Ilustrasi
buruh pabrik.@Antara
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Presiden Prabowo Subianto berencana membentuk satuan
tugas (satgas) khusus untuk mengatasi pengangguran yang diperkirakan meningkat
akibat ancaman perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Ekonom dari Celios, Bhima Yhudistira
menekankan pentingnya satgas tersebut untuk memastikan pekerja yang terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK) mendapatkan hak pesangon mereka.
Berdasarkan estimasi Celios, kebijakan
tarif impor Trump berpotensi menyebabkan sekitar 1,2 juta pekerja kehilangan
pekerjaan pada tahun ini. Presiden Prabowo menginstruksikan pembentukan satgas
untuk menjembatani pekerja yang terdampak PHK dengan peluang kerja baru.
Para pekerja yang diberhentikan secara
hukum berhak menerima pesangon, meskipun besarannya bergantung pada lama masa
kerja. Semakin lama masa kerja, semakin besar kompensasi yang diterima.
Menjelang peringatan Hari Buruh
Internasional atau May Day pada Kamis (1/5/2025) isu hak pekerja, termasuk
pesangon yang belum dibayarkan, kembali mencuat.
Bhima Yudhistira menyebut banyak
perusahaan tidak memenuhi kewajiban membayar pesangon bahkan gaji terakhir pekerja.
Ia juga menyoroti lemahnya data ketenagakerjaan dan ketiadaan sanksi tegas bagi
perusahaan yang melanggar hak pekerja.
"Satgas ini harus bisa mendata
secara akurat siapa saja yang terkena PHK, baik di sektor formal maupun
informal. Data ini penting agar proses kompensasi bisa dilakukan secara
adil," ujar Bhima, Senin (28/4/2025).
Sebelumnya, Kementerian
Ketenagakerjaan melaporkan sepanjang dua bulan pertama 2025, terdapat 18.610
kasus PHK, dengan mayoritas terjadi di Jawa Tengah, mencapai 10.677 kasus.
Bhima menambahkan, pekerja penuh waktu
menjadi kelompok yang paling rentan terkena PHK karena banyak perusahaan lebih
memilih merekrut pekerja magang atau melalui sistem outsourcing. Sistem ini
memungkinkan perusahaan menekan biaya dengan membayar lebih rendah. Bahkan,
upah magang sering kali tidak cukup untuk menutupi ongkos transportasi.
"Perusahaan berdalih ingin
menekan biaya, padahal sebenarnya mereka menghindari tanggung jawab terhadap
hak ekonomi pekerja tetap," tambah Bhima.
Sekitar 200.000 pekerja diperkirakan
akan berkumpul di Monumen Nasional, Jakarta, untuk memperingati Hari Buruh pada
Kamis (1/5/2025). Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said
Iqbal, mengatakan para buruh akan mendesak pemerintah tidak hanya membentuk
satgas PHK, tetapi juga menghapus sistem outsourcing. Ia juga mengeklaim
Presiden Prabowo akan hadir dalam perayaan tersebut.
Sumber : Beritasatu.com
0 Comments