Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mensikapi Drama Dari Duren Tiga, Tragedi Stadion Kunjutuhan dan Perdagangan Narkoba Harus Lebih Bijak

 Oleh : Jacob Ereste




MAJALAHJURNALIS.Com - Ibarat sakit parah yang belum sembuh, penyakit baru sudah datang ikut menyusul  dan melantak. Kira-kira seperti itulah kondisi Kepolisian Republik Indonesia hari ini, sejak peristiwa "Drama Dari Duren Tiga" yang telah membuat sock masyarakat. Diselingi insiden gas air mata di stadion Kujuruhan Malang, terus dilantak lagi oleh kasus narkoba.
 
Kepercayaan terhadap Polri, tampaknya harus ditebus dengan perbuatan nyata yang harus berlipat agar trauma yang sangat merusak hati dan perasaan rakyat jadi remuk redam  Sebab kalau cuma biasa-biasa, sock berat yang mendera warga masyarakat ini akan tetap menyisakan rasa jeri yang mengerikan.
 
Trauma ini hanya akan pulih dengan suplay perbuatan baik yang nyata dalam porsi yang berlipat. Jika tidak, maka sakit dan kecewa ya hati rakyat akan terus terasa didera sepanjang sejarah Kepolisian ke depan.
 
Layaknya kecewa berat yang tidak bisa dipulihkan begitu saja, tetapi juga harus dikikis habis hingga benar-benar bersih dari oknum yang sempat ikut membuat gaduh di permukaan. Maka itu berbagai therapy penghibur, agar kenangan yang sangat amat kelam itu dapat sirna dari segenap ingatan yang menakutkan.
 
Bagaimana tidak, aparat yang seharusnya melakukan pengamanan dan pencegahan justru yang melakukan perbuatan degil terkutuk itu. Sudah sejak lama memang, warga masyarakat curiga dengan segenap barang bukti yang tidak cukup transparan dimusnahkan itu.
 
Jadi bukan hanya mengetik narkoba yang menjadi ditahan dan hendak dimusnahkan itu yang sangat mudah untuk diselewengkan. Tetapi juga sejumlah barang bukti lain seperti kendaraan bermotor misalnya yang menjadi barang siaran itu toh tidak sedikit yang digunakan atau bahkan menjadi hak milik sejumlah personil.
 
Karena itu, hasrat serius Kapolri untuk melakukan pembersihan atau reformasi di tubuh   Polri patut dilakukan juga penggeledahan terhadap segenap personil. Toh, keriuhan dari sejumlah aparat yang digunjingkan kekayaannya yang sangat fantastis itu bisa menjadi bukti awal untuk mengusut asal muasal kekayaan yang tidak jelas sumbernya itu.
 
Kapolri Jendral Sigit Listyo Prabowo harus yakin dan percaya langkah tegasnya untuk melakukan reformasi besar-besaran di tubuh Polri akan mendapat dukungan penuh dari segenap warga masyarakat.
 
Sebab warga masyarakat sendiri sudah sangat muak dengan dengan perilaku aparat yang perlu dirinci lagi, sebab mulai dari tingkat yang paling rendah pada tingkat sektor hingga Mabes kalau saja boleh jujur sudah nyaris merata di semua lini dan jurusan di semua jalan yang harus dilalui oleh warga masyarakat
 
Menyimak narasi cerita kasus Narkoba yang justru diperjual-belikan oleh aparat penegak hukum itu dalam jumlah yang sangat besar, jelas lebih dari cukup memberi  gambaran betapa jauh penyimpanan dati tugas mulia yang seharusnya diemban seorang aparat negara yang khianat itu. Karena, dalam proses hukum kelak pun akan menjadi perhatian warga masyarakat untuk menakar keseriusan pihak hakim yang juga sudah ambruk marwah dan kewibawaannya bari rakyat.
 
Termasuk bagi kaum intelektual dari bilik akademis  yang sudah berulang kali juga mengecewakan masyarakat karena perilaku korup dan ketamakannya yang tidak terpuji itu. Sebab dari sejumlah mereka yang bergelar Profesor dan doktor dalam beragam bidang keilmuan itu, sesungguhnya menjadi bukti dari keambrukan etika, moral dan akhlak mulia manusia yang sepatutnya harus menjadi panutan.
 
Langkah tegap dan tegas Kapolri untuk membersihkan tubuh Polri yang berlumuran noktah ini hanya akan pulih dengan keinginan tulus dan jujur serta adil dengan segenap pengertian dan pemahaman bahwa kemuliaan manusia sesungguhnya adalah berbuat baik demi orang banyak dan untuk menyelamatkan orang banyak. Bukan menyelamatkan orang per orang, apalagi atas dasar perselingkuhan untuk melindungi korp, kawan, kolega maupun gerombolan yang mungkin juga telah menjerat dan menjebak kita terlibat ikut serta dalamnya.
 
Tapi,  toh hidup hanya sekali. Setelah itu mati. Kata Penyair Chairil Anwar. Dan yang akan kita tinggalkan hanya ingatan baik terhadap semua perbuatan yang pernah kita lakukan. Oleh karena itu, senyampang belum pensiun, lakukanlah hal yang terbaik untuk Polri, agar keindahan batu nisan memiliki hiasan terbaik meski hanya  diziarahi dari kejauhan atau sekedar dalam kenangan belaka.
 
Institusi Polri yang mampu ditinggalkan dengan baik serta kembali memperoleh kepercayaan dari warga masyarakat yang pernah mencapai dasar kemuakan paling mengerikan, akan menjadi penghias batu nisan, meski tidak berada di Makam Pahlawan. 
 
Sebab wangi yang sejati dari bunga melati, akan tetap harus di pemakaman manapun tempatnya. Jadi untuk menata keindahan taman bunga Kepolisian yang indah, mulai dari kebersihan dan keseriusan menyemai niat baik dan kebaikan harus terus menerus dilakukan, tanpa merasa letih dan kejengahan. Jangan pernah lagi ada yang disembunyikan.
 
Lantaran mata rakyat tidak cuma melihat, lantaran mata hatinya akan lebih merasakan. Maka itu, kita yang memiliki sikap bijak, tak perlu berlarut meratapi semua kejadian yang sudah terlanjur menjadi bubur itu Drama Dari Duren Tiga, Tragedi di Stadion dan Kasus Perdagangan Narkoba harus dapat dipetik hikmahnya untuk  menjadi pelajaran guna menata budaya hidup dan kehidupan yang  lebih baik serta mulia. (Banten, 16 Oktober 2022)

Post a Comment

0 Comments