MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Juru
Bicara Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN)
Bestari Barus angkat bicara terkait pernyataan Juru Bicara Tim Kampanye
Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, yang menyebut Anies sebagai sosok
tak beretika dan tukang bohong. Bestari menilai Andre Rosiade panik. "Kenapa panik gitu Andre," kata
Bestari, saat dihubungi, Senin (8/1/2024). Diketahui, Andre Rosiade menilai Anies sebagai
sosok tidak beretika karena sebelumnya pernah diusung oleh Partai Gerindra di
Pilgub DKI tetapi dianggap menyerang Prabowo. Namun, menurut Bestari, hal itu
merupakan romantisme masa lalu. Menurut Bestari, Anies sudah menuntaskan masa
jabatannya di DKI Jakarta sehingga ia menilai mestinya tidak ada utang. "Kalau dikatakan bahwa Anies itu dicalonkan
ya memang, itu kan karena Anies mau, kalau Anies nggak mau pada waktu itu
bagaimana, kan bukan Anies yang datang-datang untuk minta dicalonkan, setahu
saya seperti itu," kata Bestari. "Artinya itu kan kesepakatan 2 pihak.
Selesai masa jabatannya, bahwa dia menyelesaikan masa tugasnya selama 5 tahun,
beres dong. Nggak ada utang piutang dong itu, tapi kalau masih tenggelam dalam
romantisme itu ya silakan, itu kan haknya," katanya. Selain itu, menurut Bestari, saat Anies maju di
Pilgub DKI, Anies tidak bisa diusung oleh Gerindra saja karena keterbatasan
kursi, melainkan juga diusung oleh PKS dan PAN. Sementara saat ini PKS
menurutnya tidak ada komentar apa-apa. "Harusnya Pak Andre juga menyampaikan juga
secara jelas kepada masyarakat bahwa pencalonan Anies pada masa itu juga tidak
bisa dilakukan oleh Gerindra sendirian, kan ada PKS juga. Enggak bisa mencalonkan
Anies sendirian, harusnya itu juga disampaikan, dan PKS tidak ada ngomong
apapun soal balas jasa kepada Anies," katanya. Ia mempertanyakan standar etika yang dipakai oleh
pihak Andre Rosiade seperti apa. Sebab menurut Bestari, Anies tidak menyerang
personal Prabowo, melainkan mempertanyakan tugas dan fungsi Menhan. "Etika itu ukurannya, ukuran Andre Rosiade
atau apa? Namanya dalam satu perdebatan itu kan bukan pribadinya yang diserang,
tapi kan sebetulnya lebih kepada fungsi-fungsi sebagai pejabat publik dan
sebagainya, itu yang dipertanyakan," katanya. "Kebetulan Pak Prabowo itu kan Menteri
Pertahanan, kan itu saja, kan nggak ada yang personal, apakah dibilang Pak
Prabowo dibilang badannya gemuk? kan nggak, itu baru personal, ini kan
kaitannya dengan tugas fungsi kenegaraan, sebagai pejabat itu ditanyakan
bagaimana program ini, kenapa begini, pesawat bekas dan sebagaimana yang kita
dengar," ujarnya. Oleh karena itu pihak Timnas AMIN meminta agar
Andre atau TKN Prabowo-Gibran mempersiapkan data-data jika merasa ada data yang
tidak benar. Bestari meminta agar Andre tidak terlalu gelagapan dengan
mengaitkan Debat Pilpres kemarin dengan tidak beretika. "Jadi kalau menurut saya Andre tidak usah
terlalu gelagapan dalam menghadapi hal ini sehingga mengkait-ngaitkan tidak
beretika dan sebagainya," katanya. Sementara itu, terkait tudingan berbohong,
Bestari meminta agar pihak Prabowo menghadirkan data dan langsung
mengcounternya pada saat Debat kemarin. Menurutnya tidak perlu terlalu
emosional, karena tinggal menjawab dengan data. "Kalau mengatakan orang bohong, ya hadirkan
saja datanya, dan counter pada saat itu karena itu lah ruangnya yang diberikan,
gitu loh, kan tinggal dijawab, tanya, jawab. Nah nggak usah emosional, menurut
