Prabowo
Subianto dan Yenny Wahid (Dokumentasi Tim Media Prabowo Subianto)
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Amerika Serikat (AS)
memantau pemilihan presiden (pilpres) RI. Setidaknya ini terlihat dalam laman
US Chamber of Commerce (Kadin AS), 5 September lalu.
Direktur Asia Tenggara badan
itu, Shannon Hayden, menulis "Akankah pemilu di Indonesia mendekatkan
hubungan dengan AS?". Ia merujuk salah satu bakal calon presiden (capres)
Prabowo Subianto.
Diawal tulisannya ia
mengingatkan bahwa rakyat RI akan menghadapi Pilpres 14 Februari. Ini,
tegasnya, tak hanya berimplikasi ke Indonesia tapi juga AS.
"Bagaimanapun, Indonesia
adalah pemain utama di kawasan penting Indo-Pasifik," katanya
dilihat CNBC Indonesia, Kamis (7/9/2023).
"Ini adalah negara dengan
populasi terbesar keempat di dunia, negara demokrasi terbesar ketiga, ekonomi
terbesar keenam belas, dan negara mayoritas Muslim terbesar," tambahnya.
Nama Prabowo pun ia paparkan.
Prabowo merupakan satu dari tiga kandidat, selain Ganjar Pranowo dan Anies
Baswedan.
Menurutnya sejauh ini, Menteri
Pertahanan (Menhan) itu tampaknya memimpin dalam survei, yang memuatnya percaya
diri dan maju ke laga Pilpers lagi. Ia juga sepertinya mendapat dukungan
Jokowi.
"Prabowo gagal melawan
Jokowi pada tahun 2014 dan 2019, dan jajak pendapat terbaru serta dinamika
partai membuat dia berpikir bahwa pemilu ketiga mungkin merupakan
pilihan," muatnya.
"... Prabowo memimpin
koalisi yang luas dan Jokowi (yang belum memberikan dukungan resmi, namun
popularitasnya mencapai 79%) telah mengisyaratkan bahwa Prabowo adalah pilihan
terbaiknya untuk melanjutkan kebijakannya," tambahnya.
Sebenarnya, masa lalu Prabowo
juga diungkit. Bagaimana Prabowo pernah menjadi menantu Presiden Soeharto yang
memimpin Indonesia selama 32 tahun.
"Prabowo sendiri bertugas
di militer, naik pangkat menjadi Letnan Jenderal Angkatan Darat dan memimpin
pasukan khusus Indonesia," jelasnya soal masa lalu itu.
"Tuduhan pelanggaran hak
asasi manusia dalam peran ini menghalangi dia masuk ke AS selama
bertahun-tahun, sebuah larangan yang telah dicabut dalam kapasitasnya saat ini
sebagai menteri pertahanan," katanya menambahkan kondisi saat ini.
Bisnis Prabowo pun ia
terangkan. Menurutnya Prabowo adalah konglomerat yang mengendalikan 27
perusahaan.
"Mulai dari minyak sawit,
gas alam, dan batu bara, hingga hukum, kertas, dan pulp," tambahnya.
Hubungan
dengan Amerika?
Ia pun kemudian mengaitkan
Prabowo dengan AS. Kemungkinan hubungan kedua negara bakal makin mesra, secara
implisit ia paparkan.
Ia mengungkit bagaimana dalam
kapasitasnya sebagai Menhan, Prabowo bertemu Menteri Pertahanan Lloyd Austin
baru-baru ini. Keduanya menandatangi pembelian senjata dan mengadvokasi
hubungan yang lebih erat antara kedua negara.
"Jadi apa pentingnya
kunjungannya baru-baru ini? Pertama, Indonesia berupaya memodernisasi
militernya melalui AS," katanya.
"Dukungan tersebut
ditegaskan oleh pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan
Prabowo dengan Austin di Pentagon ... Akuisisi ini akan memperdalam
interoperabilitas dengan AS. dan memperluas pilihan untuk latihan
bersama," tambahnya.
"Ini merupakan kemenangan
publik baginya dalam perannya sebagai menteri pertahanan," muatnya lagi.
Perjalanan Prabowo ke AS itu,
kata dia, merupakan kesempatan untuk mengadvokasi prioritas domestiknya melalui
peningkatan keterlibatan AS-Indonesia. Hal ini mencakup penciptaan lapangan
kerja dan peluang ekonomi melalui kerja sama di bidang ketahanan pangan,
pertukaran pendidikan internasional, inovasi teknologi dan hal-hal lain.
Meski begitu, ia menegaskan
terus melakukan kajian. Menurutnya seorang kandidat dapat keluar dan bergabung
dengan salah satu dari dua kandidat yang tersisa sebagai wakil presiden.
"Skandal bisa saja muncul.
Jokowi bisa saja memberikan dukungan yang mengejutkan," tambahnya.
"Namun untuk saat ini,
Prabowo tampaknya telah mencapai apa yang ia rencanakan di AS, mengunjungi dan
masih menjadi yang terdepan saat kembali ke rumah," katanya.
Sumber
: CNBC Indonesia
0 Comments