Pemimpin Partai
Bhumjai Thai, Anutin Charnvirakul duduk saat pemungutan suara oleh anggota
parlemen, Jumat, 5 September 2025.@AP/AP.
MAJALAHJURNALIS.Com (Bangkok) – Parlemen Thailand resmi memilih Anutin
Charnvirakul sebagai perdana menteri baru pada Jumat (5/9/2025).
Dalam pemungutan suara tersebut,
Anutin memperoleh 311 suara, mengalahkan Chaikasem Nitisiri dari Partai Pheu
Thai yang hanya meraih 152 suara dari 490 suara. Sebanyak 27 anggota parlemen
memilih abstain.
Anutin sudah diprediksi unggul
menjelang voting. Ia sebelumnya mengamankan 146 suara dari partainya
Bhumjaithai, serta dukungan tambahan dari sekutu politik. Sementara Partai
Rakyat, blok parlemen terbesar, juga menyatakan 143 anggotanya akan
mendukungnya dengan syarat parlemen dibubarkan untuk pemilu baru dalam empat
bulan.
Setelah terpilih, Anutin yang berusia
58 tahun menyampaikan tekadnya untuk segera bekerja.
“Saya akan bekerja sekeras mungkin,
setiap hari, tanpa hari libur, karena waktu tidak banyak. Kita harus segera
mengatasi masalah negara,” ujarnya.
Anutin, pewaris perusahaan konstruksi
ternama, sebelumnya menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Dalam
Negeri, serta Menteri Kesehatan. Ia dikenal luas setelah menepati janjinya pada
2022 untuk melegalkan ganja, meski kebijakan itu kini tengah diperketat untuk
kepentingan medis.
Perjalanan politik Anutin juga
diwarnai kontroversi, termasuk komentar kontroversial soal pandemi Covid-19
yang sempat membuatnya dikritik keras.
Terpilihnya Anutin menjadi pukulan
besar bagi dinasti politik Shinawatra yang selama dua dekade mendominasi
panggung politik Thailand. Gerakan populis mereka kian melemah akibat tekanan
hukum dan politik.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri
Thaksin Shinawatra kembali mencuri perhatian setelah tiba-tiba terbang ke Dubai
menjelang voting.
Thaksin mengaku berangkat untuk
pemeriksaan medis, tetapi langkah itu memicu spekulasi terkait kasus hukum yang
tengah dihadapinya.
Mahkamah Agung Thailand dijadwalkan
memutuskan Selasa mendatang terkait status perawatan medis Thaksin, yang bisa
memengaruhi keabsahan pembebasan dirinya tahun lalu.
Meski kalah, Partai Pheu Thai
menegaskan akan tetap berjuang. “Kami akan kembali untuk menyelesaikan
pekerjaan bagi rakyat Thailand,” demikian pernyataan partai tersebut.
Sumber :
Beritasatu.com
0 Komentar