Siswa MAN 2 Parepare melahap makan
bergizi gratis.@Beritasatu.com/Andi Mapanyukki
MAJALAHJURNALIS.Com (Jakarta)
- Program makan bergizi gratis (MBG) kembali menuai
sorotan setelah viralnya unggahan bantuan MBG berupa bahan mentah yang
dibagikan sekaligus untuk lima hari di sebuah SD negeri di Tangerang Selatan
(Tangsel).
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IX
DPR Nurhadi meminta Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan evaluasi terbuka.
"Saya memahami niat baik program MBG yang bertujuan meningkatkan gizi
masyarakat. Namun, ketika pelaksanaannya membingungkan publik, maka perlu
evaluasi menyeluruh," ujar Nurhadi, Kamis (19/6/2025).
Menurut Nurhadi, pendistribusian
bantuan dalam bentuk bahan pangan mentah tanpa petunjuk teknis jelas bukanlah
intervensi gizi yang tepat. Ia menilai langkah tersebut justru menyerupai
program bagi-bagi sembako, yang berbeda tujuannya.
"MBG itu untuk anak-anak, bukan
bantuan sembako. Tanpa panduan, tanpa alat masak, itu bisa jadi pengalihan
tanggung jawab," tegasnya.
Nurhadi juga menyoroti Satuan
Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi dapur umum program MBG. Ia mendesak
evaluasi dimulai dari sana, agar distribusi tidak lagi memaksakan pembagian
bahan mentah, terutama saat peserta didik sedang libur sekolah.
"Kalau sekolah libur, ya jangan
dipaksakan. Lebih baik alihkan ke ibu menyusui atau balita," usulnya.
Ia menekankan pentingnya kebijakan
gizi yang tidak hanya berbasis data, tetapi juga sensitif terhadap kondisi
sosial masyarakat. Salah satunya dengan mempertimbangkan daya serap dan
kemampuan pengolahan bantuan oleh penerima.
“Kita ingin kebijakan gizi yang benar-benar
berdampak, bukan sekadar memenuhi target anggaran,” tambah Nurhadi.
Sumber : Beritasatu.com
0 Komentar