Peneliti ICW Kurnia Ramadhana. @detikcom
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Menko Kemaritiman dan Investasi
(Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Operasi Tangkap Tangan (OTT) tidak
bagus untuk negara. Indonesia Corruption Watch (ICW) gagal paham atas
pernyataan Luhut.
"OTT
merupakan salah satu cara KPK dalam melakukan penindakan tindak pidana korupsi,
di luar mekanisme case building. Selama ini OTT KPK terbukti ampuh membersihkan
seluruh cabang kekuasaan, mulai eksekutif, legislatif, hingga yudikatif,"
kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana, saat dihubungi, Selasa (20/12/2022).
ICW
menilai OTT KPK berhasil menangkap banyak koruptor, baik itu dari kalangan
pejabat maupun pihak swasta.
"Selain
itu, pengungkapan melalui mekanisme OTT pun telah berhasil menyeret ratusan
orang, baik pejabat, aparat penegak hukum, maupun pihak swasta, ke proses
persidangan," kata Kurnia.
Menurut
Kurnia, dari manfaat dan keberhasilan OTT tersebut, OTT berdampak besar dalam
membantu negara menangkap pejabat korup.
"Pertanyaan
lebih lanjut, apakah Saudara Luhut Binsar tidak senang jika KPK, yang mana
representasi negara, melakukan pemberantasan korupsi?" katanya.
Kurnia
pun heran jika OTT dianggap memperburuk citra Indonesia. Menurutnya, jika
Indonesia bisa menegakkan hukum dan melakukan OTT, citra Indonesia pun baik.
"Sejujurnya,
kami sulit memahami logika berpikir Saudara Luhut. Dalam pandangan ICW, ketika
penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi, maksimal dilakukan, dengan
sendirinya citra Indonesia akan membaik dan diikuti dengan apresiasi dari
dunia," ujarnya.
ICW
mengungkit kejadian pada 2013. Saat itu disebut Indonesia mendapatkan
penghargaan Ramon Magsaysay Award.
"ICW
meminta agar Saudara Luhut membaca pemberitaan tahun 2013. Sebab, pada periode
tersebut, KPK sempat membanggakan Indonesia karena mendapatkan penghargaan
Ramon Magsaysay Award karena terbukti berhasil memberantas korupsi secara
masif," katanya.
"Jadi,
kami menduga dua hal. Pertama, Saudara Luhut kurang referensi bacaan terkait
dengan pemberantasan korupsi. Dua, Saudara Luhut tidak paham apa yang ia
utarakan," katanya.
Pernyataan Luhut
Sebelumnya,
Luhut mengkritik cara kerja KPK dalam pemberantasan korupsi. Dia menyebut KPK
tak perlu sedikit-sedikit menangkap orang.
"Kita
nggak usah bicara tinggi-tinggilah. OTT-OTT ini kan nggak bagus sebenarnya.
Buat negeri ini jelek banget. Tapi kalau kita digital life, siapa yang mau
melawan kita," kata Luhut di acara peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi
2023-2024 di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Luhut
kemudian bercerita dirinya diundang untuk diwawancarai salah satu media di
London. Dia mengatakan Indonesia dipuji setelah berhasil menyelenggarakan KTT
G20 di Bali pada November lalu.
Di
sana, dia menjelaskan Indonesia memiliki empat pilar dalam pembangunan. Dari
keempat yang disampaikan itu, dia menyebut digitalisasi merupakan kunci
kemajuan bangsa.
"Saya
jelaskan mengenai Indonesia. Saya bilang ada empat pilar kami. Satu efisiensi,
efisiensi apa digitalisasi. Kedua hilirisasi, yang ketiga dana desa, itu saya
jelaskan kepada mereka. Tapi dua pertama tadi itu kunci, Bapak/Ibu
sekalian," ucapnya.
Setelah
itu, Luhut mengingatkan KPK jangan sedikit-sedikit melakukan penangkapan.
Menurutnya, jika digitalisasi di Indonesia berjalan baik, tidak akan ada yang
bisa main-main dengan sistem.
"Jadi
kalau kita mau bekerja dengan hati, ya kalau hidup-hidup sedikit bolehlah. Kita
kalau mau bersih-bersih amat, di surgalah kau," kata Luhut
"Jadi
KPK jangan pula sedikit-sedikit tangkap tangkap, ya lihat-lihatlah. Tapi kalau
digitalisasi ini sudah jalan tidak akan bisa main-main," imbuhnya.
Sumber : detiknews
0 Comments