MAJALAHJURNALIS.Com (Deliserdang)
– Setingkat Kepala
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sunggal Ahmad Zaluli Daulay keputusannya
plin-plan dan membingungkan terhadap keputusannya yang membatalkan keputusannya
sendiri untuk membentuk Nazhir Wakaf yang baru. Padahal sebelumnya
pernah dikatakan Ahmad Zaluli Daulay dan diperkuat stafnya Abdul Rahman di Kantor KUA Sunggal Jalan Payah Geli Sunggal
padahari Kamis tanggal 04 September
2025 dihadapan anak-anak Alm Sarkawi selaku pewakif terhadap tanah seluas 2000
M2 di Jalan Jati Gang Kabul Dusun II-A Desa Sei Mencirim yang saat ini dikuasai
seorang Ustadz inisial IMH, bahwa pihaknya secepatnya akan membentuk Kepengurusan
Nazhir Wakaf yang baru pengganti Ahmad Husein Siagian yang telah mengundurkan
diri. “Tetapi
herannya”, ujar Thamrin BA seusai mendapat informasi via telpon dari Abdul
Rahman Staf Kantor KUA Sunggal, Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 13.44 Wib,
tentang pembatalan pembentukan Nazhir Wakaf Perseorangan “bahwa pihak KUA
Sunggal membatalkan pembentukan Nazhir Wakaf Perseorangan dengan dalil
takut dituntut IMH di Pengadilan jika menerbitkan rekomendasi kepengurusan
Nazhir Wakaf yang baru karena Ustadz IMH adalah Pengurus Nazhir Wakaf pengganti
Ahmad Husein Siagian. Padahal IMH itu adalah Nazhir Wakaf Yayasan bukan Nazhir
Wakaf Perseorangan”. Kita sangat
bingung, padahal jauh-jauh hari permasalahan ini sudah dibahas dan sudah kita sepakati
bersama. Juga sudah kita layangkan surat tentang kronologis terkait masalah tersebut
kepada Kakan Depag Kabupaten Deli Serdang dan Kakanwil Depag Sumatera Utara. Didalam
pertemuan awal semua pihak setuju, melalui penjelasan Ahmad Zaluli Daulay Kepala
KUA Sunggal kepada Bu Suri Prihatini anak Alm Sarkawi via telpon berkata, bahwa pihak
KUA Sunggal secepatnya akan membentuk Kepengurusan Nazhir yang baru dan tidak
mengakui Nazhir Wakaf Ustadz IMH yang saat ini menguasai lahan 2000 M2 itu. Dan
pihak KUA juga tak mengakui Nazhir pilihan warga hasil rapat pada tanggal 03
Juni 2025 di Desa Sei Mencirim. Pihak keluarga
percaya sepenuhnya kepada KUA Sunggal. proses demi proses dan setelah berkali-kali
kita pertanyakan karena menunggu cukup lama. Namun pihak KUA meminta tetap
bersabar, karena memikirkan agar permasalahannya tak terulang lagi. Keluarga Alm Sarkawi
tak mempermasalahkan terkait keputusan Kepala KUA Sunggal tersebut. Keluarga
pewakif berpendapat siapa pun yang masuk didalam kepengurusan, tak masalah, asal
jangan ada antek-antek berbau Ustadz IMH ataupun krooni-kroninya. Sesuai
peraturan BWI (Badan Wakaf Indonesia) agar salah satu anak pewakif masuk dalam
kepengurusan Nazhir serta saat
pembentukan kepengurusan Nazhir agar anak pewakif dihadirkan guna menyaksikan
pembentukan kepengurusan tersebut. Hanya itu saja permintaan pihak keluarga Alm
Sarkawi setelah tidak diakuinya pengurus Nazhir pilihan warga Dusun II-A Desa
Sei Mencirim. Kemungkinan
itulah akar masalahnya atau diduga ada boncengan dikepengurusan bentukan KUA Sunggal yang tidak disukai oleh pihak anak Alm Sarkawi, sehingga pihak KUA Sunggal terkesan mengulur-ulur waktu
sampai 1 bulan lebih dengan dalil mencari suasana yang pas dan pada akhirnya,
saat ditelpon majalahjurnalis.com, Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 13.44 Wib guna
meminta penjelasan dari Staf KUA Sunggal Abdul Rahman berkata lain. “Mendengar
penjelasan Abdul Rahman, saya terkejut. Mengapa bisa berubah kembali setelah
kita setujui kemauan pihak KUA Sunggal. Hanya segelintir perrmintaan saja dan
itu sudah disepakati bersama kedua belah pihak yakni pihak KUA Sunggal dan
pihak Keluarga Pewakif. Kita kecewa dengan keptusan Kepala KUA Sunggal yang
tidak mencerminkan seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Tentunya kepada
Kakan Depag Deli Serdang dan Kanwil Depag Sumut diminta usut tuntas dan bersikap atensi serta segera bersih-bersih terhadap pimpinan yang plin-plannya seperti Kepala KUA Sunggal Ahmad Zaluli Daulay dalam memberikan keputusan
kepada masyarakat yang memohon perlindungan demi mendapatkan keadilan. Mungkin dugaan kita, ada
intervensi dari pihak lain terhadap keputusan Kepala KUA Sunggal yang tadinya
sangat bijaksana menyikapi persoalan ini, walaupun kenyataannya pahit,” tutup
Thamrin. (red)
0 Komentar