Pangdam
I/Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto (Nizar Aldi/detikSumut)
MAJALAHJURNALIS.Com
(Medan) - Anggota TNI inisial Marsono (48)
dibegal di sekitar Kodam I/Bukit Barisan, Kota Medan. Pangdam I/Bukit Barisan
Mayjen TNI Rio Firdianto pun buka suara terkait peristiwa itu.
Rio
Firdianto mengatakan jika dirinya mempunyai program untuk membantu kepolisian
mengantisipasi begal. Rio sendiri baru resmi menjadi Pangdam I/Bukit Barisan
kemarin.
"Saya
punya program untuk membantu Kepolisian Republik Indonesia khususnya Polda
Sumut dalam rangka mengantisipasi begal," kata Mayjen TNI Rio Firdianto,
Rabu (4/12/2024).
Menurutnya,
banyak sepeda motor yang dimiliki oleh satuan TNI di Sumut. Nantinya pihaknya
bakal bekerjasama dengan Polda Sumut untuk mengantisipasi maraknya begal di
Sumut.
"Kami
punya cukup banyak motor di tiap satuan, di Kodim di Batalion akan kita
manfaatkan untuk patroli membantu Polri mencegah dan menanggulangi begal yang
cukup marak di wilayah Sumatera Utara," tutupnya.
Sebelumnya
diberitakan, anggota TNI inisial Marsono (48) dibegal di sekitar Kodam I/Bukit
Barisan, Kota Medan. Polisi telah menangkap 4 tersangka dan memburu 2 tersangka
lainnya.
"Dimana
dalam perkara ini sebagai korban adalah saudara Marsono pekerjaan anggota
TNI," kata Kapolsek Sunggal Kompol Bambang G Hutabarat, Selasa (3/12/2024).
Bambang
menjelaskan jika peristiwa pembegalan itu terjadi pada Kamis (26/9/2024)
sekitar pukul 04.45 WIB. Saat itu Marsono disebut sedang menuju Kodam I/Bukit
Barisan usai menjalankan tugasnya.
"Pada
hari Kamis tanggal 26 September 2024 sekitar pukul 04.45 WIB korban yang
merupakan anggota TNI yang bertugas di Kodam saat itu sedang menjalankan
tugasnya dan hendak kembali ke Kodam dan melintasi Jalan Gatot Subroto
perempatan Manhattan menuju Binjai," jelasnya.
Saat
tiba di sekitar Kodam di Jalan Gatot Subroto, Marsono dipepet oleh beberapa
orang menggunakan senjata tajam. Marsono kemudian ditendang hingga terjatuh
dari sepeda motornya dan lari menyelamatkan diri.
"Korban
dipepet oleh para pelaku yang terdiri dari beberapa unit sepeda motor dengan
menendang korban sehingga korban terjatuh, karena melihat para pelaku membawa
sajam akhirnya korban memilih menyelamatkan diri meninggalkan sepeda motornya
dan dibawa kabur," ujarnya.
Unit
Reskrim Polsek Sunggal kemudian melakukan penyelidikan usai Marsono membuat
laporan. Polisi akhirnya menangkap 3 pelaku terlebih dahulu yang masih di bawah
umur.
"Tersangka
dalam perkara ini ada 4 orang, yang mana 3 orang sebelumnya sudah kita lakukan
pengungkapan dengan status anak di bawah umur," ucapnya.
Pada
1 Desember 2024, polisi kembali menangkap 1 pelaku bernama Arkan alias Atok.
Arkan disebut sebagai otak pelaku sekaligus pimpinan kelompok.
"Kemudian
yang terakhir ini berhasil kita amankan, kita tangkap atas nama Arkan alias
Atok (18), beliau ini sebagai otak pelakunya, pimpinan dari kelompok ini,"
ujarnya.
Selain
keempat pelaku, masih ada 2 pelaku lagi yang belum berhasil ditangkap. Namun
identitas pelaku disebut sudah diketahui.
"Ada
2 tersangka lagi, identitasnya semua sudah jelas, tinggal menunggu waktu
saja," ungkapnya.
Berdasarkan
keterangan saat pemeriksaan, kelompok yang dipimpin Atok ini telah melakukan
aksi begal sebanyak 9 kali di wilayah hukum Polsek Sunggal. Dalam aksinya,
mereka menggunakan senjata tajam
"Dari
hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh anggota kita ada 9 TKP yang ada di
wilayah hukum kita yang mereka lakukan dengan tindak pidana yang sama dengan
modus mengancam korban dengan sajam dan mengambil sepeda motornya,"
tutupnya.
Sumber : detiksumut
0 Comments