MAJALAHJURNALIS.Com - Tanggal 17 Agustus,
merupakan tanggal yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia, dimana,
hari itu merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, titik pada hari itu
bangsa Indonesia berhasil mengambil kembali haknya dan memproklamasikan
kemerdekaan. Sebagai pemuda bangsa
yang memiliki semangat berkobar, tentu kita tidak akan melupakan sejarah. Mari kita lihat
kenyataan bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidak terlepas dari
jerih payah manusia yang sangat mulia, yang senantiasa berjuang dan berkorban
demi nusa dan bangsa, mengorbankan waktu tenaga dan pikiran bahkan nyawa demi
sebuah kemerdekaan bangsa tercinta. Bayangkan betapa banyak
pahlawan yang gugur demi membela tanah air ini, maka sejauh mana kita memaknai
kemerdekaan ini. Para pemuda generasi
sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai/gadget, para pemuda
cenderung untuk bermain game dan hal yang kurang edukatif. Perayaan hari Kemerdekaan
Republik Indonesisa (RI) di sekolah saat ini tak semariah dari beberapa tahun
sebelumnya, dimana para pemuda belum familiar dengan gadget, mereka lebih
sering berinteraksi dengan teman dibandingkan menyendiri dengan satu gadget,
canda tawa terasa meriah ketika merayakan kemerdekaan pada saat itu. Bangsa ini sudah Merdeka
dari 78 tahun yang lalu, tetapi para pemuda bangsa masih dijajah oleh rasa
malas, banyak anak muda saat ini menyukai hal-hal yang instan, mulai dari
makanan bahkan mencari jawaban di Google ketimbang membaca buku. Akibat minimnya
kesadaran atau bahkan pengetahuan yang dimiliki generasi muda, menjadi sebab
akan cepatnya mereka terpengaruh berita hoax dikarenakan malas membaca. Faktor lainnya adalah
pacaran yang sangat digemari sebagian generasi muda, pacaran itu sendiri
memiliki dampak negatif seperti; kekerasan fisik, kekerasan seksual, cenderung
menjadi pribadi yang rapuh dan menurunnya konsentrasi. Karena banyak anak muda
saat ini menghabiskan waktunya untuk berpacaran ketimbang melakukan hal-hal
positif, tidak sedikit juga anak muda yang selalu merasa galau akibat putus
cinta. Para pemuda berpikir
kehidupan mereka hanya tentangpercintaan dan hura-hura semata. Kenyataannya tidak, mereka bisa
meneladani para pahlawan dengan cara giat belajar, meninggalkan rasa malas,
serta menggunakan media sosial untuk kegiatan yang positif. Tentu saja itu semua
sebagai bentuk bahwa pemuda saat ini, telah merdeka dari penjajahan nafsu
pribadinya, berupa kemalasan dan lainnya. @
0 Comments