Ilustrasi:
Mega Halimah
MAJALAHJURNALIS.Com – Dalam menghadapi
kematian yang menjadi kekal dan abadi, maka sebagai umat yang taqwa kepada
Allah SWT, maka marilah kita wajib mempersiapkan diri dengan bekal ibadah dan
selalu berbuat kebajikan diatas bumi ini. Untuk mencapai itu semua! Marilah
kita baca selengkapnya, Khutbah Jumat Edisi 9 Februari 2024.
Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Maasyiral
muslimin rakhimakumullah!
Hadirin
Jamaah Shalat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat dan
hidayah Allah SWT. Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang
teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu
termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam
hingga akhir hayat kita.
Dan tentunya
kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang masih diberikan
kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah
kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.
Pujian hanya
layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah.
Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas
bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian
hanya milik Allah semata.
Pada
kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak kepada hadirin sekalian,
marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah
SWT, takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu
menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa
berzikir dan melaksanakan segala perintahNya.
Takwa dalam
arti kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi
dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya. Sehingga akan
menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam. (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102)
Dan
tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Maasyiral
muslimin rakhimakumullah!
Sidang salat
Jumat yang dirahmati Allah SWT
Dalam
Khutbah Jumat singkat ini, mari kita merenung sejenak tentang apa yang terjadi
di sekitar kita saat ini, di mana kita sedang menjalani masa pandemi Covid 19
yang sudah berjalan lebih dari setahun.
Sudah banyak
orang yang meninggal, tidak sedikit di antara mereka adalah Saudara kita, tiba
tiba sahabat kita meninggal dunia, siapa saja dan kapan atau di mana saja bisa
meninggal dunia.
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِ
Setiap yang
bernyawa akan merasakan mati.
Kematian
adalah sesuatu yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang menjadi gerbang dari
kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah kematian.
Maasyiral
muslimin rakhimakumullah!
Dalam Surat
Al-Baqarah ayat 28, Allah berfirman:
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ
وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ
ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Bagaimana
kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan
kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Dalam Tafsir
Ibn Katsir, dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan akan kekuasaan Allah dan
sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah sementara manusia awalnya tiada,
lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi ini. Ayat ini juga menunjukkan bahwa
kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah
kematian itu.
Jamaah
shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Maka apa
saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum
menghadapi kematian? Tentunya ada banyak hal. Namun setidaknya ada tiga hal
yang akan kita bahas pada kesempatan berharga ini.
Pertama,
beramal sebaik mungkin. Dalam surat Al-Mulk ayat 1-2, Allah berfirman:
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ
الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ
وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ
الْغَفُوْرُۙ
- Mahasuci Allah yang menguasai
(segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
- Yang menciptakan mati dan hidup,
untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Mahaperkasa, Maha Pengampun.
Maasyiral
muslimin rakhimakumullah!
Seperti
apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu
dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda:
فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ
وَإِنْ قَلَّ
Artinya;
sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun
itu sedikit.
Beramal sebaik
mungkin juga berarti bahwa pekerjaan itu kita lakukan dengan seikhlas mungkin,
semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita
kepada Allah maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam
diri kita bahwa bisa jadi itu adalah amal terakhir kita.
Maasyiral
muslimin rakhimakumullah!
Yang kedua,
menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya. Di antara yang dapat kita
persiapkan adalah dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta
mendidik anak kita menjadi anak yang saleh yang dapat mendoakan kita kelak.
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: ((إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ
اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ
عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ))؛ رواه مسلم
Artinya: diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Jika manusia mati, maka terputuslah
amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya,
dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya. (HR. Muslim).
Yang ketiga,
berdoa agar diberikan husnul khatimah. Apakah itu husnul khatimah? Di antara
tanda utama husnul khatimah ialah apabila ia mengucap kalimat laa ilaaha
illallaah di akhir hayatnya. Dalam sebuah hadith shahih yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:
” مَنْ
كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ”
“Barangsiapa
yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ maka dia akan masuk
Surga.”
Indikator
lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik
di akhir hidupnya.
قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه
وسلم ” إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ ” . فَقِيلَ كَيْفَ
يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ ” يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ
الْمَوْتِ” ”
Rasulullah
SAW bersabda: Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah
akan membuatnya beramal. Para sahabat bertanya; Bagaimana membuatnya beramal?
beliau menjawab: Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal
shalih sebelum dia meninggal. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Selain
berusaha dengan segenap amal saleh untuk mencapai husnul khatimah, kita juga
harus selalu berdo’a agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah.
Akhirnya,
semoga kita menjadi hamba Allah yang berhasil dalam mempersiapkan kehidupan
kita, yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. dan
Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang wafat dalam keadaan husnul
khatimah.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ
القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Maasyiral
muslimin rakhimakumullah!
0 Comments