MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Wacana bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat respons luar biasa dari internal
partai. Tak hanya dianggap sebagai langkah
simbolik, masuknya Jokowi ke PSI dipandang sebagai pendorong utama transformasi
partai menuju skala nasional yang lebih kuat. Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman
menegaskan, antusiasme kader di seluruh Indonesia sangat tinggi terhadap kabar
tersebut. “Kabar Jokowi akan bergabung dengan PSI tentu
membuat kader dan pengurus antusias sekali, respons pengurus DPD dan DPW
antusias sekali. Karena sejak awal PSI sebagai partai yang solid dan support
terhadap Jokowi. PSI menjadikan Jokowi sebagai mentor politik, karena punya
visi jelas untuk kemajuan Indonesia. Tentu bergabungnya Jokowi ini mendapatkan
sambutan hangat,” ujar Andy kepada Merdeka.com, Kamis (12/6/2025). Meski nama Jokowi menjadi pusat
perhatian, PSI tetap membuka ruang kompetisi yang sehat dalam Pemilu Raya,
mekanisme pemilihan ketua umum langsung oleh kader yang tengah berlangsung
hingga 23 Juni 2025. Andy menyebut, selain Jokowi, ada
beberapa tokoh internal PSI yang juga mencuat sebagai kandidat potensial. “Mengenai apakah ada kandidat lain,
tentu proses pencarian dukungan masih berlanjut, meski nama Jokowi muncul.
Kandidat lain juga muncul, Bro Ron (Ronald A. Sinaga) itu salah satu anggota
PSI yang aktif melakukan advokasi masyarakat yang dirugikan, seperti ijazah
disandra. Dia udah mulai muncul dan dia mau maju sebagai Ketum, dan beberapa
daerah akan menyatakan dukungan. Selain itu juga ada Agus Herlambang juga
muncul,” jelasnya. Menurut Andy, bergabungnya Jokowi
tidak hanya memperkuat struktur kepemimpinan PSI, tetapi juga memberikan dampak
elektoral yang signifikan. Citra Jokowi di mata publik dinilai masih sangat
kuat. “Soal Jokowi akan memberikan dampak ke
PSI, justru kami rasa, kalau Jokowi berlabuh ke PSI ini akan sangat positif.
Approval rating Jokowi masih di kisaran 73–85 persen. Masyarakat mencintai dan
respect ke Pak Jokowi,” tuturnya. Dengan angka kepuasan publik yang
tinggi, PSI optimistis kehadiran Jokowi akan memperluas basis dukungan,
terutama di kalangan pemilih muda dan kelas menengah. “Sehingga dengan adanya dukungan
Jokowi akan memberikan dampak positif ke PSI. Tentu kita akan melihat dan
menunggu dari Jokowi tentang bagaimana beliau akan mengambil langkah berikutnya,
yang jelas masyarakat masih mengharapkan Jokowi berkiprah untuk Indonesia lewat
visi dan misinya,” pungkas Andy. Jokowi
Bisa PSI Berjaya? Pandangan yang berbeda disampaikan
oleh Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad. Menurut dia, Jokowi masih cukup populer.
Dengan modal itu, Jokowi dianggap masih mampu memimpin PSI. “Kehadiran seorang tokoh yang populer
pada partai seperti PSI, menurut saya, penting untuk PSI. Salah satu tradisi
dalam politik kepartaian di Indonesia adalah adanya figur populer,” kata Saidiman
saat dihubungi merdeka.com. Saidiman menambahkan, selama ini PSI
sudah berusaha membangun kedekatan politik dengan Jokowi. Dengan bergabungnya
Jokowi, kata dia, tentu ini akan mempermudah partai membangun branding politik
untuk lebih menarik massa loyalis Jokowi. “Para loyalis Jokowi juga bisa lebih
jelas menentukan arah politik mereka,” kata Saidiman. Dia yakin, jika Jokowi bergabung, PSI
potensial mendapatkan tambahan suara pada pemilu berikutnya. Tentu dengan
syarat, terang Saidiman, kerja-kerja sosialisasi terus dilakukan. Sementara perihal biaya operasional
partai yang sangat besar, Saidiman mengakui, itu menjadi tantangan tersendiri
bagi Jokowi yang bukan berlatarbelakang pengusaha. “Ya, soal biaya selalu menjadi
persoalan klasik semua partai. Justru kehadiran tokoh populer seperti Jokowi,
PSI memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pendanaan politik,
baik dari Jokowi maupun dari individu yang simpatik pada Jokowi,” tutup
Saidiman. Sumber : Merdeka.com
0 Komentar