Curhatan guru honorer yang tak lolos seleksi
PPPK padahal punya nilai tinggi (Foto: Tangkapan layar video)
MAJALAHJURNALIS.Com (Jambi) - Curahan hati seorang guru honorer di Kota Sungai
Penuh Jambi viral di media sosial usai tidak lulus dalam seleksi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023. Guru honorer bernama Epi
Sartika itu kemudian menyampaikan soal apa yang dialaminya dalam tes PPPK. Berdasarkan video yang dilihat detikSumbagsel,
Epi adalah guru honorer yang mengabdi selama 13 tahun. Dia berjuang bisa ikut
tes PPPK dengan jerih payahnya namun kini malah tidak lulus. "Sudah 13 tahun tidak diperhitungkan, nilai
tinggi tidak diperhitungkan, padahal berangkat tes ke Jambi separuh mati demi
ikut tes," ucap Epi dilihat dari video viral nya itu, Minggu (24/12/2023). Epi juga menyebut bahwa selama mengikuti tes PPPK
itu, dia rela berangkat dari Kota Sungai Penuh menuju Jambi. Perjalanan dari
dua daerah itu juga terbilang memakan waktu 10-11 jam lamanya. Bahkan, Epi berangkat tes PPPK itu ke Jambi
dengan cara meminjam uang yang kini belum dapat dibayarnya."Ongkos bae (saja)
dipinjam buat bisa ikut tes," tangis Epi tersedu. Video curhatan Epi ini ternyata bukan hanya 1
saja, melainkan ada 2 video curhatnya yang juga viral. Di video lainnya,
dilihat detikSumbagsel Epi lagi-lagi menangis dan curhat soal ketidaklulusan dia
di PPPK. Dalam video keduanya ini, Epi seolah bertanya apa
yang menjadi dasar penilaian pihak pejabat berwenang dalam meluluskan atau
tidak meluluskan para peserta tes PPPK itu. Padahal, semua persyaratan dianggap
olehnya sudah terpenuhi, apalagi nilainya pun juga tinggi. "Assalamualaikum, aku mau bertanya kepada
pejabat yang berwenang dalam penilaian PPPK. Apa dasar yang kayo (kamu) nilai,
sampai-sampai nilai yang tinggi tidak kayo (kamu) loloskan sedangkan nilai yang
rendah kayo (kamu) loloskan," ucap Epi menangis. Ternyata, usut punya usut, Epi adalah pegawai
honorer di SD 041/XI, Desa Kampung Tengah, Kecamatan Kotobaru, Kota Sungai
Penuh Jambi. Dia diketahui ikut tes PPPK tahap II di Jambi
pada 21 November 2023. Waktu itu, Epi rela meminjam uang temannya untuk bisa
ikut seleksi PPPK. Ibu satu orang anak ini juga bercerita, bahwa apa
yang di sampaikan nya itu adalah bentuk kekecewaannya. Dia mengaku bahwa ujian
PPPK yang di tes nya saat itu banyak dugaan kecurangan. "Ya video itu saya buat bentuk saya
sampaikan soal curahan hati saya saja. Saya bingung kenapa saya bisa tidak
lulus hasil akhir PPPK padahal nilai saya tinggi, sedangkan ada yang nilainya
rendah malah lulus PPPK," kata Epi kepada detikSumbagsel. Epi merasa apa yang dialaminya itu adalah bentuk
kezaliman terhadap dirinya yang hanya orang tidak punya. Padahal seluruh upaya
sudah dilakukan Epi agar bisa lulus PPPK demi menggapai impiannya itu. "Saya sudah berjuang, dan saya rasa saya
berkompeten dengan hasil nilai saya yang tinggi. Tetapi saya malah tidak lulus
di hasil akhir. Saya hanya ingin ada kejelasan saja soal hasil PPPK ini agar
transparan," ucap Epi. Sumber : detiksumbagsel
0 Comments