Presiden
Prabowo.© 2025 Antaranews
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Santer Presiden Prabowo Subianto bakal melakukan
perombakan atau reshuffle kabinet setelah masa Lebaran. Menurut Direktur
Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, publik ingin Prabowo untuk
mengganti anggota kabinetnya yang gaduh dan kontra dengan keinginan Presiden.
"Memang sejak bulan puasa banyak
sekali muncul isu muncul rumor termasuk pembicaraan soal kemungkinan reshuffle
pasca lebaran pasca idul fitri, publik berharap gitu presiden itu mengganti dan
mereshuffle para pembantunya yang memang kinerjanya tidak bisa diharapkan,
kinerjanya itu menimbulkan kegaduhan, kinejnqy yang kemudian kontra produktif
dari keinginan keinginan presiden," kata Adi saat dihubungi, Kamis (3/4/2025).
Adi mengatakan, salah satu hal
menonjol yang disampaikan Presiden beberapa waktu lalu agar orang-orang
disekitarnya memperbaiki komunikasi publiknya.
Sebab, kata Adi, banyak sekali
kebijakan-kebijakan pro rakyat tidak disampaikan dengan baik sehingga
masyarakat menerima hal-hal kontra produktif.
"Sepertinya clue itu juga dilihat
sebagai publik bahwa tim tim komunikasi di sekitar Istana bukan tidak mungkin
kena evaluasi dalam konteks ini," ucapnya.
Adi menilai sudah cukup bagi Prabowo
dengan waktu 6 bulan melakukan evaluasi terhadap kabinetnya.
"Intinya publik mendukung jika
presiden melakukan pergantian dan reshuffle terutama ke mereka yang tidak bisa
bekerja, suka bikin blunder, kegaduhan dan sudah tidak sinergis dengan perintah
perintah presiden," sambungnya.
Adi mengatakan, sudah saatnya pembantu
Presiden fokus untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pencapaian lain
sesuai visi misi saat kampanye Pilpres 2024.
"Jadi mau yang diganti itu
misalnya tim ekonomi, tim komunikasi kemudian tim industri dan seterusnya tentu
presiden punya ukuran objektif untuk mereshuflle para pembantunya,"
pungkasnya.
Kepala
PCO Kena Copot?
Sementara, Pakar Komunikasi Politik
dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo menilai isu reshuffle semakin
kuat lantaran komunikasi dari Istana dianggap blunder oleh publik.
"isu reshuffle ini semakin kuat
dan terutama Pak Prabowo pasti ingin mengganti pejabat pejabat tinggi termasuk
menteri atau wakil menteri atau kepala PCO yang dianggap blunder dalam
berkomunikasi, kepala PCO nomor satu," ucapnya.
Menurut Kunto, pejabat yang terkena
reshuffle adalah yang tidak terlalu dekat dengan Prabowo dan tak cukup punya
political power.
"Masalahnya bukan karena kinerja,
kalau kinerja semuanya belum berkinerja orang anggaran aja belum ada, tapi ini
lebih pada reaksi negatif dari netizen," ujarnya, "atau bahkan ini
reaksi dari media massa yang kemudian membuat pemerintahan Pak Prabowo harus
menyediakan pemadam kebakaran untuk komunikasi yang compang camping ini,"
tukas Kunto.
Sumber : Merdeka.com
0 Comments