MAJALAHJURNALIS.Com (Medan) - Walikota Medan Bobby Nasution dapat angin segar diusung
'Super Koalisi' untuk bertarung di Pilgub Sumut 2024. Calon penantang Bobby,
Edy Rahmayadi pun angkat bicara soal hal itu. Mantan
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) ini mengatakan jika dia juga mendatangi semua
partai politik. Namun partai politik juga memiliki hak untuk menentukan bakal
mengusung siapa di Pilgub Sumut. "Ya
saya semua partai saya datangin, tetapi partai juga punya hak menentukan siapa
yang diusung," kata Edy Rahmayadi usai menghadiri undangan wawancara di
Kantor DPD PDIP Sumut, Jumat (5/7/2024). Kemudian
Edy menilai jika partai politik juga memiliki hak untuk tidak mengusung
dirinya. Dia menilai jika itu adalah dinamika politik. "Tetapi
tidak mengusung saya itu lah dinamika politik itu," ucapnya. Untuk
diketahui, Bobby Nasution sejauh ini sudah diusung oleh 6 partai politik. Yakni
Gerindra, Golkar, PAN, NasDem, Demokrat, dan terbaru PKB. Dengan
keenam partai politik tersebut, Bobby bakal mendapat dukungan 62 dari 100 kursi
DPRD Sumut. Hal itu menjadi 'super koalisi' di Pilgub Sumut 2024 nanti. Pengamat
politik dari Universitas IsIam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Faisal Riza menilai
'super koalisi' terbentuk karena Jokowi effect hingga pengaruh Koalisi
Indonesia Maju (KIM) di pusat. "Soal
bentukan koalisi itu terkait dengan pengaruh kuat koalisi di pusat. KIM yang
dipimpin Gerindra cukup meyakinkan performanya sampai ke Sumut. Itu pula yang
membuat Nasdem dan PKB mendukung Bobby," kata Faisal Riza kepada
detikSumut, Jumat (5/7/2024). Sosok
Jokowi juga dinilai memiliki pengaruh untuk pembentukannya 'super koalisi'.
Jokowi dinilai masih mampu menyedot dukungan partai politik. "Jokowi
effect sangat memengaruhi juga dukungan ini. Magnit Jokowi masih ampuh dalam
menyedot dukungan partai," ucapnya. Selain
itu, sosok Bobby juga dinilai memiliki pengaruh dalam pembentukan 'super
koalisi'. Menantu Presiden Jokowi ini dinilai memiliki elektoral yang kuat
dibandingkan figur yang lain. "Figur
Bobby sendiri dianggap menjadi alternatif kepemimpinan dibandingkan pemimpin
sebelumnya. Logika elektoral seperti tingkat elektabilitas, popularitas,
insentif politik penting bagi partai dan karena itu mereka mendukung. Ini
sekaligus menegaskan lebih rasional mendukung Bobby ketimbang figur lain,"
ujarnya. Sumber : detiksumut
0 Comments