Ticker

7/recent/ticker-posts

Ketegangan Memuncak, Israel Ancam Bunuh Ayatollah Khamenei

 

Ketegangan Memuncak, Israel Ancam Bunuh Ayatollah Khamenei
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.@AP/AP.


Jerman, Prancis, dan Inggris menyerukan deeskalasi dan segera menggelar pertemuan darurat di Jenewa. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menekankan, “Dunia tidak bisa membiarkan konflik ini berubah menjadi perang regional terbuka. Semua pihak harus menahan diri”


MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) -  Ayatollah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, menjadi target pernyataan paling keras dari Israel sejak konflik terbaru meletus. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka mengancam akan menghabisi tokoh paling berpengaruh di Iran tersebut, menyulut kekhawatiran global akan potensi perang besar di Timur Tengah.
 
"Orang seperti Ayatollah Khamenei tidak pantas hidup," ujar Katz dalam wawancara yang dikutip oleh Yedioth Ahronoth, surat kabar terbesar di Israel, Kamis (19/6/2025).
 
Pernyataan ini dilontarkan beberapa jam setelah Iran membalas serangan terhadap fasilitas nuklirnya dengan meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Israel. Iran mengklaim serangan rudalnya menyasar markas intelijen dan militer Israel yang berada di dekat Rumah Sakit Soroka di Beersheba.
 
 "Target kami adalah pusat-pusat keputusan dan operasi militer Israel yang sengaja ditempatkan di sekitar infrastruktur sipil," kata Juru Bicara Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Ramazan Sharif, kepada Tasnim News Agency.
 
Militer Israel membalas dengan menyerang reaktor nuklir Khondab di Arak dan fasilitas lainnya di Natanz. Reaktor Khondab, menurut laporan IAEA (Badan Energi Atom Internasional), dikenal sebagai reaktor air berat yang mampu menghasilkan plutonium, bahan utama untuk bom nuklir.
 
Hingga saat ini, otoritas Israel menyebut lebih dari 400 rudal telah ditembakkan oleh Iran dalam sepekan terakhir. Sistem pertahanan Iron Dome mencegat sebagian besar, namun 40 rudal berhasil lolos dan menyebabkan 24 warga sipil Israel tewas serta 80 lainnya luka-luka.
 
Di pihak Iran, laporan resmi menyebut 224 korban jiwa. Namun, menurut Amnesty International dan Human Rights Watch, jumlah korban sipil yang jatuh akibat serangan udara Israel bisa mencapai 639 orang, dengan lebih dari 1.300 lainnya terluka.
 
Dalam pidato publiknya, Ayatollah Khamenei dengan tegas menyatakan bahwa Iran tidak akan mundur menghadapi tekanan. “Jika mereka berpikir bisa membuat bangsa Iran berlutut, mereka keliru besar. Setiap agresi akan dibalas dengan kekuatan yang lebih besar,” kata Khamenei seperti dilansir Press TV, media pemerintah Iran.
 
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menolak memberi jawaban pasti soal kemungkinan keterlibatan militer AS. “Kami membuka pintu untuk dialog, tapi Iran memilih jalan konfrontasi. Waktu untuk diplomasi hampir habis,” ujar Trump saat ditanya oleh jurnalis Fox News.
 
Di Eropa, Jerman, Prancis, dan Inggris menyerukan deeskalasi dan segera menggelar pertemuan darurat di Jenewa. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menekankan, “Dunia tidak bisa membiarkan konflik ini berubah menjadi perang regional terbuka. Semua pihak harus menahan diri.”
 
Kini perhatian dunia tertuju pada keputusan-keputusan strategis selanjutnya dari Ayatollah Khamenei, yang bisa menjadi penentu apakah kawasan akan terseret ke dalam perang besar, atau menemukan jalan menuju negosiasi damai.
Sumber : Beritasatu.com

Posting Komentar

0 Komentar