MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Presiden Prabowo Subianto sebut kelapa sawit adalah aset
negara. Bahkan dia meminta TNI dan Polri menjaga kebun kelapa sawit.
Menariknya, Bill Gates pernah menyebut-nyebut Indonesia dan industri sawitnya. "Mereka (negara lain) sangat
membutuhkan kelapa sawit kita. Ternyata kelapa sawit jadi bahan strategis
rupanya. Banyak negara takut tidak dapat kelapa sawit," ujar Prabowo dalam
pidatonya di Musrenbangnas RPJMN 2025-2029 di Bappenas RI, Senin (30/12/2024). "Bayangkan itu. Jadi jagalah,
para bupati, para gubernur, para pejabat tentara, polisi, jagalah kebun kebun
kelapa sawit kita. Di mana-mana itu aset negara," lanjutnya. Nah, di blog pribadinya, Bill Gates
pernah membahas soal minyak kelapa sawit dan kaitannya dengan perubahan iklim.
Dia membagikannya pada Februari 2024. Sebenarnya, bukan minyak kelapa
sawitnya yang dia permasalahkan, melainkan soal proses pembuatan dan dampak
deforestasi karena industri tersebut. Ditambah lagi, pembakaran yang terjadi
dalam pembakaran hutan melepaskan berton-ton gas rumah kaca ke atmosfer, dan
ketika lahan basah yang ada di dalamnya dihancurkan, karbon yang mereka simpan
juga ikut terlepas. Di blog itu pula, sang founder
Microsoft itu menyinggung pula Indonesia dan Malaysia. "Pada tahun 2018, kehancuran yang
terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4%
emisi global, lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama
besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia," cetusnya. Tapi memang ia mengakui, minyak sawit
sulit digantikan. Harganya murah, tidak berbau, dan berlimpah. Minyak sawit
berbentuk semi padat, kental, dan mudah dioleskan. Karena berfungsi sebagai
pengawet alami, umur simpannya sangat lama. "Minyak ini sangat serbaguna.
Jika lemak hewani adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit
adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan
barang-barang non-makanan menjadi lebih baik," terang Gates. Saat ini menurut Gates, sedang
diupayakan pengganti minyak sawit. Perusahaan seperti C16 Biosciences mencari
alternatif pengganti minyak sawit. Sejak 2017, C16 yang dimodali Gates,
mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang
tidak menghasilkan emisi. Meski secara kimiawi berbeda dengan minyak sawit
konvensional, minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, diklaim dapat digunakan
dalam aplikasi yang sama. "Gagasan untuk beralih ke lemak
dan minyak buatan laboratorium mungkin tampak aneh pada awalnya. Namun
potensinya untuk mengurangi jejak karbon secara signifikan sangatlah besar.
Dengan memanfaatkan teknologi dan proses yang telah terbukti, kita selangkah lebih
dekat untuk mencapai tujuan iklim kita," pungkasnya. Sumber : detikinet
0 Comments