Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bobby Nasution Resmikan Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan

 


MAJALAHJURNALIS.Com (Medan) - Wali Kota Medan Bobby Nasution meresmikan revitalisasi Lapangan Merdeka Medan, Rabu (19/2/2025).
 
Revitalisasi selama tiga tahun itu menyelamatkan lapangan bersejarah di Kota Medan, Sumatera Utara, tersebut dari komersialisasi, okupansi perkantoran, serta area parkir yang tidak tertata dan kumuh.
 
“Lapangan Merdeka ini bisa kembali fungsinya seperti awalnya, yakni tempat berkumpul dan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan masyarakat untuk santai dan menghirup udara segar. Ini masih dikelilingi pohon yang tidak kami bongkar sama sekali,” kata Bobby.
 
Setelah peresmian, masyarakat bisa menggunakan Lapangan Merdeka Medan sebagai ruang publik. Pengerjaan di bagian atas lapangan berupa lintasan lari, hamparan lapangan, dan panggung rakyat sudah rampung. Namun, dua lantai ruang bawah tanah atau basemen masih dalam tahap penyelesaian dan belum bisa digunakan.
 
Bobby menyebut, Lapangan Merdeka Medan seluas 4,88 hektar merupakan tempat pertama kalinya kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan secara terbuka di wilayah Sumatera Timur pada 6 Oktober 1945. Namun, sebelum direvitalisasi, lapangan bersejarah itu tak tertata.
 
Monumen Perjuangan Kemerdekaan Nasional Indonesia dibangun kembali di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Rabu (19/2/2025). Lapangan Merdeka Medan menjadi wajah baru Kota Medan setelah direvitalisasi yang menghabiskan anggaran Rp 497 miliar sejak Juli 2022.
 
Fungsi dan roh Lapangan Merdeka Medan hilang sejak di kawasan itu didirikan pusat jajanan mewah Merdeka Walk, tempat parkir, perkantoran pemerintah, pos polisi, dan lapak buku bekas yang tidak tertata dan kumuh. Lapangan itu juga sempat dikelilingi beberapa lapis pagar dan terdapat jembatan penyeberangan yang terbengkalai.
 
Melihat kondisi itu, Pemerintah Kota Medan pun melakukan revitalisasi sejak Juli 2022. Revitalisasi dimulai dengan merobohkan semua bangunan dan pagar yang ada di lapangan. Hanya pohon trembesi yang ditanam sejak tahun 1880 yang dipertahankan di hamparan lapangan.
 
Setelah revitalisasi selesai, Lapangan Merdeka Medan pun menjadi wajah baru Kota Medan. Lapangan itu kini terasa lega tanpa bangunan komersial di atasnya dan memberikan pengalaman ruang yang baru bagi warga. Hamparan lapangan langsung terlihat dari jalan tanpa terhalang pagar dan area komersial.



Di hamparan lapangan hanya terdapat tanah lapang berumput, lintasan lari, panggung rakyat, Monumen Perjuangan Kemerdekaan Nasional Indonesia, dan pohon trembesi di sekelilingnya. Monumen Perjuangan Kemerdekaan Nasional Indonesia pun direkonstruksi ulang menyerupai monumen sebelumnnya.
 
Warga beraktivitas di basemen Lapangan Merdeka Medan Setelah diresmikan Wali Kota Medan Bobby Nasution, Rabu (19/2/2025). Lapangan Merdeka Medan menjadi wajah baru Kota Medan setelah direvitalisasi yang menghabiskan anggaran Rp 497 miliar sejak Juli 2022.


Di dua lantai basemen lapangan itu, terdapat tempat parkir, area komersial, museum kota, dan bioskop. Tempat parkir dirancang untuk menampung 425 mobil dan 300 sepeda motor. “Monumen ini kami perbaiki dan revitalisasi untuk mengenang peran besar Lapangan Merdeka bagi Kota Medan, bagi Sumut, dan bagi kemerdekaan Indonesia,” ucap Bobby.
 
Dia menyebut, revitalisasi Lapangan Merdeka Medan memakan waktu yang lama dan anggaran besar, yakni Rp 497 miliar. Anggarannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun jamak Kota Medan dan dibantu APBD Sumut.
 
Revitalisasi Lapangan Merdeka, kata Bobby, terintegrasi dengan revitalisasi kawasan Kota Lama Kesawan, termasuk beberapa gedung bersejarah seperti Gedung Warenhuis, Pos Bloc, dan lain sebagainya.
 
