Ticker

7/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Potensi Kecurangan Pemilu? Masing-Masing Paslon Kan Punya Menteri di Kabinet Jokowi !!!

 

Foto: Habiburokhman di acara diskusi bertajuk 'Titik Rawan Kecurangan dan Platform Peta Kecurangan Pemilu' di Menteng (Adrial-detikcom)

MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menyebutkan secara teori yang berpotensi melakukan kecurangan adalah kekuasaan. Dan kini, menurutnya kekuasaan itu tersebar merata di balik 3 pasangan calon (paslon) capres-cawapres.
 
"Soal potensi kecurangan teorinya kan, yang paling berpotensi curang adalah kekuasaan. Itu teori dasar. Asumsi dasar. Tapi sekarang kan kekuasaan tersebar," ujar Habiburokhman dalam acara diskusi bertajuk 'Titik Rawan Kecurangan dan Platform Peta Kecurangan Pemilu' di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024).
 
Habiburokhman menyebutkan di 3 paslon memiliki menterinya masing-masing. Para menteri itu juga memiliki program-program.
 
"Karena kan tiga paslon ini ada menterinya. Dan menteri-menterinya, juga menduduki posisi yang strategis, ada program-programnya," sebutnya.
 
Dirinya menyebut terkait kecurangan banyak disampaikan masyarakat dan menjadi masukan. Dirinya juga mengatakan sejumlah laporan adanya kecurangan tetap disampaikan ke Bawaslu.
 
"Kita memilih bagaimanapun kita mendorong agar diselesaikan, melalui perangkat yang ada Bawaslu. Kami sampaikan ke Bawaslu lalu kalau kami melihat Bawaslu, tidak menjalankan tugas saya dengan profesional, tentu tentu kami akan melaporkan Bawaslu ke, dewan kehormatan penyelenggara pemilu," sebutnya.
 
Lebih lanjut, dirinya menyebut bahwa setiap paslon memiliki potensi untuk melakukan kecurangan dalam pemilu. Dirinya juga menyebut sulit mengendalikan ribuan timnya agar tidak berbuat curang.
 
"Ya karena saya pikir di satu sisi tentu ada potensi dari semua paslon untuk memanfaatkan atribut, yang ada pada dirinya untuk kemenangan. Secara manusiawi masuk akal, kita tidak bisa kendalikan sekian ribu tim pendukung kita," ucapnya.
 
Dirinya pun menyebut bahwa bantuan yang diberikan kadang tidak terlalu signifikan, malah lebih banyak masalah yang timbul. Terlebih lagi, kata dia, capres-cawapresnya sekarang sudah banyak unggul di survei.
 
"Ya mohon maaf ya, bantunya nggak banyak bikin masalahnya lebih banyak. Bisa jadi kan begitu. Kita memang udah menang, ya kan, gara-gara kelakuan ini oknum-oknum-oknum, malah kena TSM (terstruktur, sistematis dan masif). Apa lagi, kubu 01 penemu dan ahlinya TSM ada Mas Bambang Widjajanto ini ya kan," ucapnya.
 
"Itu bisa pingsan kita, bisa tewas kita. Udah unggul sekian persen, lembaga survei mohon maaf, sebagian besar lembaga survei kan pasangan kami unggul. Lalu kalau putaran kedua mohon maaf dikatakan tetap unggul," tambahnya.
 
Untuk itu, dirinya terus mengimbau para pendukung jika ingin membantu, harus sesuai aturan yang ada. Jangan sampai niat ingin membantu malah membuat repot.
 
"Jadi Kalau kami terus meneruskan pada pendukung kami, pertama kalau mau bantu ya, bantu sesuai ketentuan perundan-undangan. Jangan sampai niat mau bantu tapi malah membuat kita repot, dan malah apa yang sudah kita raih saat ini bisa terlepas," tuturnya.
Sumber : detiknews

Post a Comment

0 Comments