Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Muharram Spirit Peningkatan Kualitas Ibadah

 

Gambar. @Suara.com

MAJALAHJURNALIS.Com - Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah atau tahun baru Islam. Dengan kata lain, bulan ini menjadi lembaran baru bagi semua umat Islam untuk memulai langkah dan semangat yang baru dalam beraktivitas. Karenanya, Muharram adalah bulan yang tepat untuk dijadikan spirit peningkatan kualitas semua aktivitas kebaikan, mulai dari ibadah, tanggung jawab dan yang lainnya.  
 
Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, “Khutbah Jumat: Muharram Spirit Peningkatan Kualitas Ibadah”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!  
 
Khutbah I
 
الْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ  
 
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ  
 
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
 
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagi Allah swt, yang telah menganugerahkan kita kesempatan untuk terus hidup, bernapas, dan merasakan nikmat-nikmat-Nya setiap saat. Dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita dapat terus menjalani kehidupan dengan penuh harapan dan kesempatan untuk terus memperbaiki diri, khususnya pada momentum datangnya bulan Muharram, sebagai tanda datangnya tahun baru Islam.  
 
Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alih wa sahbih, sebagai tanda penghormatan dan kekaguman kita terhadap beliau yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Semoga kita semua bisa terus istiqamah mengikuti jejak dan teladan yang telah dicontohkan olehnya, sehingga berada di barisan umat yang dibanggakan olehnya.  
 
Kami selaku Khatib tak henti-hentinya mengajak dan mengingatkan kepada kami sendiri, keluarga dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus meningkatkan iman dan takwa, serta mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa, serta menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.  
 
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah
 
Menjadikan bulan Muharram sebagai pemacu semangat beraktivitas dan beribadah merupakan salah satu cara terbaik dalam menyambut tahun baru Islam. Bulan Muharram sendiri merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri dari bulan-bulan yang lainnya, maka menjadikannya sebagai pemacu semangat untuk meningkatkan semua kualitas ibadah dan kebaikan adalah momentum yang sangat tepat.  
 
Keistimewaan bulan Muharram tidak lain selain karena bulan pertama dalam kalender Hijriah ini menjadi bagian dari bulan haram. Kita semua dianjurkan untuk memperlakukan bulan-bulan haram ini dengan sebaik mungkin. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an: 
 
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ  
 
Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah [9]: 36).  
 
Pada ayat di atas, Allah menjelaskan kepada kita semua bahwa dalam satu tahun terdapat dua belas bulan, dan di antara dua belas bulan itu terdapat empat bulan yang sangat dimuliakan (bulan haram), yaitu; (1) Dzulqa’dah; (2) Dzulhijah; (3) Muharram; dan (4) Rajab. Empat bulan ini disebut bulan haram tentu karena di dalamnya memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan dari bulan-bulan yang lainnya.  
 
Dengan demikian, sangat tepat menjadikan bulan Muharram sebagai spirit penyemangat diri untuk meningkatkan ibadah aktivitas dan aktivitas lainnya. Sebab, pada bulan ini semua amal ibadah dan kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah swt, sebagaimana disampaikan oleh Imam Al-Baghawi dalam kitab Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an, jilid IV, halaman 44:
 
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ  
 
Artinya, “Amal saleh lebih besar pahalanya pada bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan perbuatan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di bulan-bulan selainnya.”  
 
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah
 
Menumbuhkan semangat untuk berbenah dan semakin giat dalam melakukan kebaikan dan ibadah di setiap harinya merupakan salah satu ciri khas orang beriman. Rasulullah telah mengingatkan kepada kita semua, bahwa siapa saja yang hari-harinya lebih baik dari sebelumnya, maka ia adalah orang yang beruntung, namun jika sebaliknya, maka ia adalah orang yang terlaknat. Dalam salah satu hadits, Nabi saw bersabda:  
 
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
 
Artinya, “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan, siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).  
 
Kiranya hadits ini menjadi penyemangat bagi kita semua, untuk menjadikan bulan Muharram sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah, meningkatkan tanggung jawab, meningkatkan kewajiban dan kebaikan-kebaikan yang lainnya. Sebab sangat merugi ketika Allah memberikan nikmat datangnya hari-hari yang baru bagi kita, di mana umur semakin berkurang, sementara kita tidak melakukan manfaat sedikit un di hari itu. Imam Ibnu Rajab dalam kitab Ghida-ul Albab, halaman 348 mengatakan: 
 
 أَلَيْسَ مِنْ الْخُسْرَانِ أَنَّ لَيَالِيَا، تَمُرُّ بِلا نَفْعٍ وَتُحْسَبُ مِنْ عُمْرِي  
 
Artinya, “Bukankah termasuk kerugian, ketika malam-malam berlalu tanpa bisa meraih manfaat, padahal juga dihitung jatah umurku.”  
 
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah
 
Karena itu, mari kita jadikan momentum datangnya bulan Muharram ini sebagai ajang untuk meningkatkan semangat dalam melakukan aktivitas dan ibadah. Sebab, menjadikan bulan ini sebagai pemacu semangat beraktivitas dan beribadah, merupakan momentum yang sangat tepat, karena semua amal ibadah dan aktivitas kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, sehingga kita semua akan memanen pahala yang banyak dari ibadah dan kebaikan tersebut.  
 
Demikian adanya khutbah Jumat perihal menjadikan bulan Muharram sebagai spirit penyemangat diri untuk meningkatkan kualitas beribadah dan aktivitas lainnya. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.  
 
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 
 
Khutbah II 
 
 اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ   أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً   اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ   عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ  
 
Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.
Sumber: NU Online

Post a Comment

0 Comments