MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
-
Siapapun bisa terkena kanker otak, tetapi ada sejumlah pemicu yang meningkatkan
risiko seseorang mengalami kondisi tersebut. Sederet faktornya bervariasi,
bergantung pada jenis kanker otak, faktor genetik, individu, juga demografi. Kanker menyerang otak dan struktur di sekitarnya secara
langsung. Kondisi ini juga bisa terjadi dari penyebaran sel kanker di tubuh
lain, ke otak atau disebut metastasis. Memiliki jenis kanker lain merupakan faktor risiko utama
terjadinya kanker otak. Namun, faktor lain, seperti usia dan riwayat kanker
dalam keluarga, juga ikut berperan. Siapa saja
yang dapat terkena kanker otak? Siapa saja dapat terkena kanker otak, termasuk individu
yang tidak memiliki faktor risiko atau riwayat kanker dalam keluarga. Menurut
American Cancer Society (ACS), sebagian besar tumor otak bahkan berkembang pada
orang yang tidak memiliki faktor risiko apa pun. Meski begitu, sebagai kehati-hatian, ini sederet faktor
risiko yang jarang diketahui, dikutip dari Mayo Clinic. 1. Faktor
lingkungan Paparan terhadap faktor lingkungan tertentu dapat
meningkatkan risiko kanker otak. Faktor-faktor ini meliputi: Zat beracun:Paparan
terhadap zat beracun, seperti cat, pelarut, dan beberapa pestisida, dapat
meningkatkan risiko kanker otak. Misalnya, sebuah studi tahun 2014 menemukan
hubungan antara logam berat dan mutasi genetik yang menyebabkan kanker. Namun,
penelitian tentang hubungan ini masih berlangsung dan belum mencapai
kesimpulan. Medan elektromagnetik:Beberapa
orang mengklaim medan elektromagnetik dari ponsel dapat meningkatkan
kemungkinan berkembangnya tumor otak. Meskipun demikian, masih belum ada bukti
yang jelas untuk mendukung klaim ini. Nitrat:Beberapa
penelitian menunjukkan nitrit dan nitrat dalam daging olahan, beberapa
kosmetik, dan rokok dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker otak. Virus:Paparan
terhadap virus tertentu, seperti virus Epstein-Barr dan cytomegalovirus, dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker otak. 2. Faktor
individu Faktor dan kondisi tertentu dapat memengaruhi risiko
berkembangnya kanker otak. Ini termasuk Indeks massa tubuh (IMT): IMT yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko beberapa
jenis kanker, yang dapat menyebar ke otak. Namun, sebuah studi pada 2020 tidak
menemukan hubungan yang jelas antara IMT yang lebih tinggi dan peningkatan
risiko kanker otak. Riwayat alergi dan eksim:Memiliki
riwayat alergi atau eksim dapat menurunkan kemungkinan terkena beberapa kanker
otak. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki hubungan ini. Sistem kekebalan tubuh yang lemah:Individu
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk limfoma sistem saraf pusat, yang memengaruhi otak dan sumsum tulang
belakang. Cedera kepala:Orang dengan
riwayat cedera kepala mungkin berisiko lebih tinggi terkena tumor otak. Namun,
penelitian tentang topik ini masih belum meyakinkan. Sebuah studi 2006
menemukan orang dengan tumor otak lebih mungkin melaporkan riwayat trauma
kepala. Namun, penulis studi tersebut menyatakan bahwa tumor otak dapat
memengaruhi memori. 3. Faktor
Demografi Ada beberapa faktor risiko umum untuk kanker yang dapat
menyebabkan kanker otak atau jenis kanker yang menyebar ke otak, seperti: Usia lanjut, penuaan meningkatkan risiko terkena kanker.Jenis
kelamin, perempuan sedikit lebih mungkin terkena kanker otak daripada
laki-laki. Riwayat kanker, individu dengan kanker saat ini atau
sebelumnya memilikikemungkinan lebih
tinggi untuk mengembangkan kanker otak. 4. Faktor
Genetik Riwayat keluarga dengan tumor otak dapat berarti bahwa
seseorang mungkin mewarisi mutasi genetik yang menyebabkan kondisi tersebut.
Gangguan genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker otak meliputi: Neurofibromatosis:Kondisi ini
terjadi ketika mutasi gen NF1 atau NF2 meningkatkan risiko kanker seperti
schwannoma, glioma, dan meningioma. Sindrom von Hippel-Lindau:Perubahan
pada gen VHL meningkatkan kemungkinan berkembangnya banyak tumor jinak dan
kanker, termasuk di otak dan sumsum tulang belakang. Sindrom Li-Fraumeni:Perubahan
pada gen TP53 meningkatkan risiko glioma di otak dan area tubuh lainnya,
seperti payudara. Sindrom Turcot:Di sinilah
orang mengalami mutasi pada gen APC, MLH1, atau PMS2 yang meningkatkan risiko
tumor otak dan glioma. Tuberous Sclerosis:Perubahan
pada gen TSC1 atau TSC2 meningkatkan kemungkinan terjadinya tumor jinak di otak
dan bagian tubuh lainnya. Sebagian besar individu dengan faktor risiko kanker otak
tidak akan mengembangkan kondisi tersebut. Namun, dengan menyadari
faktor-faktor risiko ini dapat mendorong seseorang untuk mengambil tindakan
pencegahan, seperti berhenti merokok, menjalankan diet seimbang, dan
berolahraga secara teratur. Sumber : detikHealth
0 Komentar