Ticker

7/recent/ticker-posts

676 Suara Sah Tentukan Ketua Umum Baru PPP

 

676 Suara Sah Tentukan Ketua Umum Baru PPP
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi.@Beritasatu.com/Yustinus Paat

MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta) - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi, memastikan Pemilihan Ketua Umum periode 2025-2030 dalam muktamar ke-10 akan dilakukan melalui mekanisme 676 suara sah dari total 1.384 suara peserta.
 
Arwani menjelaskan, jumlah suara tersebut berasal dari dewan pimpinan wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Dewan Pimpinan Pusat (DPP), serta badan otonom partai, masing-masing dengan satu suara.
 
“Yang dari 670-an suara itu nanti mau milih siapa, tentu yang mayoritas yang menang,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (27/9/2025).
 
Pemilihan akan dipimpin Steering Committee (SC), sejak sidang paripurna pertama hingga akhir muktamar. Agenda muktamar meliputi pembukaan, pembahasan jadwal, tata tertib, laporan pertanggungjawaban pengurus 2020-2025, hingga tahap pemilihan ketua umum.
 
Menurut Arwani, muktamar bukan hanya forum memilih pemimpin baru, tetapi juga ruang tertinggi permusyawaratan partai untuk menentukan arah kebijakan lima tahun ke depan. Forum akan membahas AD/ART, rekomendasi kebijakan, dan keputusan strategis lain.
 
“Muktamar ini diharapkan membahas banyak perbaikan dan pembaruan di PPP,” katanya.
 
Terkait kandidat ketua umum, hingga kini forumlah yang akan menentukan nama resmi. Namun, sejumlah nama mulai mengemuka di publik, antara lain Mohamad Mardiono, Agus Suparmanto, dan Husnan Bey Fananie.
 
“Apakah tiga nama itu benar-benar menjadi kandidat, nanti kita lihat pada forum muktamar,” ujarnya.
 
Arwani juga menegaskan mekanisme pemilihan ketua umum sepenuhnya ditentukan para muktamirin tanpa intervensi kelembagaan dari DPP. “Kalau teman-teman DPP mau jadi tim sukses juga bebas. Yang penting semuanya harus jadi tim sukses PPP,” tegasnya.
 
Muktamar ke-10 PPP resmi dibuka sore ini dengan tema “Transformasi PPP untuk Indonesia”, dihadiri pengurus DPW, DPC dan DPP, serta dijadwalkan berlangsung hingga 29 September 2025.
 
Diharapkan Kedepan Ketua Umum Baru PPP Lebih Serap Aspirasi Anak Muda



Menjelang Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan digelar pada 27-29 September 2025, kelompok kader muda yang tergabung dalam PPP Muda menyuarakan harapan agar Ketua Umum baru partai mampu lebih terbuka dalam menyerap aspirasi generasi muda.
 
Koordinator PPP Muda, Muhammad Aulia Rahman, menegaskan meski pihaknya tidak memiliki hak suara dalam forum muktamar, aspirasi anak muda tetap akan mereka sampaikan kepada para calon ketua umum.
 
“PPP Muda tidak punya hak suara dalam muktamar, tetapi suara anak-anak muda di akar rumput tetap kami bawa dan sampaikan kepada calon-calon ketua umum. Ini penting agar kepemimpinan baru nanti benar-benar memahami kebutuhan generasi muda,” ujar Aulia Rahman kepada Beritasatu.com, Jumat (26/9/2025).
 
Menurut Aulia, regenerasi menjadi kunci penting agar PPP bisa kembali bangkit setelah gagal melaju ke Senayan pada Pemilu 2024. Ia berharap kepemimpinan baru memberi ruang lebih besar bagi kader muda, baik dalam struktur partai maupun strategi politik ke depan.
 
“Kami ingin Ketua Umum baru bisa memaksimalkan peran kader muda. Kalau potensi ini dioptimalkan, kami percaya PPP bisa kembali lolos ke Senayan pada 2028,” tegasnya.
 
PPP Muda menilai keterlibatan generasi muda bukan hanya penting untuk menjaga kesinambungan partai, tetapi juga menjadi pintu masuk dalam meraih simpati pemilih milenial dan ziliinal yang jumlahnya dominan pada pemilu mendatang.
 
“Anak muda hari ini adalah pemilih mayoritas. Kalau PPP ingin relevan, maka ketua umum baru harus menempatkan anak muda sebagai subjek, bukan sekadar objek,” tutup Aulia.
 
Muktamar X PPP akan memilih Ketua Umum baru setelah berakhirnya masa kepemimpinan Plt Ketua Umum PPP  Muhamad Mardiono. Sejumlah nama yang disebut kuat maju dalam bursa calon ketua umum antara lain Muhamad Mardiono, Agus Suparmanto (mantan menteri perdagangan), serta Husnan Bey Fananie (mantan dubes RI untuk Azerbaijan).
Sumber : Beritasatu.com

Posting Komentar

0 Komentar