Novita Gemalasari,
Doktor ke-44 FK UI di Usia 30 Tahun. (Foto: Humas UI)
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Dr. dr. Novita Gemalasari,SpJp baru saja menamatkan
pendidikan S3 saat baru berusia 30 tahun dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FK UI).
Perempuan
yang akrab dipanggil Novita itu bahkan mendapat predikat tertinggi yaitu Summa
Cum Laude.
Gelar
ini membuat Novita menjadi Doktor ke-44 dari FK UI. Kepada detikEdu Senin (11/9/2023),
Novita bercerita bahwa perjuangannya dimulai saat usia 15 tahun.
Memulai Kuliah Kedokteran di Usia 15 Tahun
Novita
memulai pendidikan sarjana pada usia yang terbilang muda, yakni pada usia 15
tahun. Ia menempuh jenjang sarjana di universitas yang sama dengan jenjang
doktornya.
"Sejak
usia 15 tahun saya sudah menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, kemudian memperoleh gelar dokter di usia 20 tahun," ujar
Novita.
Selepas
menamatkan studinya, Novita bertolak ke daerah. Tepatnya di Kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan.
Magang di Wilayah yang Jauh dari Kota
Di
Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Novita bercerita bekerja selama 2 tahun. Di
sana, ia bekerja sebagai dokter magang dan PTT atau dokter bukan pegawai negeri
yang diangkat oleh pejabat yang berwenang pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Jarak
yang jauh dari pusat kota, membuat Novita belajar banyak hal baru. Terlebih
tentang pengetahuan kesehatan di wilayah pelosok.
"Penduduknya
ramah, polos, dan bersahabat. Masih banyak yang terbelakang menyangkut
pengetahuan kesehatan, khususnya yang datang dari pelosok-pelosok desa
terpencil," kenangnya.
Kembali Belajar Spesialis di Usia 27 Tahun
Tak
puas sampai di situ, Novita kemudian kembali ke Jakarta untuk menekuni studi
spesialisnya. Ia mendaftar di pendidikan spesialis jantung dan pembuluh darah
dan lulus di usia 27 tahun.
"Setelah
itu, saya mengambil S3 Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan menyelesaikan rangkaian studi sampai saat ini," jelasnya.
Pendidikan
S3 berhasil ia tamatkan hanya dalam 5 semester dengan promotor Prof. Dr. dr.
Bambang Budi Siswanto SpJP(K), FACC, Guru Besar Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular FKUI-PJNHK. Novita meneliti kasus gangguan irama jantung
berupa Kompleks Ventrikel Prematur Idiopatik.
"Terus
terang saya merasa luar biasa dan terharu karena semua ini melalui perjuangan
besar." syukur Novita.
Sumber
: detikedu
0 Comments