Jika tempat parkir sudah selesai dibangun, Pemkot Medan akan membatasi parkir di kawasan jantung kota itu dan memindahkan semua parkir ke basemen Lapangan Merdeka Medan. Dari lapangan itu, akan disiapkan bus pengumpan ke kawasan sekitarnya.
 
Bobby pun mengingatkan jajarannya agar proyek revitalisasi terus dijalankan, khususnya pengerjaan basemen. “Meskipun sudah dibuka bukan berarti penyelesaian yang kurang dimaklumi, tetapi yang kurang harus tetap diselesaikan,” katanya.
 
Gedung parkir dan kios toko buku di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, tampak kumuh dan bersebelahan dengan Monumen Perjuangan Kemerdekaan Nasional RI, Selasa (7/6/2022). Pemerintah Kota Medan akan mengembalikan fungsi lapangan menjadi ruang publik dengan membongkar semua gedung komersial dan perkantoran. Gedung bawah tanah akan dibangun di bawahnya.
 
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kota Medan Alexander Sinulingga mengatakan, revitalisasi Lapangan Merdeka Medan dilakukan untuk mengembalikan fungsinya sebagai alun-alun kota. “Ini wujud untuk mengembalikan fungsi cagar budaya, ruang terbuka hijau, dan ruang publik,” katanya.




Dalam catatan Kompas, revitalisasi Lapangan Merdeka sudah disuarakan oleh masyarakat lebih dari 14 tahun lalu. Melalui Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Medan-Sumut, masyarakat meminta Lapangan Merdeka Medan yang terhimpit diselamatkan dari komersialisasi dan okupasi.
 
KMS Medan-Sumut mendorong penetapan Lapangan Merdeka Medan sebagai cagar budaya melalui gugatan warga negara di Pengadilan Negeri Medan yang akhirnya dimenangkan warga. Warga awalnya mengapresiasi langkah pengosongan kawasan komersial di atas lapangan.
 
Namun, KMS Medan-Sumut menolak revitalisasi dilakukan dengan menggali tanah lapang untuk area komersial dan tempat parkir raksasa yang justru memanjakan kendaraan pribadi dan bertolak belakang dengan penggunaan angkutan umum.
 
Lanskap Lapangan Merdeka Medan setelah direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (19/2/2025). Lapangan Merdeka Medan menjadi wajah baru Kota Medan setelah direvitalisasi yang menghabiskan anggaran Rp 497 miliar sejak Juli 2022.
 
Guru besar Ilmu Sejarah dari Universitas Negeri Medan Ichwan Azhari menyebut, unsur utama yang harus dilindungi dari Lapangan Merdeka Medan adalah hamparan lapangan, pohon trembesi berusia 145 tahun, serta memori sejarah berbentuk fisik ataupun non fisik di dalamnya.
 
Ichwan menyebut, Lapangan Merdeka Medan harus ditempatkan sebagai bagian dari kawasan yang terintegrasi dengan sekitarnya sehingga lebih berenergi. Apalagi, lapangan itu didesain sama dengan lapangan di kota-kota di Eropa yang terintegrasi dengan balai kota, kantor pos, bank, hotel, pertokoan, stasiun kereta api, dan kawasan sekitarnya.
 
Lapangan Merdeka Medan dibangun pada tahun 1880 bersamaan dengan penanaman pohon trembesi di sekelilingnya. Alun-alun kota yang diberi nama De Esplanade itu berhadapan langsung dengan balai kota. Lapangan itu pernah berubah nama menjadi Fukuraido di masa pendudukan Jepang dan menjadi Lapangan Merdeka setelah proklamasi kemerdekaan RI.
 
Lapangan Merdeka ini bisa kembali fungsinya seperti awalnya, yakni tempat berkumpul dan ruang terbuka hijau yang bisa digunakan masyarakat untuk santai dan menghirup udara segar
 
Guru Besar (Emeritus) Antropologi Universitas Negeri Medan Usman Pelly mengatakan, revitalisasi Lapangan Merdeka Medan seharusnya memikirkan bagaimana mengembalikan Balai Kota Medan agar berhadapan lagi dengan Lapangan Merdeka sebagai alun-alun kota.
 
Hubungan itu menggambarkan relasi rakyat dengan pemimpin kotanya. Relasi itu terputus sejak hotel dibangun di kawasan balai kota dan Kantor Wali Kota Medan justru dipindah ke belakang hotel di seberang sungai.
Sumber : Kompas.id

Post a Comment

0 Comments