Viral potongan
kayu di lokasi wisata Kampar. ©2023 Merdeka.com
MAJALAHJURNALIS.Com (Kampar) - Polisi menyita 175 kayu balak bulatan diduga hasil pembalakan liar atau
illegal logging di objek wisata Gulamo, Kabupaten Kampar. Belum diketahui siapa
pelaku pembalakan liar itu.
Ratusan kayu bulatan itu
ditemukan tim gabungan pada hari Senin (12/6/2023) pukul 15.00 WIB. Kayu
ditemukan di lokasi setelah viral di media sosial. Polisi berangkat ke lokasi
setelah melihat video itu.
"Berdasarkan informasi
dari masyarakat, kita langsung melakukan pencarian terhadap kayu balak bulatan
diduga hasil illegal logging," kata Direskrimsus Polda Riau Kombes Teguh
Widodo kepada merdeka.com, Selasa (13/6/2023).
Teguh menjelaskan, pencarian
dilakukan di sepanjang aliran sungai Gulamo. Saat itu, petugas tidak menemukan
lagi potongan kayu yang viral tersebut.
"Lalu petugas kembali
menyusuri sungai dan mencari kayu di PLTA Koto Panjang Desa Tanjung Alai. Nah,
di situlah tim gabungan menemukan potongan kayu yang telah disembunyikan oleh
pemilik setelah diikat," beber Teguh.
Lokasi kayu itu berjarak
sekitar lima kilometer dari Objek Wisata Gulamo. Sebanyak 25 rakit kayu dengan
total seluruhnya 175 batang disita polisi.
Untuk panjang kayu rata-rata empat meter.
"Satu rakit masing-masing
terdiri dari tujuh sampai delapan batang kayu, dengan jumlah total 175 batang
tual kayu. Untuk jenis kayu yang disita mulai dari racuk hingga rimba campuran.
Tapi pemilik kayu belum diketahui dan masih diburu," lanjutnya.
Dalam pengamatan merdeka.com
dari video yang viral di media sosial, terlihat kayu gelondongan itu mengganggu
wisatawan yang sedang berkunjung dan mandi di sungai wisata alam Gulamo di
Kampar, Riau.
Potongan kayu itu mengapung di
aliran sungai di antara bebatuan. Ukuran kayu cukup besar, yakni lebih besar
dari tubuh orang dewasa yang ada dalam video tersebut.
Salah satu pengunjung mengaku
kecewa dsn meminta polisi mengusut tuntas pembalakan liar di lokasi wisata itu.
Sehingga objek wisata steril dari aktivitas ilegal dan perambahan hutan.
"Kami baru pertama kali
ke sini, rupanya banyak kayu, ya terganggu. Kalau bisa objek wisata sterillah
dari perbuatan seperti ini," kata pria dalam video itu Senin (12/6/2023).
Sumber : Merdeka.com
0 Komentar