![]() |
KUPT Bandar Sidoras, Ali Harahap saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (3/5/2024) dilokasi Bendungan Sidoras. @Majalahjurnalis.com |
Sudah 4 bulan lebih, sawah kami mengering dan saat ini
tanahnya pun sudah keras seperti batu. Jika kami tidak gotong-royong secara swadaya
menimbun bendungan ini, bagaimana nasib hidup kami kedepannya?
MAJALAHJURNALIS.Com (Deliserdang) –
Petani di 7 Desa di 2 Kecamatan
Percut Sei Tuan dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara mengeluh,
sawah mereka mengering seperti batu.
Pantauan Majalahjurnalis.com, Jumat (3/5/2024) sawah
petani kering seperti yang terjadi di Desa Tanjung Rejo dan masih banyak lagi
yang mengalami hal serupa, tanahnya sudah seperti batu, akibat saluran air
irigasi dari Bendungan Sidoras tidak mengalir ke sawah warga dikarenakan Bendungan
Sidoras jebol sudah 4 bulan lebih tidak diperbaiki.
Padahal Bendungan Sidoras adalah milik negara dan sudah
tentu segala sesuatu ada anggarannya dan setiap BUMN ataupun Milik Negara telah
diatur menurut UU yang berlaku di NKRI.
Alhasil petani jadi korban dari kurang perhatian
pemerintah maupun oknum pejabatnya, seperti di Kementrian PUPR dan BWS Sumatera
II maupun kepedulian Pemerintahan di 2 Kecamatan tersebut guna menanggulanginya.

Lusben Simanjuntak. @Majalahjurnalis.com

Dampak sawah mengering, petani sudah lama tak menanam padi. Ini menjadi duka yang mendalam mengingat biaya hidup sehari-hari sangatlah tinggi dan hidup mereka tergantung dari hasil penanaman padi.
Menurut salah
seorang petani padi yang ikut melakukan penimbunan Bendungan Sidoras Lusben
Simanjuntak, Jumat (3/5/2024) sore dilokasi bendungan mengatakan kepada
wartawan, Pengerjaan penimbunan Bendungan Sidoras dengan menggunakan batu koral dan beronjong dilakukan
secara swadaya masyarakat petani secara manual tanpa digaji maupun mendapat makan
dan minuman para pihak terkait. Itu semua tersedia berkat uang kantong kami
sendiri tak ada satupun butir nasi dan satu tetes air minum diberikan pemerintah
kepada para pekerja swadaya petani.
Ini kami lakukan, karena kami butuh hidup, sawah kami
harus dialiri air agar kami bisa menanam padi, karena anak-anak kami bersekolah
dan semuanya butuh uang untuk biaya hidup.
Sudah 4 bulan lebih, sawah kami mengering dan saat ini
tanahnya pun sudah keras seperti batu. Jika kami tidak gotong-royong secara swadaya
menimbun bendungan ini, bagaimana nasib hidup kami kedepannya?

Perbaikan Bendungan Sidoras dilakukan para petani secara swadaya. @Majalahjurnalis.com
Kami mintakan kepada Kementerian PUPR dan BWS Sumatera II
berkedudukan di Medan Sumatera Utara dan kepada Bapak Presiden Jokowi,
tolonglah kami! Hidup kami cuma dari pertanian ini. Janganlah hanya
slogan-slogan saja, petani disuruh percepatan tanam, penambahan pola tanam, petani yang mulia, namum
perhatian pemerintah sangat minim untuk petani. Padahal di 2 Kecamatan ini
adalah termasuk Lumbung Padi untuk Kabupaten Deli Serdang. Nyatanya bendungan
ini sudah 4 bulan tidak diperbaiki, akhirnya kami bekerja secara swadaya untuk
menyelamatkan hidup kami,” tutup Lusben.
Masih
dilokasi Bendungan Sidoras, Ali Harahap KUPT Bandar Sidoras memberi keterangan
singkat kepada wartawan.
Dikatakannya,
“7 Desa, 2 Kecamatan yang mendapat air irigasi dari Bendungan Sidoras ini,
kelihatannya begini! Dan ini bukan satu hari dua hari, kejadian seperti ini.
Terimakasih. Perhatian !!!” tutupnya dengan tegas. (TN)

0 Komentar