Ticker

7/recent/ticker-posts

Titiek Sebut Ada Pengangkutan Batang Pohon Ditengah Bencana Berlangsung

 

Titiek Sebut Ada Pengangkutan Batang Pohon Ditengah Bencana Berlangsung

MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto alias Titiek Soeharto menyoroti kayu gelondongan terbawa banjir di Sumatera dalam rapat dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Titiek menyebut pengusaha dengan seenaknya memotong kayu besar yang tidak bersalah.
 
"Saudara Menteri, terus terang saya sedih, miris, dan saya marah. Bayangkan kayu sebesar itu, diameter 1,5 meter itu, berapa ratus tahun perlu tumbuh untuk pohon yang sebesar itu. Ini, manusia mana di Indonesia ini yang seenaknya saja bisa motong-motong kayu seperti itu? Apa salah itu kayu? Dia bikin, salah itu pohon itu apa? Dia bikin begitu banyak kebaikan buat manusia," kata Titiek dalam rapat dikutip Jumat (5/12/2025).
 
Apalagi, Titiek menyebut ada pengangkutan batang pohon di tengah bencana yang berlangsung.
 
"Sungguh menyakitkan, Pak Menteri. Ini, sesuatu, kalau orang Jawa bilang, ngece, opo ngece? Ngejek, mengejek, perusahaan ini ngejek gitu. Baru kita kena bencana, dia lewat di depan muka kita. Ini suatu, apa ya, suatu hal yang menyakitkan dan menghina rakyat Indonesia," tegasnya.
 
Hentikan Total Pemotongan Pohon
 
Politikus Gerindra itu meminta Kementerian Kehutanan tidak hanya hanya menunda izin baru pemanfaatan hutan melainkan dihentikan total.
 
"Saya tidak mau, kami tidak mau hanya sekedar moratorium. Moratorium itu besok-besok bisa dihidupin lagi. Tapi dihentikan. Nggak usah ada lagi itu pohon-pohon besar yang dipotong-potong," ujarnya.
 
Ia meminta pemerintah tegas menghentikan penebang hutan, siapapun tokok besar dibalik perusahaan penebang pohon.
 
"Sudah, cukup lah ini, jangan lagi ke depan, mau siapa kek itu di belakangnya, mau bintang-bintang kek mau apa. Kita ini mewakili rakyat Indonesia. Bapak juga ditunjuk sebagai pembantu presiden yang dipilih oleh rakyat Indonesia," pungkasnya.
Sumber : Merdeka.com

Posting Komentar

0 Komentar