![]() |
Jerit "Komando" Prajurit Luka Ditembaki KKB
Papua Depan Panglima TNI dan Kasad. ©2023 Merdeka.com
MAJALAHJURNALIS.Com (Papua) - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah meningkatkan status siaga tempur di daerah rawan di Papua. Hal ini setelah Kelompok Separatis Teroris (KST) menyerang prajurit yang mengakibatkan gugurnya sejumlah personel.
Mereka yang
gugur dalam misi penyelamatan Pilot Susi Air, yakni Pratu Miftahul Arifin,
Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan dan Prada Sukra. Saat ini, mereka telah
dievakuasi ke RSUD Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Meski
menaikan status siaga tempur, para prajurit di lapangan tetap diperintahkan
operasi penegakan hukum dengan soft approach. Hal
ini dilakukan agar tidak menimbulkan banyak korban.
"Kita
tetap melaksanakan operasi penegakan hukum dengan soft approach ya, kita tetap
mendahulukan itu, dari awal kita sampaikan itu," kata Yudo kepada wartawan
di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua, Selasa (18/4/2023).
"Tapi
tentunya dengan kondisi yang seperti ini, khususnya di wilayah tertentu ya kita
ubah menjadi operasi siaga tempur," sambungnya.
Menurut eks
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) ini, siaga tempur yang diterapkan saat ini
bukan pertama kali dilakukan. Karena, hal ini juga pernah dilakukan di Natuna.
Tidak
Ada Penambahan Pasukan
Meski
meningkatkan status menjadi siaga tempur di daerah rawan Papua, bukan berarti
adanya penambahan pasukan di Papua. Namun, nantinya bakal ada rotasi penempatan
pasukan saja.
"Tidak
ada, tidak ada penambahan pasukan. Pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi.
Merotasi dari pasukan tembak ini udah sampai setahun. Tentunya ini nanti kita
taruh dan kita rotasi dengan pasukan yang baru," kata Yudo kepada wartawan
di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua, Selasa (18/4/2023).
"Termasuk
yang kemarin ketemu, kemudian kita rotasi, kemudian ada pasukan yang tugas
selama setahun yang saya lepas sekitar ada 1.200 itu, yang dari Medan,
Palembang, Surabaya,
Kalimantan Tengah itu juga sama. Rotasi tapi hanya di daerah-daerah rawan
ini," sambungnya.
Bukan hanya
tidak adanya penambahan pasukan saja, melainkan juga tidak ada penambahan
alutsista.
"Alutista
enggak ada, jadi gini heli itu untuk evakuasi ya seperti ini ya untuk mendukung
logistik. Jadi penambahannya sebenarnya enggak ada ini sama dengan seperti yang
lalu ada heli karena medannya sulit," ungkapnya.
"Sehingga,
harus menggunakan heli untuk evakuasi medis untuk mendukung mendorong logistik
dan sebagaimana tadi. Jadi kita enggak menambah alutsista, alutsistanya ya
alutista untuk angkutan," katanya.
Empat
Prajurit Terpencar
Tim gabungan
TNI-Polri yang telah mengevakuasi empat prajurit TNI gugur ditembak Kelompok
Separatis Teroris (KST) ini sebelumnya terpencar saat mengevakuasi rekannya
almarhum Pratu Miftahul Arifin Prajurit Satgas Yonif R 321/GT ketika diserang
KKB di Mugi-Mam Nduga, Sabtu (15/4/2023).
Kapendam
XVII/Cenderwasih, Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan, empat prajurit TNI
termasuk di dalamnya Pratu Miftahul Arifin yang dalam proses pencarian dengan
kondisi meninggal dunia. Adapun keempat Prajurit tersebut yaitu (Alm) Pratu A,
Pratu I, Pratu K dan Prada S.
"Saat
ini keempat prajurit yang gugur tersebut telah dievakuasi ke RSUD Timika
Kabupaten Mimika, Papua Tengah," kata Herman, Rabu (18/4/2023).
TNI meminta
doa agar empat prajurit yang gugur di medan tugas mendapat tempat terbaik di
sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Besar.
Sumber : Merdeka.com
0 Comments