foto diambil setelah Satria Aritonang tewas |
MAJALAHJURNALIS.Com (Langkat) – Pembaca masih ingat tentang
ditemukannya mayat laki-laki bernama Sungguh Satria Aritonang (33) ditepi
sungai Titi Belanga Dusun AFD II Kwala Sawit Desa Namo Sialang Kecamatan Batang
Serangan Langkat berbatasan dengan Sungai Litur Sawit Seberang pada hari Rabu
tanggal 11 Oktober 2023 sekitar pukul 11.00 Wib silam, masih misteri. Kasusnya sudah dilaporkan
ke Polsek Padang Tualang Polres Langkat No.LP/B/100/X/2023/SPKT/POLSEK PADANG TUALANG/POLRES
LANGKAT/POLDA SUMUT, Tanggal 13 Oktober 2023. Berdasarkan keterangan dari
Polsek Padang Tualang di SP2HP tertanggal 30 Oktober 2023 yang pada waktu itu
ditandatangani Kapolsek Padang Tualang AKP Sutrisno, SH menjelaskan bahwa
kasusnya masih dalam proses penyelidikan, telah dilakukan proses pemeriksaan
terhadap saksi-saksi, namun para saksi belum dapat menerangkan dugaan tindak
pidana tersebut. Rencana tindaklanjut akan dilakukan pemeriksaan saksi-saksi
lain untuk membuat terang dugaan tindak lanjut tersebut dan perkara tersebut
akan tetap ditindaklanjuti. “Pada tanggal 21 November
2023 lalu,” ujar Nurhayati br Sihombing kepada Majalahjurnalis.com, Rabu
(29/11/2023) saat ditemui dirumahnya. Lanjutnya lagi, “Kami Minton
Aritonang (Ayah korban), saya (Nurhayati br Sihombing), D. Simanjuntak dan Petrus Sembiring didampingi kuasa hukumnya
dari Posko Orange Langkat. Bertemu langsung dengan Kanit Reskrim Polsek Padang
Tualang IPTU Hermawan, SH didampingi penyidiknya didapur alun-alun Kota Stabat. Didalam pertemuan itu, Kanit
Reskrim tidak menjelaskan secara rinci tentang perkembangan penyelidikan kasus
tersebut. Beliau hanya mengatakan, “silahkan ibu bapak jika ada ingin
mengajukan saksi langsung saja menghubungi ke kami atau ke penyidik, ucap
Nurhayati menirukan ucapan Kanit Reskrim tersebut.
Padahal, didalam
pertemuan itu kami menanyakan tentang perkembangan kasus kematian Satria
Aritonang hingga saat ini belum ada penetapan tersangka, dan dalam peretemuan
itu, orangtua korban mengajukan 1 orang saksi lagi yaitu supir mobil patroli
perkebunan kepada Kanit.
Kami mencurigai tentang
hasil autopsinya, sebab pihak penyidik tidak ada memberitahukan hasil
autopsinya dan terkesan mengulur-ulur kasusnya. Hal itu dikarenakan belum ada
penetapan tersangka terhadap tewasnya Satria Aritonang padahal laporannya sudah
1 bulan lebih.
Gunjingan terhadap
kinerja Polsek Tualang kembali dipertanyakan warga, karena laporan saya belum
bergerak kepada pemeriksaan pihak-pihak terkait, ujarnya.
Kembali dikatakan
Nurhayati, bahwa keluarga menilai ada sejumlah kejanggalan dalam kasus tewasnya
Satria Aritonang. Salah satu kejanggalan diantaranya, wajah putranya penuh luka
lebam pada bagian wajahnya seperti habis dianiaya dengan benda keras. Dan
terkesan kematian korban seakan-akan jatuh ke sungai dan hanyut.
“Naluri saya sebagai Ibu,
bahwa Satria Aritonong tewas dibunuh”, ungkapnya tak henti-hentinya menangis
sebab kematian putranya menyisakan duka yang mendalam dan misteri bagi
keluarga, “Kami menilai kematian anak kami tidak wajar”.
"Kami menuntut
keadilan agar kasus ini dapat diselesaikan secara terang-benderang penyebab
kematian putra kami. Kami heran, terkesan Polsek Padang Tualang terkesan dingin
menangani kasusnya,” jelasnya.
“Kami meminta kepada Kapolres
Langkat dan Kapolda Sumatera Utara untuk mengambil-alih kasus ini agar dapat
mengungkap pelaku yang sebenar-benarnya sebab kasus kematian ini penuh misteri
dan sudah 1 bulan lebih belum ada penetepan tersangka. Kami mau kasus ini
diungkap sejelas-jelasnya,” tutup Nurhayati sedih. (Tim)
“Naluri saya sebagai Ibu, bahwa Satria Aritonong tewas dibunuh”, ungkapnya tak henti-hentinya menangis sebab kematian putranya menyisakan duka yang mendalam dan misteri bagi keluarga, “Kami menilai kematian anak kami tidak wajar”.
"Kami menuntut keadilan agar kasus ini dapat diselesaikan secara terang-benderang penyebab kematian putra kami. Kami heran, terkesan Polsek Padang Tualang terkesan dingin menangani kasusnya,” jelasnya.
0 Comments