MAJALAHJURNALIS.Com (Sumenep) - Menyikapi
panasnya isu dana Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) diduga tak jelas peruntukannya,
akhirnya Ketua DPRD Sumenep Abd Hamid Ali Munir, SH berkomentar, tetapi sangat
disayangkan dalam komentarnya mengaku tidak mempunyai data, sehingga tidak
dapat berkomentar apapun terkait masalah tersebut.
Pria
berasal dari Dapil IV itu ternyata mengaku tak dapat mengontrol satu-persatu
terkait pekerjaan yang bersumber dari Dana Pokir.
Mestinya,
Ketua DPRD Sumenep sudah tahu bahwa beberapa bulan lalu ada sejumlah masyarakat
melakukan unjuk rasa ke gedung wakil rakyat Sumenep.
Bahkan,
Politisi PKB itu mengatakan, terkait realisasi pokir jika terdapat penyimpangan
disarankan agar diadukan ke yang bersangkutan, misalnya, berkaitan dengan
pendidikan, kesehatan dan program lain, maka laporkan ke komisinya
masing-masing.
”Saya
tidak bisa komentar terkait Pokir kecuali saya punyak data,”Jelasnya ke awak
Media ini, Senin (20/12/2021) lalu.
Menurutnya,
bagi masyarakat yang mendapatkan temuan bahwa ada program Pokir bermasalah
dilapangan segera konfirmasi kepada penanggungjawab program tersebut.
Namun,
saya hanya menyarankan jika temuan itu benar-benar ada, maka harus dikonfirmasi
terhadap penanggungjawab program itu atau terhadap dinas yang mengerjakan.
”Tetapi,
masyarakat yang mempunyai temuan harus serius menangani temuannya tersebut,” ungkapnya.
Kendati
demikian, Ach Junaidi selaku Pengawal Pembangunan di Sumenep sangat
menyayangkan sikap Ketua DPRD Sumenep yang terkesan acuh terhadap program yang
diduga ada indikasi tidak jelas peruntukannya.
Padahal,
Dana Pokir itu peruntukannya memang berdasarkan serap aspirasi masyarakat untuk
diserap aspirasinya agar kegiatan itu tidak hanya terkesan formalitas saja.
Parahnya,
diduga ada permainan dalam dana Pokir itu, karena kelompok masyarakat diduga
hanya diminta persetujuannya saja dan diduga yang bekerja dilapangan pihak
anggota lain.
”Diduga
Proyek itu Proyek siluman karena temuan kami dilapangan tidak ada papan nama
proyek dilapangan pekerjaan, sehingga patut diduga ada indikasi proyek sengaja
dikaburkan," ujarnya. (Asni)
0 Comments