MAJALAHJURNALIS.Com (Medan) - Peringati Hari Buruh Internasional atau May
Day 2024, ratusan massa dari Executive Comitee (Exco) Partai Buruh Provinsi
Sumatera Utara (Sumut) dan elemen serikat pekerja lainnya gelar unjuk rasa yang
dinamai Aksi Simpati May Day 2024 di 2 titik lokasi berbeda di Kota Medan, Rabu
(1/5/2024). Massa
aksi memulai orasinya didepan Kantor Pos Medan dan dilanjut di Kantor Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara (DPRD Sumut), Jalan Imam
Bonjol, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Dalam
aksinya didepan Kantor DPRD Sumut, ratusan massa mengatakan, pasca berlakunya
Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja, upah semakin murah, Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) semakin mudah, hak atas cuti-cuti berpotensi hilang, dan kebebasan
berorganisasi semakin diberangus. Bukan
hanya itu, massa juga menyatakan Undang-Undang Cipta Kerja merupakan
Undang-Undang perbudakan. Mereka menyebut kehidupan kaum buruh dan keluarganya
dimiskinkan secara legal oleh wakil-wakil rakyat di Eksekutif maupun Legislatif
melalui regulasi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja maupun aturan-aturan
turunannya. Koordinator
aksi, Tony Rickson Silalahi (gambar pake topi), dalam orasinya mewakili ratusan massa, mengancam,
bila tuntutan mereka tidak ditindak lanjuti oleh DPRD Sumut maupun pihak
terkait lainnya, maka akan dilakukan mogok kerja massal dan bahkan akan terus
melakukan aksi demonstrasi secara estafet.
Adapun
tuntutan aksi yang dibacakan oleh Tony dihadapan personil Kepolisian yang
mengawal dan melakukan pengamanan pada aksi itu adalah:
Cabut/batalkan Omnibus Law UU "perbudakan" Cipta Kerja;
Hostum: Hapuskan Outsourching - Tolak Upah Murah;
Segera selesaikan kasus-kasus Ketenagakerjaan yang mandeg penanganannya selama
bertahun-tahun di Wasnaker-SU;
Segera selesaikan kasus buruh PT. SAMAWOOD dan
menolak keras PHK sepihak di perusahaan tersebut;
Bayarkan dan selesaikan segera THR di PT. Bahruny Langkat;
Agar Disnaker Sumut selesaikan kasus Perburuhan di PT. Starindo Prima yang sudah
10 tahun lebih;
Tambah Personil dan Anggaran bagi Wasnaker-SU
untuk penguatan dan penegakkan hukum Ketenagakerjaan.
Segera selesaikan kasus perburuhan yang terjadi di: PT. SAMROCK, PT. ERAMAS,
PT. SRI RAHHAYU AGUNG, PT. BINTANG MUTIARA CEMERLANG, PT. GCS ,PT. CIPTA Dan PT
Surya Plasindo Mas, yang sampai ini tidak juga membayar hak-hak normatif
karyawan nya...
Ironisnya,
aksi tersebut tidak mendapat respon dari pihak DPRD Sumut. Pasalnya, satupun
anggota DPRD Sumut tidak terlihat menyambut ataupun menemui massa yang sedang
memperjuangkan haknya didepan kantor wakil rakyat Sumut itu. Ditemui
usai aksi, Tony mengaku pihaknya sangat kecewa terhadap DPRD Sumut yang tidak
peduli dengan aksi perjuangan yang mereka lakukan. "Kami
sangat kecewa dengan wakil rakyat di DPRD Sumatera Utara, mereka wakil rakyat
yang dipilih oleh rakyat tapi pada saat rakyat datang di kantor DPRD mereka
tidak datang, mereka tidak ada yang muncul. Mereka tahu bahwa ini ada aksi
demonstrasi karena kita sampaikan surat tembusan kepada DPRD, tapi sangat
disayangkan DPRD tidak respon terhadap aspirasi-aspirasi rakyat," ucap
Tony dengan nada kecewa. Dengan
ketidakperdulian DPR dan juga pemerintah saat ini terhadap nasib buruh, Tony
berharap, DPR maupun pemerintah yang telah terpilih benar-benar bisa menampung
dan memperjuangkan aspirasi kaum buruh. "Karena
nanti ada pergantian pemerintahan, kami berharap pemerintahan yang baru bisa
mendengar, menampung dan menindaklanjuti tuntutan kami khususnya tentang cabut
dan batalkan Omnibus Law Cipta Kerja," harap Tony. Pantauan
awak media, sebelum massa membubarkan diri, tampak perwakilan massa memberikan
setangkai bunga kepada tiap-tiap personil Kepolisian yang hadir sebagai rasa
simpati terhadap kinerja Polri dalam melakukan pengamanan terhadap aksi buruh. Wakil
Ketua Partai Buruh Sumut, Anggiat Pasaribu, mengatakan, pemberian bunga
tersebut merupakan wujud apresiasi kaum buruh terhadap Kepolisian khususnya
Polda Sumut yang telah menjadi garda terdepan dalam mengawal dan melakukan
pengamanan aksi yang dinamai Aksi Simpati May Day 2024 itu. "Selama
kita berjuang di lapangan bahkan berpuluh-puluh tahun Polda Sumut selalu
bersama kita, mereka sangat akrab dan sangat bersatu dengan buruh apabila
melakukan aksi. Kita tadi sudah menyampaikan bunga ke Kepolisian, dimana bunga
itu sebagai apresiasi setinggi-tingginya terhadap Polri khususnya Polda Sumatera
Utara yang telah mengamankan dan mengawal kegiatan ini. Bunga itu juga sebagai
lambang keakraban dan lambang kecintaan buruh yang ada di Sumatera Utara
terhadap Polda Sumut," ucap Anggiat. Menyikapi
Polda Sumut yang telah menjadi benteng utama dalam pengamanan yang humanis
ditiap aksi yang dilakukan, Tony berharap, hal tersebut terus dilakukan dan
dipertahankan oleh Polda Sumut. Sebab hal itu, ia nilai sebagai wujud
keberpihakan terhadap rakyat. "Kami
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Kepolisian khususnya Polda
Sumatera Utara dan Polrestabes Medan yang setiap kami melakukan aksi, kita
selalu berkoordinasi dengan baik. Kami berharap hubungan ini terus berjalan
dengan baik,"ungkap nya. (Faisal Siregar)
0 Comments