelang Pemilu 2024. Pertama, membenarkan rumor politik yang selama ini berkembang bahwa Kaesang akan akan bergabung dengan PSI.
 
Bahkan ketika rumor tersebut berembus, elite PDIP sangat reaksioner, baik Puan Maharani maupun Hasto Kristiyanto. Bahkan Hasto menyatakan akan memanggil Gibran untuk memastikan rumor tersebut. Sebelum Hasto memastikan, hari ini terjawab sudah, dengan diserahkannya KTA secara langsung kepada Kaesang oleh Ketua Umum PSI Giring Ganesha -belakangan posisinya digantikan oleh putra bungsu Jokowi itu.
 
Kedua, rumor ketidakharmonisan Jokowi dengan PDIP. Banyak rumor Jokowi meng-endorse Prabowo sebagai calon presiden, bahkan disebut-sebut Jokowi merupakan tokoh kunci yang mendorong beberapa partai politik merapat ke Prabowo.
 
Tentu saja kondisi tersebut membuat "gerah" para elite PDIP, karena jokowi merupakan kader terbaik dan petugas partai PDIP. Dan PDIP pun sudah mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal calon presiden, bahkan Jokowi langsung turut serta dalam mendeklarasikannya di Istana Batutulis Bogor. Sehingga sangat wajar terembus aroma tidak sedap terkait keharmonisan PDIP dan Jokowi.
 
Bergabungnya Kaesang tentu saja sesuatu yang tidak mungkin tanpa restu Jokowi, apalagi di tengah tensi politik yang semakin memanas menjelang Pemilu 2024 ini. Sekaligus bergabungnya Kaesang ke PSI menjawab isu tersebut, bahwa hubungan Jokowi dengan PDIP sedang tidak baik-baik saja.
 
Ketiga, menambah deretan panjang "pasukan" Jokowi tidak diperintahkan mendukung Ganjar. Setelah relawan Jokowi (Projo) diperintahkan Jokowi mendukung Prabowo, disusul dengan relawan Gibran yang mendeklarasikan dukungannya ke Prabowo.
 
Sekarang anak bungsu Jokowi masuk partai yang disinyalir akan menjatuhkan dukungannya ke Prabowo. Sehingga kondisi ini menambah deretan panjang yang memberikan kesan bahwa Jokowi tidak mendukung Ganjar sebagai bakal calon presiden 2024.
 
Terus bagaimana dampaknya dengan politik anomali yang sedang terjadi ini?
 
Tentu saja, bergabungnya Kaesang dengan PSI akan berdampak besar bagi dinamika politik menjelang Pemilu 2024 ini, karena satu hal saja, yaitu Kaesang anak Jokowi. Ada beberapa dampak yang mungkin terjadi.
 
Pertama, PDIP akan semakin "berang" merespons fenomena ini. Empirisnya terjadi pada Gubernur Maluku, yang dipecat sebagai kader PDIP karena istrinya bergabung dengan PAN. Sangat mungkin kondisi bergabungnya Kaesang dengan partai lain selain PDIP akan berujung pada pemanggilan Jokowi oleh PDIP. Namun apakah PDIP berani memberikan sanksi seperti yang diberikan kepada Gubernur Maluku, belum bisa dipastikan.
 
Kedua, stigma para politisi dan masyarakat akan semakin tergiring, bahwa Jokowi tidak mendukung Ganjar dan tidak "at home" di "kandang banteng". Apapun faktornya yang belum bisa dipahami oleh publik, kondisi ini semakin mempertegas bahwa Jokowi benar-benar tidak menemukan kenyamanan ada di lingkungan PDIP yang sudah membesarkannya.
 
Ketiga, suara PSI akan terangkat elektabilitasnya pada Pemilu 2024 dengan bergabungnya Kaesang. Karena kita tahu selain menjadi anak Jokowi, Kaesang juga disebut-sebut sebagai anak muda yang bisnisnya menggurita dan menjadi tokoh penting di belakang sejumlah start up di Indonesia.
 
Keempat, rumor Jokowi masih ingin menjadi "king maker" setelah tidak menjabat sebagai presiden. Banyak rumor bahwa Jokowi masih ingin menjadi "pemain utama" dalam kancah politik, walaupun sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. Salah satu rumor yang berkembang, Prabowo akan menyerahkan cambuk kepemimpinan Gerindra kepada Jokowi, jika Prabowo menjadi presiden.
 
Mungkin di situlah salah satu indikasinya bahwa Jokowi sangat terlihat jelas lebih mendorong Prabowo dibandingkan Ganjar. Apalagi Kaesang telah resmi menjadi Ketua Umum PSI hanya dalam hitungan jam setelah menerima KTA.
 
Selain itu, merapatnya Cak Imin ke Nasdem, disebut-sebut juga karena faktor bisikan kuat Jokowi. Sehingga jika rumor itu benar dan skenario Jokowi mulus, maka Jokowi akan menguasai partai-partai walaupun sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden. (Penulis merupakan Founder Visi Nusantara Maju dan pengamat politik dikutip dari RMOL.iD)

Post a Comment

0 Comments