ilustrasi lebaran. liputan6.com
MAJALAHJURNALIS.Com
- Bersilaturahmi saat lebaran adalah
kegiatan yang menjadi tradisi di banyak keluarga dan komunitas di Indonesia.
Namun, tak semua orang nyaman untuk bersilaturahmi pada saat lebaran ini.
Adanya
pertanyaan-pertanyaan atau basa-basi dari keluarga atau famili yang jarang
bertemu bisa menjadi momok bagi beberapa orang. Hal ini kadang bisa kurang
nyaman kita terima sehingga menyebabkan munculnya stres.
Adanya
pertanyaan yang terlalu ikut campur kehidupan kita atau karena ada masalah
pribadi, lebaran bisa jadi tak lagi menyenangkan. Ketakutan atau tekanan yang
kita alami ini bisa menjadi penyebab munculnya stres.
Sejumlah hal
bisa menjadi penyebab munculnya stres saat lebaran ini. Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan stres saat bersilaturahmi adalah:
Tekanan
Sosial
Saat
bersilaturahmi, kita mungkin merasa terpaksa untuk memenuhi ekspektasi orang
lain dan mencapai standar tertentu dalam bertindak, bicara, dan berpakaian. Hal
ini dapat menyebabkan tekanan sosial yang berat dan menimbulkan stres.
Pertanyaan
yang Tidak Nyaman
Saat
berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, kita mungkin akan ditanya mengenai
kehidupan pribadi, seperti status pernikahan, pekerjaan, atau kehidupan
romantis. Bagi seseorang, pertanyaan seperti ini dapat menimbulkan rasa malu,
tidak nyaman, dan membuat mereka merasa kurang berharga.
Rasa
Kesepian
Bagi
seseorang, berkumpul dengan keluarga atau teman-teman bisa menimbulkan rasa
kesepian dan perasaan tertinggal. Kondisi ini bisa tak nyaman dan menyebabkan
stres.
Jika kita
tidak memiliki banyak aktivitas atau topik pembicaraan yang menarik saat
berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, kita mungkin merasa bosan dan
kurang bersemangat. Hal ini mungkin dialami dengan keluarga yang jarang kita
temui atau yang tak memiliki kesamaan minat.
Cara Cegah Stres saat Lebaran
Untuk
mengatasi stres saat bersilaturahmi, ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan, antara lain:
Menyiapkan
Topik Pembicaraan
Sebelum
berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, siapkan topik pembicaraan yang
menarik dan relevan. Hal ini dapat membantu menghindari keheningan yang tidak
nyaman dan meningkatkan kenyamanan dalam berkomunikasi.
Menjaga
Perspektif yang Positif
Coba
berpikir positif dan melihat sisi positif dari situasi sosial seperti
bersilaturahmi. Fokus pada pengalaman menyenangkan yang dapat diambil dari
pertemuan tersebut.
Menetapkan
Batasan
Jika
pertanyaan atau topik tertentu terasa tidak nyaman, kita dapat menetapkan
batasan dengan sopan dan jelas. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita tidak
ingin membahas topik tersebut.
Hal Lain yang Bisa Dilakukan
Menghubungi
Teman atau Keluarga Lainnya
Bagi
seseorang yang merasa kesepian, mencari teman atau keluarga lainnya yang
memiliki minat atau kegiatan yang sama dapat membantu mengurangi rasa kesepian.
Fokus
pada Kegiatan Positif Lainnya
Cobalah
fokus pada kegiatan atau hobi yang positif dan menyenangkan untuk mengurangi
kebosanan dan mengalihkan perhatian dari stres
.
Namun, jika
rasa stres dan khawatir terus berlanjut dan mengganggu kesehatan mental dan
fisik, disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau tenaga kesehatan
mental. Hari lebaran seharusnya menjadi waktu tepat untuk memulihkan mental
kita dengan bertemu dengan keluarga dan bukannya menimbulkan masalah kesehatan
mental lain seperti stres.
Sumber : Merdeka.com
0 Komentar