Kades
Tanjung Rejo Slamet (Mulia/detikcom)
MAJALAHJURNALIS.Com (Deliserdang)
– Slamet Kepala Desa (Kades) Tanjung Rejo Kecamatan Percut
Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara mengaku kesulitan menghadapi
perusak pohon mangrove beraksi pada malam hari menggunakan perahu (boat).
Dilansir dari detiknews, Slamet di
Desa Tanjung Rejo, Senin (2/12/2024) mengatakan, "Terang bulan mereka
menebang melalui boat langsung mereka bawa kayunya itu ke daerah Belawan”.
Dikatakan Kades lagi, pihaknya melalui
kelompok masyarakat pengawas sudah melakukan patroli untuk mengantisipasi
perusakan mangrove. Namun, patroli masih dilakukan dengan jalan kaki.
Sementara kami mengejarnya mereka naik
boat, kami jalan kaki. Itu yang menjadi persoalan. Untuk itu, kami berharap pada
pemerintah agar memberikan bantuan berupa perahu guna antisipasi perusakan
mangrove di Desa Tanjung Rejo karena lebih efektif jika menggunakan perahu
seperti speedboat.
Sebelumnya, pihaknya juga membuat
peraturan desa untuk melindungi mangrove. Dia menuturkan pelaku perusakan
mangrove akan dikenakan denda yang besarnya ditentukan dari hasil musyawarah
desa.
"Kemarin itu mereka memotong
dibuat untuk kayu bakar, kami tahan, kami stop, kami denda berapa pohon yang
dipotong," ujarnya lagi.
Denda yang dikenakan ke pelaku
didasarkan pada jumlah pohon mangrove yang ditebang. Uang yang didapat dari
denda itu digunakan untuk pembelian bibit mangrove dan ditanam kembali.
Mangrove di desa ini juga digunakan
untuk membuat batik hingga berbagai makanan. Hal ini menambah nilai ekonomis
dari mangrove.
Mangroves for Coastal Resilience
(M4CR) adalah program konservasi yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia
dengan dukungan World Bank. Program ini bertujuan untuk merehabilitasi ribuan
hektar mangrove yang terdegradasi di empat fokus lokasi, yakni Riau, Sumatera
Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Rehabilitasi dilakukan untuk
memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain fokus pada pemulihan ekosistem mangrove,
M4CR juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui berbagai program
berkelanjutan yang melibatkan masyarakat, seperti ekowisata, produksi kuliner
lokal, serta pelatihan pengelolaan sumber daya alam.
“Program ini juga merupakan bagian
dari komitmen Indonesia dalam aksi iklim global. Tujuannya yakni untuk
mengurangi kerentanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam melalui
pendekatan konservasi yang terpadu. Program M4CR dilakukan Pemerintah Indonesia
melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dengan dukungan instansi
terkait. Salah satunya yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian
Kehutanan,” tutup Kades Slamet. (TN)
0 Comments