Bom Meledak di
Masjid Pakistan. ©2023 AFP Photo
MAJALAHJURNALIS.Com (Islamabad) - Korban jiwa dari serangan bom
bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan, terus bertambah.
Pada Selasa, korban naik menjadi sedikitnya 100 orang.
Serangan itu menjadi salah
satu serangan paling mematikan di Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.
Pengamat menyebutnya sebagai "krisis keamanan nasional".
Juru bicara Rumah Sakit Lady
Reading di Peshawar, Muhammad Asim Khan mengatakan, sedikitnya 100 orang tewas
dalam serangan pada Senin tersebut.
Inspektur Jenderal Kepolisian Peshawar,
Moazim Jah Ansari mengatakan, pihaknya menduga 12 kilogram bahan peledak
digunakan oleh pelaku bom bunuh diri.
Dia menambahkan, korban luka akibat serangan tersebut sebanyak 217 orang.
Seorang pejabat polisi yang
selamat dalam serangan itu, Nasarullah Khan, mengatakan dia ingat melihat api
besar sebelum dikelilingi debu hitam.
Khan mengatakan kakinya patah
dan terjebak dalam reruntuhan selama tiga jam.
"Atapnya jatuh, ruang
antara atap dan tembok di mana saya berusaha agar tetap hidup," jelasnya,
dikutip dari CNN, Rabu (1/2/2023).
Serangan terjadi di masjid
kantor polisi di saat petugas polisi sedang siap untuk salat.
Tehreek-e-Taliban (TTP) yang
beroperasi di Afghanistan dan Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan
tersebut. Pejabat TTP, Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani mengatakan pada
Senin, itu adalah balas dendam atas kematian militan TTP, Khalid Khorasani
tahun lalu.
Namun juru bicara utama TTP,
Muhammad Khorasani membantah pihaknya terlibat dalam serangan tersebut.
"Terkait insiden
Peshawar, kami mempertimbangkan pentingnya mengklarifikasi bahwa
Tehreek-e-Taliban Pakistan tidak ada kaitannya dengan insiden ini,"
jelasnya pada Senin malam.
"Menurut hukum dan
konsitusi umum kami, setiap tindakan apapun di masjid, madrasah, lahan
pemakaman dan tempat suci lainnya merupakan sebuah pelanggaran," paparnya.
Otoritas Pakistan mengatakan
penyelidikan sedang berlangsung dan belum mengonfirmasi klaim tersebut.
Sumber : Merdeka.com
Berita
ini juga dimuat di Twitter: @JURNALIS_69
0 Komentar