Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sudah 3 Dekade, Kampung Apung Cingkareng Terendam Banjir



MAJALAHJURNALIS.Com (Fotonews-Jakarta) - Kampung Apung di Kapuk, Cengkareng ini awalnya permukiman padat khas pada umumnya. Saking lamanya terendam banjir menjadikan wilayah itu tenggelam jadi terapung.
 
Menurut warga yang mendiami wilayah itu sejak tahun 1990 mengaku kampung itu bernama Kampung Teko. Setelah terendam banjir menahun dan terkatung-katung, nama kampung itu pun mulai berubah menjadi Kampung Apung.
 
Sedikitnya ada 113 Kepala Keluarga yang menempati wilayah tersebut. Sebagian dari mereka adalah pendatang yang menetap dan mencari pekerjaan di Ibu Kota.
 
Di Awal tahun 1960-1970 an, Kampung Apung ini merupakan kampung yang asri dan damai. Rimbun pepohonan mewarnai daerah yang kini berubah namanya dan lebih dikenal menjadi Kampung Apung.




Pada tahun 1988, pembangunan di wilayah tersebut terbilang cukup masif. Tembok-tembok besar mulai berdiri, jalan berbeton mengurangi area resapan air, sehingga tak ayal kawasan itu perlahan mulai tenggelam.
 
Imbasnya pun mulai terlihat kini. Air menggenangi ke dataran yang lebih rendah, sehingga kampung atau permukiman ini yang akhirnya menjadi Kampung Apung.
 
Kampung Apung juga dikelilingi oleh makam tanah wakaf yang kini sudah tidak terlihat kembali karena terendam air. Sedikitnya ada 3800 makam yang terendam air di kampung itu.
 
Di tahun 2012 kampung ini pernah mendapatkan dana sebanyak Rp 14 Miliar agar dibangunkan rumah pompa air, tetapi hal itu tidak efektif karena jaraknya terlalu jauh.
 
Bahkan pada tahun 2014 juga pernah mendapatkan dana lagi sebanyak Rp 12 miliar untuk mengeringkan kampung apung dan memindahkan makam-makam di kawasan itu ke TPU Tegal Alur, sayangnya semua itu tak terlaksana dengan baik.
 
Meski dana miliaran rupiah telah dikucurkan, Kampung ini juga sangat minim dengan fasilitas umum. Padahal, warga disana juga pernah meminta kepada Pemda untuk dibuatkan sarana pendidikan, lagi-lagi hal itu tak terealisasi.
 
Tawaran untuk relokasi ke rusun pun pernah datang dari Pemda, tapi ditolak warga yang tetap bertahan ingin tinggal di kampung sendiri.




Penyebab banjir berkepanjangan yang akhirnya merendam kampung itu bisa jadi dikarenakan kelalaian pemerintah saat mengambil keputusan dan memberikan izin pembangunan pabrik tanpa melihat amdal yang terjadi ke depannya.
 
Selama kurang lebih 3 dekade sudah Kampung Apung itu adadan tetap dihuni warga meski kualitas air untuk kehidupannya kurang baik seperti berbau dan berbusa tercemar limbah pabrik.
 
Ancaman banjir di Ibu Kota kian nyata. Ini salah satu buktinya, Kampung Apung. Banjir yang terjadi terus naik setiap tahunnya setinggi 5 cm.
 
Akankah pemerintah akan terus berdiam diri melihat fenomena Kampung Apung ini?
 
Sumber : detiknews

Post a Comment

0 Comments