Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Viral Usai Minum Jamu, Bayi Umur 54 Hari Meninggal Dunia

 

foto© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO


MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Berita viral bayi berumur 54 hari meninggal baru-baru ini akibat sesak napas dan infeksi paru setelah meminum ramuan daun kecipir dan kencur, mendapat tanggapan dari Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI).
 
Kisah tersebut pertama kali diunggah seorang ibu di media sosial Facebook. Postingan tersebut menceritakan pihak keluarganya memaksa memberi jamu pada bayinya, meski dia sudah berusaha melarangnya. Alhasil bayi malang tersebut mengalami sesak napas.
 
"Aku mau bawa ke dokter tapi semua keluarga enggak ngizinin, katanya lebih baik pakai obat tradisional, tapi aku kekeh bawa ke RS," tulis ibu tersebut.
 
Ketua Umum PDPOTJI dr. Inggrid Tania mengatakan bayi berumur di bawah enam bulan semestinya hanya diberikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif atau susu formula, tidak diberikan ramuan herbal dan juga dibatasi dari pemberian obat konvensional, kecuali atas resep atau petunjuk dokter ahli.
 
“Atas petunjuk dokter ahli, ibu menyusui dibolehkan mengonsumsi beberapa ramuan herbal tertentu dalam takaran yang aman, misalnya empon-empon termasuk kunyit, kencur dan sebagainya, serta herbal dalam bentuk sayuran, termasuk kelor, kecipir dan lain-lain,” ujar Inggrid dalam keterangannya, Jumat (20/1/2023).
 
Inggrid mengatakan, jika melihat dari berita yang menyebutkan bahwa bayi yang meninggal itu sebelumnya mengalami sesak napas, ada kemungkinan sesak napasnya merupakan salah satu gejala alergi terhadap protein kecipir. "Namun sesak napasnya dapat pula disebabkan oleh adanya infeksi paru yang dialaminya sebelum ia diberikan ramuan herbal,” ujarnya.
 
Ramuan tradisional daun kecipir, kata Inggrid, umumnya dibuat dari daun kecipir mentah. Dia mengatakan daun kecipir mentah mengandung sedikit zat toksik glikosida sianida yang dapat dihilangkan dengan cara memasak atau merebus daunnya.
 
Menurutnya, kecipir termasuk tanaman legume (kacang-kacangan) yang kaya protein dari setiap bagian tanamannya yang sebetulnya bernutrisi, namun memiliki risiko menimbulkan alergi pada bayi seperti halnya kedelai.
 
“Sehingga agar aman, setiap bagian tanaman kecipir bisa diperkenalkan sebagai pangan sayur mulai bayi berusia 1 tahun dengan takaran sebagaimana sayur pada umumnya (1-2 sendok makan maksimal 3-4 kali sehari).
 
Bagian-bagian tanaman kecipir juga mengandung asam oksalat yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal pada orang-orang yang rentan.
 
Sementara itu, kencur adalah rempah jenis empon-empon yang umumnya tidak memiliki potensi sebagai alergen, maka bisa diperkenalkan sebagai bumbu masakan mulai bayi berumur 6 bulan dengan takaran 1/16 hingga 1/8 sendok teh maksimal 3-4 kali sehari.
 
Sumber : Tempo.co

Post a Comment

0 Comments