MAJALAHJURNALIS.Com (Simalungun)
- Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) 2025, Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih melakukan ziarah ke
makam Op. Guru Jason Saragih, pelopor dan tokoh pendidik Simalungun, di
Pematang Raya, Sumatera Utara. Kunjungan yang dilaksanakan, Jumat (2/5/2025)
ini juga ditandai dengan peresmian renovasi makam tokoh pendidikan tersebut. Kegiatan ziarah ini tidak hanya
dihadiri oleh Bupati Simalungun, tetapi juga didampingi oleh istri, Ny.
Darmawati Anton Achmad Saragih, Wakil Bupati Benny Gusman Sinaga bersama istri
Ny. Rospita Banny Gusman Sinaga, serta para pejabat tinggi Pratama di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun. Kunjungan ini menjadi bagian dari
rangkaian peringatan Hardiknas 2025 yang mengusung tema "Partisipasi Semesta
Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua." Dalam kunjungannya, Bupati Simalungun
meresmikan renovasi makam Op. Guru Jason Saragih sebagai bentuk penghargaan
terhadap jasa dan pengabdian tokoh pendidikan tersebut. Melalui momentum ini, Bupati
Simalungun menekankan pentingnya menjadikan Hardiknas sebagai dorongan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Simalungun.
"Peringatan Hari Pendidikan kali ini bukan sekadar seremoni, tetapi harus
menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pendidikan adalah masalah bersama,
diperlukan peran serta seluruh stakeholder bukan hanya pemerintah, namun juga
dukungan dari orang tua dan tenaga pendidik selaku mentor di lembaga
pendidikan," tegas Bupati. Op. Guru Jason Saragih merupakan tokoh
penting dalam sejarah pendidikan Simalungun. Perjalanan Jason Saragih sebagai
pendidik dimulai setelah ia melihat banyak anak-anak dan pemuda di daerahnya
yang tidak mendapat pendidikan. Keprihatinannya mendorong ia untuk menemui
Pendeta August Theis, penginjil Eropa pertama yang datang ke Simalungun. Atas
saran sang pendeta, Jason Saragih memutuskan untuk mundur dari jabatannya
sebagai mandor dan berangkat ke Depok, Pulau Jawa, untuk mengikuti Pendidikan
Guru pada 1 Juli 1911. Selama empat tahun, ia belajar di
Depok dan lulus dengan menyandang gelar Diploma Guru. Sekembalinya ke Pematang
Raya, Simalungun, ia memulai kariernya sebagai guru bantu di Zending Volkschool
dan kemudian diangkat sebagai kepala sekolah di Zendings Vervolgschool (sekolah
lanjutan). Dedikasi Jason Saragih terhadap pendidikan ditunjukkan dengan
kesediaannya menjemput langsung murid-muridnya ke rumah masing-masing untuk
berangkat ke sekolah dan belajar. Pada tanggal 3 September 1928, bersama
sejumlah tokoh Simalungun di Pematang Raya, Jason Saragih mendirikan
"Komite Na Ro Marpondah" dan diangkat menjadi ketua komite yang
bertugas menerjemahkan buku-buku pendidikan ke dalam bahasa Simalungun (Rudang
Ragi-Ragian). Pengabdiannya sebagai guru berlangsung selama 43 tahun sebelum
pensiun pada 1 Februari 1958. Meski sudah pensiun, hasratnya sebagai pendidik
tidak pernah surut dan ia tetap melanjutkan pengabdiannya untuk mengajar. Dua bulan setelah Guru Jason Saragih
meninggal dunia pada 30 Maret 1963, Bupati Simalungun saat itu, Radjamin Poerba
BC HK, melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 305/1963-Uod- tanggal 29 Mei 1963,
memberikan gelar penghormatan "Pelopor/Bapak Pendidik Simalungun"
kepada almarhum. Penghargaan ini diberikan atas jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan
Jason Saragih yang telah mengabdikan diri demi kemajuan anak-anak dan generasi
muda Simalungun. Pemerintah Kabupaten Simalungun juga
telah mengabadikan nama Jason Saragih sebagai nama jalan di kota Pematang
Siantar dan Sondy Raya, serta melakukan renovasi makam dan pembangunan gapura
yang diresmikan oleh Bupati Simalungun dalam kunjungan ziarah kali ini. Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih
menyatakan bahwa masyarakat Simalungun sudah sepantasnya menghormati Guru Jason
Saragih sebagai Pahlawan/Pelopor/Bapak Pendidik Simalungun. Proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh Guru Jason Saragih sangat berbeda dengan kondisi
sekolah saat ini, dimana ia harus menempuh perjalanan jauh melalui hutan-hutan
dan jalan setapak, mengajar hingga ke kampung-kampung dan huta-huta dengan
berjalan kaki. Perjuangan Guru Jason Saragih telah
menjadi motivasi bagi masyarakat, terutama generasi muda untuk semakin giat dan
rajin belajar. Banyak tokoh Simalungun yang berhasil melalui didikan Guru Jason
Saragih, termasuk mantan Bupati Simalungun Tuan Madja Purba dan Radjamin Purba. Dalam sambutannya, Bupati Simalungun
juga menegaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam
program prioritas pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Asta Cita
Presiden Prabowo. Sesuai program tersebut, pendidikan harus dikuatkan di semua
lini, dan harus dimulai sejak usia dini. Bupati juga menggarisbawahi isi pidato
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa pendidikan
merupakan hak dasar setiap warga negara tanpa diskriminasi. "Pendidikan
harus mampu membentuk pribadi yang berakhlak mulia, memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, serta berbagai kecerdasan untuk meraih kesejahteraan dan
kebahagiaan," tambahnya. Peringatan Hardiknas di Kabupaten
Simalungun tahun ini menjadi momentum penting bagi seluruh pemangku kepentingan
untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan. Ziarah ke makam Guru Jason
Saragih menjadi pengingat akan pentingnya dedikasi dan pengabdian dalam dunia
pendidikan, serta inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan diri melalui
pendidikan berkualitas. (Darmayani)
0 Comments