Indra Septiawan pelaku pembunuhan
remaja penjual gorengan Nia Kurnia Sari (dok. Afdal/detikSumut)
MAJALAHJURNALIS.Com (Padang
Pariaman) - Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen
Suharyono mengatakan Indra Septiawan (26) tersangka pelaku pembunuhan gadis
remaja penjual gorengan Nia Kurnia Sari (18) di Padang Pariaman bukan orang
sembarangan. Latar belakang residivis menurutnya membuat polisi sulit
menangkapnya.
"Perlu kami sampaikan, bahwa
profil tersangka ini adalah seorang residivis yang tahun 2013 pernah berurusan
dengan pihak kepolisian terkait pencabulan. Dan tahun 2017 berkaitan dengan
peristiwa pidana berkaitan narkoba," kata Kapolda Sumbar Irjen Suharyono
saat rilis dengan awak media di Mapolres Padang Pariaman, Jumat (20/9/2024).
"Sebenarnya tersangka ini bukan
orang sembarangan. Sehingga itulah pencarian 10 hari itu cukup sulit. Dengan
kebesaran Allah dan juga ketelitian dan kesabaran para penyidik dan tim
gabungan akhirnya menemukan tersangka," sambungnya.
Kapolda menyebut, pihaknya sudah
beberapa kali melakukan penyergapan terhadap tersangka. Namun menurutnya
tersangka selalu lolos saat penyergapan.
"Saat pelarian pertama, saat
hujan deras pelaku masuk hutan dan tersangka lolos dari penyergapan . Kita
hanya menemukan sendal dan tas. Kemudian 2 harinya kami upayakan penyergapan
lagi, tapi dia lolos lagi karena berpindah tempat. Sementara di hari 9 kami
kembali melakukan penyergapan, namun dia kembali lolos. Dan akhirnya di hari 11
dia ditemukan," ungkap Kapolda.
Sementara selama pelarian, tersangka
menurutnya berpindah-pindah tempat di daerah Kecamatan Kayu Tanam dengan cara
keluar maksud hutan. Karena saat itu tersangka menurutnya menguasai medan pelarian.
"Akhir cerita di hari Kamis (19/9/2024)
pukul 15.03 itu, tersangka berada di atas atap disalah satu rumah kosong. Atas
bantuan dari masyarakat kemudian secara bersama-sama mencari dan menemukan
pelaku yang sedang mengumpat. Tersangka kemudian diupayakan diturunkan dengan
tidak mudah," ungkapnya.
"Untuk dia keluar masuk hutan,
karena mencari makan dan logistik dengan berbagai cara. Tapi dia tidak bisa
jauh, karena kami penyidik dan tim gabungan ini menutup akses dia agar tidak
jauh-jauh perginya. Karena dampak banyaknya polisi dan masyarakat, dia
memutuskan bersembunyi di atap rumah kosong dengan anggapan tidak ditemukan
polisi," tuturnya.
Sumber : detiksumut
0 Comments