saya itu terlalu emosional. Kenapa sih Andre kenapa dia mesti gelagapan sih
ini," katanya. Lebih lanjut, terkait kritikan Anies mengenai
anggaran Rp 700 triliun untuk membeli alusista, Andre Rosiade menjelaskan,
berdasarkan data Kemenkeu pada 2020-2024 anggaran Kemenhan mencapai Rp 692,92
triliun yang digunakan tidak hanya untuk membeli alutsista, tetapi juga untuk
kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM. Namun, Bestari menilai
agar kubu Prabowo memberi masukan kepada Prabowo tentang bagaimana menjawab
dengan baik sehingga dapat membantah dengan data dan fakta yang ada, bukan
justru mengkritik Anies. "Nah itu harusnya Andre menjelaskan itu,
kenapa selama 5 tahun itu belum mewujudkan rumah untuk prajurit, gitu bukan
malah mengkritisi Anies, tapi memberi penjelasan," kata Bestari. "Lain kali saya menyarankan agar Andre
Rosiade banyak memiliki masukan kepada Prabowo tentang bagaimana menjawab yang
baik sehingga masyarakat tercerdaskan dan dapat membantah hal-hal yang dianggap
tidak sesuai dengan data fakta yang ada. Saya kira itu peran bagus untuk Andre
Rosiade, saya kira," ujar Bestari. Andre Rosiade Sebut Anies Tak Beretika Sebelumnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional
(TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, menyebut calon presiden nomor urut satu
Anies Baswedan sebagai sosok tak beretika dan rela melakukan kebohongan publik
demi mencapai ambisi politik. Hal itu karena Anies dinilai tidak beretika
menyerang pribadi Prabowo yang sempat mengusungnya di Pilgub DKI. Pernyataan tersebut merujuk pada penampilan Anies
Baswedan di debat capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di
Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1) malam. Sebagai kader Partai Gerindra, Andre menilai
Anies tak beretika. Andre menilai Anies ibarat kacang lupa kulit, sebab Anies
menyerang pribadi capres Prabowo Subianto, tokoh yang menjadi penyokong utama
pemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. "Mas Anies kehilangan otoritas bicara etika
pada debat ini. Sebab Pak Prabowo, pribadi yang diserang Mas Anies selama ini,
adalah tokoh utama penyokong pemenangannya di Pilgub DKI Jakarta. Kami seluruh
kader Gerindra diperintahkan Pak Prabowo turun ke Jakarta untuk membantu
pemenangan Pilgub. Tapi lihat sekarang bagaimana balasannya," kata Andre
dalam keterangannya, Senin (8/1/2024). Lebih lanjut, Andre mengatakan, Anies juga
berbohong terkait belanja alutsista bekas Rp 700 triliun yang disampaikan dalam
debat capres. Andre memaparkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran
Kemenhan pada periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun. Dari anggaran
tersebut, tidak hanya dialokasikan untuk membeli alutsista, namun digunakan
juga untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM. Untuk itu, Andre mengajak masyarakat untuk
membuka mata dan memilih pemimpin yang melakukan kerja nyata, dan menolak
pemimpin yang suka bohong dan pandai obral janji demi raih simpati. "Masyarakat sudah bisa menilai mana capres
yang kerja nyata dan capres tukang bohong dan tak beretika. Bayangkan, di forum
debat capres yang disaksikan jutaan masyarakat Indonesia saja berani berbohong
dan menyampaikan data keliru untuk dapat simpati. Sudah tak beretika, Mas Anies
ini juga menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan," sambungnya. Sumber : detiknews
0 Comments