Foto:
Presiden Jokowi (Brigitta/detikcom)
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Presiden Joko Widodo
(Jokowi) meminta agar audit berlapis dilakukan di tungku smelter PT Indonesia
Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah.
Menurutnya, hal itu harus dilakukan agar mencegah persoalan
serupa terulang kembali.
"Jadi auditnya, checking-nya, harus didouble-in,
ditriple-in, biar kejadian yang sudah satu dua kali (terjadi), tidak terjadi
lagi," ucap Jokowi di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat,
Sabtu (30/12/2023).
Kendati demikian, Jokowi mengakui proses pembangunan dan
pengoperasian smelter merupakan hal yang sulit. Oleh sebab itu, ia meminta agar
keselamatan menjadi aspek utama.
"Yang namanya dalam pembangunan dalam pembuatannya
(smelter) keselamatan betul-betul harus dinomorsatukan," tegasnya.
Sementara terkait isu tersebut, Jokowi juga menjelaskan bahwa
hal itu sedang diinvestigasi oleh Kepolisian. Ia meminta awak media menanyakan
langsung hal tersebut ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Diwawancarai terpisah dalam kesempatan yang sama, Jenderal
Listyo menjelaskan investigasi masih dilakukan Kepolisian. Ia mengatakan, bahwa
proses pemeriksaan melibatkan banyak pihak, mulai dari Pusat Laboratorium
Forensik dan reserse gabungan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah zerta
Bareskrim Polri.
"(Investigasi) masih berjalan. Jadi ditunggu saja
hasilnya," pungkasnya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, sebanyak 59 orang
dilaporkan menjadi korban ledakan tungku smelter milik PT (ITSS) di Morowali,
Sulawesi Tengah (Sulteng). Sebanyak 18 orang di antaranya tewas dan 41 orang
lainnya masih menjalani perawatan.
Ledakan tungku smelter PT ITSS di kawasan PT Indonesia
Morowali Industrial Park (IMIP) awalnya dilaporkan menewaskan 13 orang pekerja
usai kejadian pada Minggu (24/12/2023). Namun hingga Selasa (26/12/2023),
jumlah korban bertambah menjadi 18 orang.
Kapolres Morowali AKPB Suprianto mulanya memperbarui data
korban dari 13 menjadi 16 orang. Dia menyebut tambahan korban tewas merupakan
korban yang mengalami luka berat dan sempat dirawat di RSUD Morowali.
"Ada 3 (korban luka berat yang meninggal hari ini di
rumah sakit)" ujar AKBP Suprianto kepada detikcom, Senin (25/12/2023).
Suprianto kembali memperbaharui data korban tewas dari 16
orang menjadi 18 orang. Dua korban meninggal tersebut merupakan tenaga kerja
asing (TKA) asal China. "Iya (tambahan 2 korban meninggal)" ujar AKBP
Suprianto saat dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (26/12/2023).
Dalam keterangan terpisah, Kepala Divisi Media Relations PT
IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, insiden terjadi akibat ledakan tungku smelter
PT ITSS Morowali yang disebabkan oleh kehadiran cairan mudah terbakar dan
keberadaan tabung oksigen di sekitar tungku smelter.
"Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan
karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses
perbaikan tersebut, terjadi ledakan," ucap Dedy Kurniawan dalam
keterangannya, Minggu (24/12/2023).
Selain itu, faktor kedua penyebabnya adalah
keberadaan tabung gas oksigen di sekitar tungku, yang digunakan untuk
pengelasan dan pemotongan komponen tungku. "Akibatnya, ledakan pertama
memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak," tambah Dedy.
Kendati demikian, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga
menurunkan tim Pengawas Ketenagakerjaan untuk mengusut insiden tersebut. Tim
disebut juga mulai mengumpulkan data ke PT IMIP selaku pengelola smelter.
"Tim dari Pengawas Ketenagakerjaan Kemnaker melakukan
pemeriksaan sejak tanggal 25 Desember 2023 untuk memperoleh informasi yang
sebenar-benarnya terkait dengan penyebab terjadinya kecelakaan kerja,"
kata Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan
dan Kesehatan (Binwasnaker dan K3), Haiyani Rumondang melalui keterangan
tertulis, ditulis Rabu (27/12/2023).
Sumber : detikfinance
0 Comments