Mendikbudristek
Nadiem Anwar Makarim saat menyerahkan penghargaan di acara Anugerah
Merdeka Belajar 2024 di Jakarta. @gambar Tribunnews.com
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebutkan bahwa kepemilikan bersama
menjadi kunci sukses Gerakan Merdeka Belajar.
“Kepemilikan bersama itu kata kunci
yang menjadi gerakan Merdeka Belajar. Dari dulu kami selalu mengutarakan, kalau
Merdeka Belajar ini hanya menjadi kebijakan pemerintah tidak mungkin sukses,
harus menjadi gerakan masyarakat secara masif,” kata Nadiem saat menghadiri
puncak acara Anugerah Merdeka Belajar 2024 di JCC Senayan Jakarta, Jumat (5/7/2024)
malam.
Pada puncak acara Anugerah Merdeka
Belajar tersebut, Nadiem juga memberikan penghargaan secara langsung kategori
anugerah utama kelompok pemerintah daerah (pemda) inspiratif pada kabupaten
daerah tertinggal, kelompok pemda transformatif tingkat kabupaten/kota, dan
kelompok pemda transformatif tingkat provinsi.
Adapun penghargaan Anugerah Merdeka
Belajar kelompok pemda inspiratif pada kabupaten daerah tertinggal diraih oleh
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara
Timur, dan Kabupaten Nias Utara, Aceh.
Sedangkan kelompok pemda transformatif
diraih oleh Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Sleman, Jawa Tengah. Sementara, untuk
Kelompok pemda transformatif tingkat provinsi diraih oleh Provinsi Kepulauan
Riau, Aceh, dan Bali.
“Saya menyampaikan selamat kepada ibu
dan bapak kepala daerah yang telah memperoleh penghargaan Anugerah Merdeka
Belajar. Tepuk tangan sekali lagi untuk semua kepala daerah yang dengan
berbagai macam usaha, susah payah membela hak belajar murid-murid di daerahnya,
dan terus meneruskan semangat dari Merdeka Belajar,” kata Nadiem.
Menurutnya, transformasi merdeka
belajar bukanlah hal yang mudah, sehingga acara Anugerah Merdeka Belajar tahun
2024 menjadi bentuk apresiasi Kemendikbudristek kepada seluruh pemda yang
mengupayakan perwujudan sekolah yang menjadi cita-cita bersama melalui
transformasi sistem pendidikan.
“Seperti apa, sih, sekolah yang kita
cita-citakan? Sekolah yang pembelajarannya berpusat kepada murid, bukan
berpusat kepada birokrasi atau administrasi. Kita ingin punya cita-cita sekolah
yang punya iklim yang inklusif, yang aman, dan merayakan kebhinekaan,”
tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Adi Prihantara menyampaikan, daerahnya turut
melakukan transformasi pendidikan dengan melibatkan seluruh pihak untuk saling
bergotong royong.
“Dampak yang utama -dirasakan- dalam
Merdeka Belajar adalah bagaimana pendidikan bisa dijalankan kepada seluruh anak
di kepulauan dengan bergotong royong, ada komunitas, guru, kepala sekolah,
pengawas, semuanya berperan,” kata Adi.
Menurutnya, kearifan lokal menjadi
kekuatan dalam penerapan kurikulum merdeka di daerah-daerah.
“Yang paling utama adalah bagaimana
konten atau kearifan lokal bisa masuk ke dalam kurikulum merdeka belajar,”
katanya.
Ke depan, pihaknya akan terus
mengembangkan kompetensi tenaga didik untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang
berbasis elektronik.
“Kurikulum merdeka akan terus
dikembangkan dan sekarang dari sudut pemerintah provinsi, kami ingin mengembangkan
kompetensi tenaga didik, sehingga mereka juga memperoleh kemampuan, pengetahuan
yang lebih, khususnya di dunia digital di mana saat ini sedang kita kembangkan
menuju pemerintahan berbasis elektronik,” katanya.
Sumber : Antara
0 Comments