Kompromi Politik Elit di Jawa dengan Pihak Asing dan Timur Asing Rugikan Rakyat dan Negara akan Meruntuhkan Keutuhan NKRI. Menggiring Rakyat Menuju Jalan Perbudakan
TNI tak seharusnya membiarkan hal-hal tingkah laku
politik Elit-elit di Pusat dan di Daerah
yang menghancurkan martabat rakyat dan yang merusak keutuhan NKRI Hegemoni
asing dan Timur asing ditambah kompromi Elit-elit politik kotor terasa kini
telah meletakkan derajat kehidupan ekonomi, sosial, hukum rakyat dalam posisi
hilangnya ketentraman, hilangnya kenyamanan, hilangnya keadilan, jauh dari
memperoleh kesejahteraan dan beroleh masa depan dan serasa menjadi sapi perahan
elit-elit di Jawa serta digiring menuju jalan perbudakan (The Road Of Serfdom)
MAJALAHJURNALIS.Com - Jangankan rakyat Aceh, Papua dan Sulawesi atau
Kalimantan dan Provinsi Riau maupun Sumatera Barat lihat Pati adalah contoh
rakyat yang sudah cemas dan putus harapan. Ya tak bisa disangkal, kini rakyat serasa tak punya
harapan untuk mendapatkan hidup yang nyaman, tentram, tak punya harapan masa depan
dan sangat miris di injaknya harkat dan martabat sebagai manusia jika masih
bersandar pada elit-elit di Jawa atau kinerja menteri-menteri di kabinet Presiden
Prabowo. Sikap dan kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani sungguh sangat-sangat
merendahkan martabat guru dengan statement, 'Bahwa Guru Beban Negara', selain itu
jika sampai pada kondisi kebijakan mendulang devisa negara harus dari
pengutipan berbagai pajak pada rakyat, hal itu sekaligusmenggambarkan bahwa NKRI sudah tak punya
hasil kekayaan alam seperti Tambang minyak, batubara, emas, nikel, timah, bauksit,
perkebunan dll. Hal demikian menggambarkan Menteri BUMN Eric Tohir tidak becus
untuk mengelola BUMN. Selain itu yang buat rakyat cemas lagi serta tak punya
martabat ialah pernyataan Menteri Negara Agraria Nusron Wahid, 'Bahwa Rakyat Tak Punya Hak Atas Tanah dan Semua Adalah Milik Negara'. sementara kita tahu ada
monopoli penguasaan tanah yang ngangkangi pasal 7, 10, 17 UU Pokok Agrariayakni konglomerat timur asing maupun asing. Belum lagi kebijakan coba-coba Mendagri yang
menetapkan beberapa pulau di Aceh menjadi masuk wilayah Sumatera Utara yang
cukup membuat sentimen rakyat dan ketidakpercayaan rakyat pada kinerja Pusat pada
Daerah. Belum lagi keseharian rakyat dihadapankan dengan
masalah penegakan hukum yang tebang pilih, tak terlihat supremasi hukum dan
persamaan hukum, rakyat maling kambing/lembu bisa tahunan bahkan mati, sementara
yang meraup trilyunan rupiah tak sampai 5 tahun, rakyat melamar kerja harus ada SKCK
sedang terpidana masih bisa mengelola keuangan/jadi pejabat negara. Rakyat makin terjepit lagi dilingkungan terjadi wabah
sabu yang merusak generasi dan ekonomi keluarga. Namun walau ada pos polisi,
sudah digrebek tetap saja bandar sabu tak tersentuh hukum, bandar sabu sangat
disegani dan ditakuti rakyat, contoh di Kampung Narkoba di Medan Denai tepatnya di Jermal
15 berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan yang sudah di demo HMI Sumut, namun
GS BD sabu yang terkenal tak tersentuh hukum juga. Yaah hukum hanya berlaku untuk si miskin, bodoh dan
dungu itu sangat terasa. Atas kondisi sosial, ekonomi, politik dan hukum serta
kepentingan keamanan dan keutuhan NKRI maka kita berharap;
Presiden Prabowo memberhentikan Menteri yang tak
berpihak pada rakyat dan negara serta tak becus bekerja.
Presiden Prabowo menasionalisasikan Perusahan Asing
setidaknya 20% menjadi milik NKRI.
Ketika supremasi hukum lenyap, persamaan hukum tidak
diperoleh rakyat serta hilangnya kenyamanan, ketentraman dan hilangnya martabat
rakyat, serta rakyat sudah jadi objek pemerasan dan intimidasi aparat yang
berkolaborasi dengan aparat, bahkan hilangnya martabat rakyat dan bangsa akibat
rusaknya kehidupan sosial, ekonomi, politik dan keutuhan bangsa, maka TNI
seharusnya tak boleh membiarkan hal-hal tersebut, TNI harus menjaga kenyamanan
hidup rakyat, haruslah menjaga martabat rakyat bangsa dan negara. Sekali lagi, kami ulangi Presiden Prabowo dan TNI harus
melakukan tindakan konkrit bukan pidato-pidato (omon-omon belaka) kompromi-kompromi
politik dengan asing dan timur asing yang merugikan negara dan rakyat harus
segera dihentikan. Rakyat didaerah sudah kecewa dan cemas, serta serasa
tak punya martabat jika harus menyandarkan harapan pada elit-elit politik di
Jawa. Kita berdoa Presiden dan TNI bisa mempercepat PERUBAHAN yang nyata
bermanfaat bagi rakyat..
(Penulis adalah Ketua Ikatan Keluarga Anak Melayu
Serdang (Suku Serumpun) Sejiwa Sekata)
0 Komentar