Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Budi Daya Puyuh Petelur, Berhasil Dikembang Seorang ASN di Kebumen

 

Junaidi Prasetyo, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkab Kebumen sukses mengembangkan peternakan puyuh petelur.@Beritasatu.com/Muharom Adi.

MAJALAHJURNALIS.Com (Kebumen) - Seorang aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Kebumen bernama Juniadi Prasetyo sukses mengembangkan peternakan puyuh petelur.
 
Tidak hanya menghasilkan telur, tetapi ia juga memanfaatkan kotoran puyuh menjadi pupuk kandang yang bernilai ekonomis.
 
Di Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, Juniadi mengembangkan peluang bisnis yang menjanjikan, yakni budi daya burung puyuh petelur. Dengan model kandang tertutup atau close house, Juniadi berencana mengembangkan peternakan hingga mencapai 15.000 ekor burung puyuh secara bertahap.
 
"Kalau kapasitas kandang 15.000 ekor, tetapi nanti secara bertahap mulai dari 5.000 ekor dahulu," kata Juniadi.
 
Saat ini, dengan 5.000 ekor puyuh, ia mampu menghasilkan sekitar 50 kilogram telur setiap hari. Telur-telur tersebut dipasarkan melalui kerja sama dengan pengepul untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal Kebumen dan pasar luar kota.
 
"Setiap hari telur yang dihasilkan dari 5.000 ekor puyuh ini, sekitar 50 kilogram telur," ungkapnya.
 
Juniadi menuturkan, harga telur puyuh di pasaran cukup stabil, berkisar antara Rp 28.000 hingga Rp 30.000 per kilogram. Namun, pada saat Ramadan hingga Lebaran, harga telur dari peternak bisa melonjak hingga Rp 32.000 per kilogram. Ini menunjukkan potensi keuntungan yang besar dari bisnis telur puyuh.
 
"Harga telur puyuh sendiri termasuk stabil, kisaran Rp 28.000-Rp 30.000 ambil di kandang, tetapi saat momen Lebaran naik bisa Rp 32.000 per kilogramnya," jelas Juni.
 
Selain telur, Juniadi juga melihat potensi lain dari kotoran burung puyuh. Setiap hari, peternakannya menghasilkan sekitar 200 kilogram atau 2 kuintal  kotoran puyuh. Kotoran hewan atau kohe ini kemudian diolah menjadi pupuk kandang yang sangat diminati oleh petani.
 
Juniadi menjual pupuk kandangnya dengan harga Rp 15.000 per kemasan ukuran 20 kilogram. Permintaan pupuk kandang dari kotoran puyuh ini cukup tinggi, terutama dari para petani hortikultura di Kabupaten Wonosobo.
 
"Kohe dari puyuh justru sangat diminati para petani karena memiliki kandungan yang tinggi untuk kesuburan tanaman," imbuhnya.
 
Sebelumnya, Juniadi juga memiliki pengalaman dalam budi daya bebek petelur dan ayam pedaging. Pengalaman ini membuatnya terinspirasi untuk mengembangkan kandang dengam model close house untuk peternakan puyuhnya.
 
Kandang close house memiliki keunggulan dalam mengurangi bau dan risiko penyakit, serta meningkatkan produktivitas ternak. Inovasi ini menjadikan peternakan Juniadi sebagai yang pertama di Kebumen yang menerapkan sistem kandang close house untuk budi daya puyuh.
 
"Di Kebumen memang masih jarang yang menerapkan model close house seperti ini dengan kapasitas besar, pdahal dengan model kandang seperti ini lebih minim tertular penyakit dan produktivitas telur lebih tinggi," ujar Junaidi, peternak budi daya puyuh petelur.
Sumber : Beritasatu.com

Post a Comment

0 Comments