Ticker

7/recent/ticker-posts

Waspadai Kanker Otak Menyerang Anda

 

Shutterstock


MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Siapapun bisa terkena kanker otak, tetapi ada sejumlah pemicu yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi tersebut. Sederet faktornya bervariasi, bergantung pada jenis kanker otak, faktor genetik, individu, juga demografi.
 
Kanker menyerang otak dan struktur di sekitarnya secara langsung. Kondisi ini juga bisa terjadi dari penyebaran sel kanker di tubuh lain, ke otak atau disebut metastasis.
 
Memiliki jenis kanker lain merupakan faktor risiko utama terjadinya kanker otak. Namun, faktor lain, seperti usia dan riwayat kanker dalam keluarga, juga ikut berperan.
 
Siapa saja yang dapat terkena kanker otak?
 
Siapa saja dapat terkena kanker otak, termasuk individu yang tidak memiliki faktor risiko atau riwayat kanker dalam keluarga. Menurut American Cancer Society (ACS), sebagian besar tumor otak bahkan berkembang pada orang yang tidak memiliki faktor risiko apa pun.
 
Meski begitu, sebagai kehati-hatian, ini sederet faktor risiko yang jarang diketahui, dikutip dari Mayo Clinic.
 
1. Faktor lingkungan
 
Paparan terhadap faktor lingkungan tertentu dapat meningkatkan risiko kanker otak. Faktor-faktor ini meliputi:
 
Zat beracun: Paparan terhadap zat beracun, seperti cat, pelarut, dan beberapa pestisida, dapat meningkatkan risiko kanker otak. Misalnya, sebuah studi tahun 2014 menemukan hubungan antara logam berat dan mutasi genetik yang menyebabkan kanker. Namun, penelitian tentang hubungan ini masih berlangsung dan belum mencapai kesimpulan.
 
Medan elektromagnetik: Beberapa orang mengklaim medan elektromagnetik dari ponsel dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya tumor otak. Meskipun demikian, masih belum ada bukti yang jelas untuk mendukung klaim ini.
 
Nitrat: Beberapa penelitian menunjukkan nitrit dan nitrat dalam daging olahan, beberapa kosmetik, dan rokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker otak.
 
Virus: Paparan terhadap virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr dan cytomegalovirus, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker otak.
 
2. Faktor individu
 
Faktor dan kondisi tertentu dapat memengaruhi risiko berkembangnya kanker otak. Ini termasuk Indeks massa tubuh (IMT):
 
IMT yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, yang dapat menyebar ke otak. Namun, sebuah studi pada 2020 tidak menemukan hubungan yang jelas antara IMT yang lebih tinggi dan peningkatan risiko kanker otak.
 
Riwayat alergi dan eksim: Memiliki riwayat alergi atau eksim dapat menurunkan kemungkinan terkena beberapa kanker otak. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki hubungan ini.
 
Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk limfoma sistem saraf pusat, yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.
 
Cedera kepala: Orang dengan riwayat cedera kepala mungkin berisiko lebih tinggi terkena tumor otak. Namun, penelitian tentang topik ini masih belum meyakinkan. Sebuah studi 2006 menemukan orang dengan tumor otak lebih mungkin melaporkan riwayat trauma kepala. Namun, penulis studi tersebut menyatakan bahwa tumor otak dapat memengaruhi memori.
 
3. Faktor Demografi
 
Ada beberapa faktor risiko umum untuk kanker yang dapat menyebabkan kanker otak atau jenis kanker yang menyebar ke otak, seperti:
 
Usia lanjut, penuaan meningkatkan risiko terkena kanker. Jenis kelamin, perempuan sedikit lebih mungkin terkena kanker otak daripada laki-laki.
 
Riwayat kanker, individu dengan kanker saat ini atau sebelumnya memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan kanker otak.
 
4. Faktor Genetik
 
Riwayat keluarga dengan tumor otak dapat berarti bahwa seseorang mungkin mewarisi mutasi genetik yang menyebabkan kondisi tersebut. Gangguan genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker otak meliputi:
 
Neurofibromatosis: Kondisi ini terjadi ketika mutasi gen NF1 atau NF2 meningkatkan risiko kanker seperti schwannoma, glioma, dan meningioma.
 
Sindrom von Hippel-Lindau: Perubahan pada gen VHL meningkatkan kemungkinan berkembangnya banyak tumor jinak dan kanker, termasuk di otak dan sumsum tulang belakang.
 
Sindrom Li-Fraumeni: Perubahan pada gen TP53 meningkatkan risiko glioma di otak dan area tubuh lainnya, seperti payudara.
 
Sindrom Turcot: Di sinilah orang mengalami mutasi pada gen APC, MLH1, atau PMS2 yang meningkatkan risiko tumor otak dan glioma.
 
Tuberous Sclerosis: Perubahan pada gen TSC1 atau TSC2 meningkatkan kemungkinan terjadinya tumor jinak di otak dan bagian tubuh lainnya.
 
Sebagian besar individu dengan faktor risiko kanker otak tidak akan mengembangkan kondisi tersebut. Namun, dengan menyadari faktor-faktor risiko ini dapat mendorong seseorang untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti berhenti merokok, menjalankan diet seimbang, dan berolahraga secara teratur.
Sumber : detikHealth

Posting Komentar

0 Komentar