Korban jiwa serangan militer India di Pakista dilaporkan mencapai
delapan orang.@AP/MD Mughall
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Ketegangan di Asia Selatan kembali memanas setelah
militer India serang Pakistan dalam sebuah operasi militer besar bertajuk
“Operasi Sindoor”. Serangan ini menyasar sembilan titik di wilayah Pakistan dan
Kashmir yang dikuasai Pakistan. Pemerintah India mengeklaim targetnya
adalah infrastruktur kelompok teroris yang disebut sebagai dalang serangan
terhadap wisatawan di Kashmir India bulan lalu. Meski India menyebut aksinya
sebagai langkah "terukur" dan bukan upaya untuk memperbesar konflik,
korban jiwa tetap tak terelakkan. Pemerintah Pakistan mengonfirmasi
bahwa delapan orang tewas, termasuk anak-anak, dan lebih dari 35 lainnya
terluka akibat rudal-rudal yang menghantam wilayah penduduk sipil. Diketahui,
dua kota yang paling terdampak adalah Muzaffarabad dan Kotli, yang berada di
Kashmir wilayah Pakistan. “Serangan ini menghantam beberapa
lokasi sensitif, termasuk masjid di Bahawalpur yang menyebabkan satu anak tewas
dan dua warga luka-luka,” kata juru bicara militer Pakistan dikutip Al Jazeera,
Rabu (7/5/2025). Sementara itu, Pakistan merespons
balik dengan menyerang sejumlah target militer India dan mengklaim telah
menembak jatuh lima jet tempur India, serta menangkap beberapa tentara musuh. Aksi balas-membalas ini terjadi
setelah serangan bom yang menewaskan 26 wisatawan di Pahalgam, Kashmir India,
bulan lalu. New Delhi menuding kelompok militan yang berbasis di Pakistan
sebagai pelaku. Namun Islamabad membantah terlibat, dan memperingatkan bahwa
mereka akan merespons jika diserang lebih dulu. Eskalasi konflik India serang Pakistan
membuat dunia internasional ikut khawatir. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio
Guterres, mendesak kedua negara untuk menahan diri semaksimal mungkin. “Dunia
tidak sanggup menanggung risiko perang terbuka antara dua negara bersenjata
nuklir,” kata juru bicara PBB. Presiden AS saat ini, Donald Trump,
menyebut konflik ini sebagai “hal yang memalukan” dan berharap ketegangan
segera diredakan. Menurut analis politik internasional Nitasha Kaul, konflik
ini bisa berdampak paling besar bagi rakyat Kashmir yang selama ini menjadi
korban di antara tarik-menarik kekuatan dua negara. "Sayangnya, rakyat biasa yang
akan paling menderita. Ada tekanan politik dari dalam India untuk melakukan
serangan balasan, terutama di bawah pemerintahan nasionalis seperti sekarang,”
ujarnya. Ketika India serang Pakistan dengan
dalih keamanan, yang menjadi korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak.
Dunia kini menanti apakah kedua negara bisa meredam emosi, atau justru membawa
kawasan menuju konflik yang lebih besar. Sumber : Beritasatu.com
0 Komentar