Junaidi
Prasetyo, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Kebumen sukses
mengembangkan peternakan puyuh petelur.@Beritasatu.com/Muharom Adi.
MAJALAHJURNALIS.Com (Kebumen)
- Seorang aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Kebumen
bernama Juniadi Prasetyo sukses mengembangkan peternakan puyuh petelur.
Tidak hanya menghasilkan telur, tetapi
ia juga memanfaatkan kotoran puyuh menjadi pupuk kandang yang bernilai
ekonomis.
Di Desa Kambangsari, Kecamatan Alian,
Kebumen, Juniadi mengembangkan peluang bisnis yang menjanjikan, yakni budi daya
burung puyuh petelur. Dengan model kandang tertutup atau close house, Juniadi
berencana mengembangkan peternakan hingga mencapai 15.000 ekor burung puyuh
secara bertahap.
"Kalau kapasitas kandang 15.000
ekor, tetapi nanti secara bertahap mulai dari 5.000 ekor dahulu," kata
Juniadi.
Saat ini, dengan 5.000 ekor puyuh, ia
mampu menghasilkan sekitar 50 kilogram telur setiap hari. Telur-telur tersebut
dipasarkan melalui kerja sama dengan pengepul untuk memenuhi kebutuhan pasar
lokal Kebumen dan pasar luar kota.
"Setiap hari telur yang
dihasilkan dari 5.000 ekor puyuh ini, sekitar 50 kilogram telur,"
ungkapnya.
Juniadi menuturkan, harga telur puyuh
di pasaran cukup stabil, berkisar antara Rp 28.000 hingga Rp 30.000 per
kilogram. Namun, pada saat Ramadan hingga Lebaran, harga telur dari peternak
bisa melonjak hingga Rp 32.000 per kilogram. Ini menunjukkan potensi keuntungan
yang besar dari bisnis telur puyuh.
"Harga telur puyuh sendiri
termasuk stabil, kisaran Rp 28.000-Rp 30.000 ambil di kandang, tetapi saat
momen Lebaran naik bisa Rp 32.000 per kilogramnya," jelas Juni.
Selain telur, Juniadi juga melihat
potensi lain dari kotoran burung puyuh. Setiap hari, peternakannya menghasilkan
sekitar 200 kilogram atau 2 kuintal
kotoran puyuh. Kotoran hewan atau kohe ini kemudian diolah menjadi pupuk
kandang yang sangat diminati oleh petani.
Juniadi menjual pupuk kandangnya
dengan harga Rp 15.000 per kemasan ukuran 20 kilogram. Permintaan pupuk kandang
dari kotoran puyuh ini cukup tinggi, terutama dari para petani hortikultura di
Kabupaten Wonosobo.
"Kohe dari puyuh justru sangat diminati
para petani karena memiliki kandungan yang tinggi untuk kesuburan
tanaman," imbuhnya.
Sebelumnya, Juniadi juga memiliki
pengalaman dalam budi daya bebek petelur dan ayam pedaging. Pengalaman ini
membuatnya terinspirasi untuk mengembangkan kandang dengam model close house
untuk peternakan puyuhnya.
Kandang close house memiliki
keunggulan dalam mengurangi bau dan risiko penyakit, serta meningkatkan
produktivitas ternak. Inovasi ini menjadikan peternakan Juniadi sebagai yang
pertama di Kebumen yang menerapkan sistem kandang close house untuk budi daya
puyuh.
"Di Kebumen memang masih jarang
yang menerapkan model close house seperti ini dengan kapasitas besar, pdahal
dengan model kandang seperti ini lebih minim tertular penyakit dan
produktivitas telur lebih tinggi," ujar Junaidi, peternak budi daya puyuh
petelur.
Sumber : Beritasatu.com
0 Comments