![]() |
Ilustrasi
gambar.@Freepik/Dmytro Sheremeta
MAJALAHJURNALIS.Com (Medan)
- Mandi junub adalah cara untuk menghilangkan hadas besar
dalam ajaran Islam. Hadas besar ini mencakup dua kondisi utama, yaitu setelah
berhubungan suami-istri (jimak) atau keluarnya air mani, baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.
Dalam bulan Ramadan, banyak umat
Muslim yang mungkin bertanya-tanya mengenai hukum mandi junub setelah waktu
Subuh. Apakah puasanya tetap sah jika mandi junub dilakukan di siang hari? Yuk
cari tahu jawabannya!
Apakah
Boleh Mandi Junub Setelah Subuh Saat Puasa?
Berdasarkan fatwa para ulama,
seseorang yang berada dalam keadaan junub saat memasuki waktu Subuh tetap sah
puasanya meskipun baru mandi junub setelahnya. Melansir laman resmi Kemenag RI,
bahwa mandi junub setelah fajar tidak membatalkan puasa.
Namun, meskipun diperbolehkan,
disarankan untuk segera mandi junub sebelum Subuh agar dapat menjalankan ibadah
lainnya, seperti salat Subuh, dalam keadaan suci. Hal ini juga meneladani
kebiasaan Rasulullah SAW yang pernah menunda mandi junub hingga setelah fajar
tetapi tetap berpuasa sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Muslim:
- عَنْ عَائِشَةَ وَأَمَّ سَلَمَةَ : أَنَّ
رَسُولَ الله ولا كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ
وَيَصُومُ
Artinya: Dari 'Aisyah dan Ummu Salamah
RA: Suatu ketika, Rasulullah SAW bangun di pagi hari dalam keadaan junub
setelah mencampuri istrinya. Sesudah itu, Nabi SAW mandi dan berpuasa. (HR
Muslim).
Apakah
Suci dari Hadas Besar Syarat Sah Puasa?
Dalam Islam, kondisi suci dari hadas
besar bukanlah syarat sah puasa. Misalnya, jika seseorang mengalami mimpi basah
di siang hari Ramadan, puasanya tetap sah meskipun ia belum mandi wajib hingga
hendak melaksanakan salat.
Namun, jika seseorang dengan sengaja
melakukan hal yang menyebabkan dirinya berhadas besar, seperti berhubungan
suami istri atau masturbasi di siang hari, maka puasanya batal dan harus
diganti di kemudian hari. Khusus bagi pasangan suami istri yang melakukan jimak
saat berpuasa, mereka juga diwajibkan membayar kafarat sesuai ketentuan
syariat.
Tata
Cara Mandi Junub
Untuk memastikan mandi junub dilakukan
dengan benar, ada beberapa rukun dan sunah yang perlu diperhatikan. Terdapat
dua rukun utama dalam mandi junub, yaitu:
1. Niat
Sebelum memulai mandi junub, seseorang
dianjurkan untuk membaca niat berikut:
وَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ
مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari
minal-jinâbati fardlan lillâhi ta'ala
Artinya: "Saya niat mandi untuk
menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
2.
Menyiram Seluruh Tubuh
Setelah berniat, wajib membasahi
seluruh tubuh dengan air, termasuk rambut dan bagian tersembunyi di lipatan
kulit, agar tidak ada najis yang tersisa.
Sunah
Mandi Junub
Selain rukun, terdapat beberapa hal
yang dianjurkan dalam mandi junub, antara lain:
- Membasuh tangan sebanyak tiga kali.
- Membersihkan kotoran dan najis dari
tubuh terlebih dahulu.
- Berwudu seperti saat hendak salat.
- Menyiram kepala tiga kali sambil berniat
menghilangkan hadas besar.
- Menyiram tubuh bagian kanan terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan ke bagian kiri.
- Menyela rambut dan jenggot dengan jari
agar air meresap hingga kulit kepala.
- Memastikan air mencapai
lipatan-lipatan tubuh.
- Menghindari menyentuh kemaluan setelah
berwudu. Jika tersentuh, maka dianjurkan mengulangi wudu.
Sekarang sudah tahu kan, mandi junub
di siang hari bulan Ramadan tidak membatalkan puasa selama junub tersebut
terjadi sebelum fajar. Namun, lebih baik jika mandi junub dilakukan sebelum
waktu Subuh agar dapat melaksanakan ibadah lainnya dalam keadaan suci. Semoga
informasi ini bermanfaat, ya!
Sumber : detiksumut
- Membasuh tangan sebanyak tiga kali.
- Membersihkan kotoran dan najis dari tubuh terlebih dahulu.
- Berwudu seperti saat hendak salat.
- Menyiram kepala tiga kali sambil berniat menghilangkan hadas besar.
- Menyiram tubuh bagian kanan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke bagian kiri.
- Menyela rambut dan jenggot dengan jari agar air meresap hingga kulit kepala.
- Memastikan air mencapai lipatan-lipatan tubuh.
- Menghindari menyentuh kemaluan setelah berwudu. Jika tersentuh, maka dianjurkan mengulangi wudu.
0 Comments