Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jakarta Terpanggang Cuaca Panas. Ini Penyebabnya…

 Oleh : Achmad F. Rais


Foto: Grandyos Zafna/detikcom


MAJALAHJURNALIS.Com - Banyak orang merasakan cuaca yang panas pada tahun ini di Jakarta dan sekitarnya. Suhu lingkungan begitu mengganggu aktivitas. Setiap hari pendingin ruangan selalu diaktifkan, bahkan beroperasi 24 jam. Ketika keluar rumah, baju dan celana panjang atau pakaian penutup seluruh tubuh merupakan pilihan yang harus diambil agar tidak terasa panas.
 
Data pengamatan BMKG mencatat suhu yang begitu tinggi 37.2°C dan 36.6°C di Tanjung Priok dan Kemayoran (17/10). Di Tangerang, temperatur menunjukkan angka 38.4°C (17/10). Tampak bahwa beberapa angka temperatur melebihi suhu normal badan manusia yang berada pada kisaran 36.1°C - 37.2°C sehingga ada panas yang masuk dari lingkungan ke tubuh manusia.
 
Cuaca Tidak Normal
 
Di Jakarta, temperatur memiliki pola dua puncak dalam satu tahun. Puncak suhu tersebut berkisar antara April dan Oktober dengan nilai rata-rata suhu maksimum berkisar antara 32°C - 33°C. Sedangkan nilai suhu maksimum lebih besar dari 37°C hanya tercatat pada beberapa hari pada 1989, 1992, 1993, 1997, 2002, 2004, 2012, dan 2021. Karena tidak terjadi di setiap hari dan setiap tahun, suhu Jakarta pada Oktober 2023 yang lebih besar dari 37°C bisa digolongkan ke dalam keadaan tidak normal.
 
Pemicu Cuaca Panas
 
Pola umum puncak temperatur pada Oktober terjadi akibat posisi semu matahari. Karena sumbu ekuator bumi yang miring 23.5°, maka posisi semu matahari ada di selatan ekuator pada Oktober di mana Jakarta berlokasi. Matahari seolah-olah berada tegak lurus di atas Jakarta. Posisi yang tegak lurus tersebut menjadikan matahari memanasi wilayah Jakarta. Matahari bergerak semu sampai Desember dan kembali lagi di atas Jakarta pada Maret.
 
Selain itu, musim kemarau juga turut andil dalam memicu cuaca yang panas. Musim kemarau yang ditandai dengan curah hujan kurang dari 150 mm/bulan menyebabkan kondisi permukaan terasa kering. Saat musim kemarau, awan-awan yang menutupi langit relatif lebih kecil dari keberadaan awan saat musim hujan. Awan-awan yang lebih sedikit menyebabkan radiasi matahari tidak banyak terhalangi untuk sampai ke permukaan.
 
Begitu juga El Nino yang saat ini sedang menguat memiliki pengaruh yang signifikan. El Nino adalah meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah sehingga pertumbuhan awan menjadi meningkat. Sebaliknya, pertumbuhan awan di Indonesia semakin menurun karena suhu permukaan laut juga mengalami penurunan. Area pertumbuhan awan aktif di Indonesia 'bergeser' ke Samudera Pasifik bagian tengah. Sedikitnya awan akibat El Nino menyebabkan radiasi matahari langsung memanasi permukaan.
 
Perubahan Iklim
 
Perubahan iklim adalah peningkatan atau penurunan unsur-unsur iklim dalam jangka waktu yang panjang (biasanya minimal 100 tahun). Dalam website BMKG, peningkatan suhu 0.03°C per tahun telah terjadi sebagai indikator perubahan iklim. Di sisi lain, suhu maksimum memiliki selisih 5°C terhadap rata-ratanya. Tentunya, tampak bahwa perubahan iklim tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan temperatur maksimum pada Oktober 2023 karena hanya meningkatkan 0.03°C.
 
Prediksi Cuaca Panas
 
Berbicara cuaca ke depan berarti membicarakan prediksi pemicu cuaca panas pada hari-hari mendatang. Beberapa bulan ke depan, matahari akan bergerak semu ke selatan Jakarta sehingga akan sudut datangnya radiasi matahari tidak lagi tegak lurus dengan permukaan. Akibatnya panas yang didapatkan oleh udara permukaan menjadi lebih rendah dari sebelumnya.
 
Seiring dengan menguatnya angin dari barat yang berasosiasi dengan musim hujan pada periode Desember - Februari, awan-awan aktif tumbuh di sekitar Jakarta yang akan menghalangi radiasi matahari masuk langsung ke permukaan. Selain itu, curah hujan juga akan lebih banyak turun yang mendinginkan permukaan. Lain halnya dengan El Nino, beberapa lembaga (seperti NOAA, IRI, dan ECMWF) memprediksi bahwa El Nino akan lebih kuat pada bulan Desember - Januari, tetapi akan mengalami penurunan pada Februari.
 
El Nino menguat pada akhir tahun juga terjadi pada 2015, bahkan dengan nilai indeks nino yang mencapai 2.6. Tetapi temperatur Jakarta hanya mencapai 33.8°C. Oleh karena prediksi factor-faktor tersebut, suhu permukaan November 2023 - Februari 2024 cenderung menurun dan tidak akan sepanas temperatur pada Oktober 2023.
 
(Penulis adalah mahasiswa Doktoral Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam IPB, peneliti Pusat Riset Geospasial BRIN).
Sumber : detiknews

Post a Comment

0 Comments