Ticker

7/recent/ticker-posts

Jepang vs China Memanas. Jepang Siapkan Anggaran Pertahanan Seribu Triliun

 

Jepang vs China Memanas. Jepang Siapkan Anggaran Pertahanan Seribu Triliun

Angkatan darat Jepang saat mengeluarkan kendaraan tempur amfibi dari helikopter CH47J dalam sesi latihan di Higashi-Fuji, Gotemba, Kaki Gunung Fuji.@AFP/Toshifumi Kitamura


MAJALAHJURNALIS.Com (Tokyo) –  Pemerintah Jepang resmi menetapkan anggaran pertahanan terbesar dalam sejarah negara tersebut. Kabinet menyetujui alokasi dana sebesar 9 triliun yen (sekitar Rp 970 triliun hingga Rp 1.000 triliun) untuk tahun fiskal mendatang sebagai langkah antisipasi terhadap meningkatnya ketegangan regional.
 
Langkah ini mempertegas komitmen Jepang dalam memperkuat kemampuan militer secara drastis, menyusul ancaman keamanan yang kian nyata dari China dan aktivitas rudal Korea Utara yang terus meningkat.
 
Fokus pada Kemampuan Serangan Balik Sebagian besar dari anggaran fantastis ini akan dialokasikan untuk pengembangan dan pengadaan senjata jarak jauh. Jepang berencana memperkuat kemampuan "serangan balik" (counterstrike capability) untuk menjangkau sasaran militer di luar wilayah kedaulatannya jika dalam kondisi terdesak.
 
Selain itu, anggaran tersebut akan digunakan untuk pengembangan Rudal Stand-off: Meningkatkan jangkauan rudal domestik tipe 12. Pertahanan Udara: Pengadaan jet tempur siluman F-35 tambahan. Investasi pada drone tempur dan sistem pertahanan berbasis kecerdasan buatan (AI).
 
Keputusan ini diambil di tengah laporan intelijen mengenai modernisasi militer China yang masif serta peningkatan patroli angkatan laut Beijing di sekitar wilayah sengketa Laut China Timur. Anggaran 9 triliun yen ini merupakan bagian dari rencana lima tahun pemerintah Jepang untuk mencapai standar belanja pertahanan sebesar 2% dari produk domestik bruto (PDB), sejalan dengan standar NATO.
 
Meski Jepang tetap memegang prinsip pasifis pascaPerang Dunia II, situasi geopolitik yang memanas memaksa Tokyo untuk lebih proaktif dalam menjaga stabilitas keamanan di Indo-Pasifik.
 
Hingga saat ini, pihak oposisi masih menyoroti bagaimana pemerintah akan mendanai anggaran raksasa ini tanpa harus membebani masyarakat dengan kenaikan pajak yang signifikan di tengah inflasi domestik.
Sumber : Beritasatu..com

Posting Komentar

0 Komentar